Lanjutan If You Meet Me First dan prolog Joy and Jessica Stories.
Jordan O'Grady harus pensiun dini dari Manchester United akibat cidera berat yang dialaminya saat pertandingan final Liga Champions. Sulung dari Shane O'Grady dan Apsarini Neville itu akhirnya mengurus bisnis bir dan baja milik keluarga O'Grady. Saat Jordan berada di Cork Irlandia untuk membuat resort, dia menemukan seorang gadis yang tidak ingat siapa dirinya. Hanya Addie yang dia ingat dan Jordan memanggilnya Addie.
Tanpa Jordan tahu jika Addie adalah Adelaide McCarthy, seorang dokter dan putri pengusaha kapal tangker yang dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Addie berhasil kabur namun dia mengalami amnesia. Demi melindungi Addie, Jordan pun menikahinya dan berusaha mengembalikan semua ingatannya hingga bisa memenjarakan pembunuh ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Pameran
"Ini .. Istri anda, Mr O'Grady?" tanya Andrew McCarthy sembari berusaha menghilangkan rasa terkejutnya.
"Iya. Addie, ini Andrew McCarthy, rekan bisnis aku," ucap Jordan ke Addie yang mengulurkan tangannya ke Andrew.
"Senang bertemu dengan anda, Mr McCarthy. Saya harap bisnis anda bersama suami saya bisa berjalan dengan mulus," senyum Addie.
Andrew McCarthy menatap aneh ke Addie yang seolah tidak mengenalinya. Apakah dia amnesia atau hanya berpura-pura.
Addie memandang wajah Andrew McCarthy dengan tatapan bingung. "Apakah ada yang salah, Mr McCarthy?" tanyanya dengan wajah polos.
"Siapa nama anda?"
"Addie. Nama saya Andrea O'Connor tapi biasa dipanggil Addie," jawab Addie tenang.
"Apakah ... Nama anda bukan Adelaide McCarthy?" tanya Andrew McCarthy dengan mata menyelidik.
Addie menggeleng. "Nama saya Andrea O'Connor ... Siapa itu Adelaide McCarthy? Putri anda?"
Jordan pun tampak tertarik dengan percakapan Andrew McCarthy dan Addie. "Siapa itu Adelaide McCarthy? Masih ada hubungan keluarga dengan anda?" tanya Jordan dengan wajah bertanya.
"Oh ... Eh, bukan siapa-siapa," jawab Andrew McCarthy dengan sikap kikuk.
"Namanya ada McCarthy ... Benar bukan putri atau istri anda ?" tanya Addie.
"Bukan, saya belum menikah Mrs O'Grady."
"Lalu, siapa Adelaide?" Addie menatap Andrew McCarthy dengan mata polos.
"Oh, dia ... Hanya orang dari masa lalu. Sudah meninggal juga. Dia mirip dengan anda soalnya."
Jordan dan Addie hanya mengangguk. Kurang ajar, dia yakin kalau Addie sudah tewas! - batin Jordan.
"Oh. Mungkin saya doppelganger dari kenalan anda," jawab Addie tanpa beban.
"Bisa jadi."
"Sayang, kamu bisa bergabung dengan Sher? Aku mau bicarakan soal bisnis," senyum Jordan sambil mencium pipi Addie.
"Oke sayang. Senang bertemu dengan anda, Mr McCarthy." Addie mengangguk lalu berjalan ke arah Shaera yang sedang mengobrol dengan Malik dan Eren.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Shaera saat Addie menghampiri dirinya.
"Aku ... Deg-degan. Sungguh! Aku tahu dia kaget tapi aku harus akting bukan?" bisik Addie sambil membelakangi Andrew McCarthy yang masih memperhatikan dirinya.
"Oke, kita pergi dan biarkan para pria berdiskusi," ajak Shaera sambil menggandeng tangan Addie yang terasa dingin. "Aku akan ke tempat makanan, Eren."
Eren mengangguk dan mencium bibir Shaera. "Hati-hati."
"Tenang saja." Shaera dan Addie pun menuju ke area makanan bersama dengan dua pengawal, membuat Eren merasa aman.
Setelah Shaera dan Addie pergi, Eren melihat Jordan hendak menghampiri mereka bersama Andrew McCarthy.
"Boys, here we go," ucap Eren ke Ghazantar dan Malik. "Joy, kamu siap dengan catatan keuangan McCarthy Ltd?"
"Siap bang Eren," jawab Joy yang ikut mendampingi mereka sebagai financial consultant.
"Sebenarnya aku sebal tapi aku juga gemas karena dia berani mau bunuh Addie. Padahal perusahaan itu bukan punya dia!" Malik meremas kedua tangannya. "Habis ini aku akan ke Dallas demi Milly !"
Eren dan Ghazantar menoleh. "Yakin Milly Banyune masih suka sama kamu?"
Malik pun cemberut sementara Joy cekikikan melihat keributan para pria ganteng-ganteng itu.
***
"Tenang Addie ... Aku tahu kamu shock, kamu emosi tapi kamu sudah bagus tadi bisa terlihat tenang," ucap Shaera sambil menggenggam tangan Addie yang gemetaran.
"Aku ... Kakiku sudah macam jelly lho Sher. Sungguh ...." Addie mengambil gelas lemon soda nya karena dia tidak mau menyentuh alkohol. Addie tidak ingat apakah dirinya bisa mentolerir alkohol atau tidak. Makanya dia mencari aman saja.
"Tidak apa-apa ... Kamu hebat lho Addie!" puji Shaera.
Kedua wanita itu melihat bagaimana Andrew McCarthy tampak sumringah saat tiga Emir itu bersedia mendatangi booth McCarthy Ltd. Mata biru Shaera pun melihat sekelilingnya dan bersirobok ke orang yang mengawasi Addie seperti Elang.
Shaera menghapalkan wajah pria itu yang kemudian pergi dan menghilang di kerumunan. Entah kenapa, Shaera merasa bahaya akan menghadang Jordan dan Addie.
"Addie, apapun yang terjadi, kamu jangan pergi tanpa Jordan atau Neil." Shaera menatap serius ke Addie.
"Memang kenapa Sher?"
"Aku rasa ada yang melihat kamu dan dia sepertinya punya niat jelek."
Addie langsung celingukan. "Siapa Sher?"
"Aku tidak tahu tapi tadi dia melihat kamu seperti tatapan hendak membunuh." Shaera memegang wajah Addie. "Ingat kata-kata aku. Kamu jangan pergi sendirian. Oke?"
Addie mengangguk. "Apakah kamu hapal wajahnya?"
"Ya. Biar nanti aku cari tahu bersama dengan suamiku."
***
Apartemen Jordan.
"Ada yang melihat kamu dengan tatapan ingin membunuh?" Jordan menatap Addie saat mereka hendak tidur.
"Iya. Sher yang bilang. Katanya mau dicari tahu siapa karena Sher yang hapal wajahnya." Addie melepaskan kimono nya dan naik ke atas tempat tidur.
"Jangan-jangan dia yang mencari kamu waktu di rumah sakit," gumam Jordan penasaran.
"Apa yang akan terjadi Jordan?" tanya Addie bingung.
"Benar kata Sher, kamu jangan pergi sendirian! Harus bersama aku dan Neil atau salah satu dari kita berdua! Bukan apa-apa, sayang. Andrew McCarthy sudah tahu kamu masih hidup meskipun kamu bilang namamu seperti nama neneknya Bang James tapi dia tahu. Kamulah Adelaide McCarthy!" jawab Jordan.
"Jujur aku takut tapi juga bersemangat untuk bisa menangkap orang-orang itu!" ucap Addie sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh polos Jordan.
"Kita akan selalu waspada setiap saat, Addie. Karena selama mereka masih bebas, masih menguasai perusahaan milik ayahmu, mereka tidak mau ada kesalahan sedikit pun. Andrew McCarthy tahu, jika kamu muncul, maka pemegang saham, pengacara, investor baru dan polisi akan mengejar dirinya guna mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya pada Albert McCarthy! Itu akan menjadi chaos dan bisa-bisa goncang keuangan McCarthy Ltd." Jordan menatap Addie serius.
Addie memeluk Jordan. "Jika suatu hari nanti aku berhasil mengambil perusahaan ayahku, apakah kamu mau membantu bisnis kami? Jujur Jordan, aku tidak paham bisnis ini karena aku lebih suka jadi dokter ...."
Addie dan Jordan saling berpandangan. "Aku mulai ingat lagi ...."
"Alhamdulillah Addie. Pelan-pelan dan kamu akan ingat satu demi satu." Jordan tersenyum ke arah Addie. "Soal perusahaan kamu, insyaallah aku akan membantu begitu juga dengan Daddy dan Oom-oom aku yang lebih berpengalaman dalam bisnis. Kamu tidak usah khawatir. Oke?"
Addie mengangguk. "Thank you Jordan."
"Apapun untuk istriku."
***
Kamar Hotel Andrew McCarthy
"Dia masih hidup! Dia masih hidup !" gumam Andrew McCarthy sambil minum whiskey nya. "Tapi dia bilang namanya Andrea O'Connor. Apakah dia memang bukan Addie? Tapi dia mirip sekali!"
Andrew mengambil ponselnya. "Kamu cari tahu siapa istri Jordan O'Grady! Kalau perlu, ikuti mereka berdua!"
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
gemesin banget....
kangen sama boneka labubu pingin ngarungin