NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Berondong

Terjerat Cinta Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pihak Ketiga / Beda Usia
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Alana Xaviera merasa seperti sosok yang terasing ketika pacarnya, Zergan Alexander, selalu terjebak dalam kesibukan pekerjaan.

‎Kecewa dan lapar akan perhatian, dia membuat keputusan nekad yang akan mengubah segalanya - menjadikan Zen Regantara, pria berusia tiga tahun lebih muda yang dia temui karena insiden tidak sengaja sebagai pacar cadangan.

‎"Jadi, statusku ini apa?" tanya Zen.

‎"Pacar cadangan." jawab Alana, tegas.

‎Awalnya semua berjalan normal, hingga ketika konflik antara hati dan pikiran Alana memuncak, dia harus membuat pilihan sulit.


‎‎📍Membaca novel ini mampu meningkatkan imun dan menggoyahkan iman 😁 bukan area bocil, bijak-bijaklah dalam membaca 🫣


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8 : TCB

‎"Tante tutup dulu telefonnya ya, Zergan. Tante nelfon cuma buat kasih tahu itu sama kamu,"

‎‎Amara menurunkan ponsel itu dari telinganya setelah Zergan menjawab dan mengucapkan terima kasih. David yang sedang duduk santai di sofa pun segera menutup dan menurunkan buku yang sedang dia baca, beralih menatap sang istri yang berjalan mendekat ke arahnya.

‎‎"Memangnya teman yang mana yang Alana inapi rumahnya?" tanya David.

‎‎Amara menghela napas, duduk di sofa berbeda dan mengangkat kedua bahunya, "Nggak tahu, Pa. Cuma kirim pesan kalau malam ini dia menginap dirumah teman dan meminta Mama untuk memberitahukan pada Zergan juga, pas Mama telefon nomornya sudah tidak aktif."

‎‎David menghela napas panjang, "Seharusnya Alana memang sudah menikah, supaya dia tidak sering keluyuran seperti ini terus."

‎‎"Tempo hari Papa sudah coba bicara dengan orang tua Zergan tentang keseriusan hubungan mereka berdua. Jika Zergan tetap tidak ada pergerakan, mungkin nanti Papa akan coba bertemu dan bicara langsung dengannya," sambung David.

‎-

-

-

"Zergan."

Zergan menurunkan ponselnya sesaat setelah panggilan telefon terputus, menoleh pada Karina dimana mereka berdua masih berdiri di lorong masuk hotel setelah beberapa waktu lalu mereka keluar dari ruang jamuan makan malam.

"Alana?" tebak Karina.

Zergan mengangguk, "Tadi siang Roy menelfon dan mengatakan jika dia bertemu dengan Alana di bioskop. Aku hanya ingin memastikannya saja, tapi dia tidak mengangkat telefon dariku. Dan barusan mamanya yang menelfon untuk memberitahukan jika malam ini Alana menginap di rumah teman,"

‎Zergan menghela napas pelan, melihat jam di pergelangan tangan. "Sudah hampir jam sebelas malam, sebaiknya kamu naik saja ke kamarmu dan istirahat."

‎"Besok pagi kita punya jadwal penting. Kita harus pergi ke lokasi proyek yang masih sedang berjalan untuk memantau perkembangannya secara langsung." imbuhnya.

Karina menahan lengan Zergan saat pria itu hendak melangkah pergi, "Kapan kamu siap menceritakan kebenarannya pada Alana, Zergan. Bukan hanya Alana, tapi dia juga butuh kamu untuk selalu ada disampingnya setiap saat."

‎"Aku tidak siap," Zergan menoleh, tatapannnya begitu dingin. "Aku tidak siap kehilangan Alana jika dia mengetahui tentang kebenarannya. Aku sangat mencintai Alana dan tidak ingin kehilangannya."

Karina tersenyum kecut, menurunkan tangannya dari lengan Zergan dan melipatkannya didada. "Kamu egois, Zergan. Harusnya kamu jujur sejak awal dan tidak membiarkan kami semua hidup dalam ketidakpastian seperti ini."

"Aku tidak peduli." sahutnya ketus." Bagiku, duniaku sekarang adalah Alana seorang." tekannya.

Langkahnya menuju ke arah lift. Begitu pintu lift terbuka, Zergan melangkahkan kakinya masuk, meninggalkan Karina dalam kesunyian dan kekesalan yang wanita itu tutupi.

-

-

-

Alana membuka matanya perlahan saat cahaya matahari mulai menyelinap masuk melalui celah-celah ventilasi rumah. Awalnya dia pikir semalam dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, tapi sepertinya dia salah.

"Zen."

Alana terkejut saat tidak melihat Zen ada diruangan itu, dia mengarahkan pandangannya pada pintu depan yang masih tertutup rapat. Tidak mungkin kan Zen meninggalkannya sendirian disana.

"Zen...? Zen...?" panggil Alana lagi dengan suara keras.

Merasa tidak ada sahutan, akhirnya Alana memutuskan untuk bangun dan mencari keberadaan Zen didalam rumah itu. Rumah itu tidak terlalu besar dan hanya memiliki dua kamar, jadi mudah bagi Alana untuk mencari. Namun, setelah dia mencari kesana-kemari, keberadaan Zen tetap tidak dia temukan.

"Kurang ajar, tega sekali kamu meninggalkan aku sendirian disini, Zen!" kesal Alana dengan wajah memerah menahan tangis, kedua tangannya terkepal disisi.

Suara mesin mobil yang terhenti dihalaman rumah tersebut membuat Alana terkesiap, dia melangkahkan kakinya cepat dan membuka pintu depan. Zen keluar dari dalam mobil dan segera menghampirinya.

"Sudah bangun?" tanyanya lembut.

"Kamu darimana saja?!" napas Alana terdengar berat, dengan mata memerah menahan tangis yang hampir pecah. "Meninggalkan aku sendirian disini!"

"Tidak juga," Zen melangkah masuk, dia langsung melihat ke meja, dimana ponsel Alana masih menyala dengan layar video call yang masih terhubung ke ponselnya.

"Aku harus pergi dari jam empat tadi untuk mencari bantuan, tapi aku melakukan video call dengan ponselmu supaya aku tetap bisa mengawasimu dari jauh." Zen mengambil ponsel itu, kembali menghampiri Alana dan mengulurkan ponsel itu pada pemiliknya.

Tatapannya melembut, kemarahan yang tadi sempat menguasai dirinya tergantikan dengan perasaan sedih yang membanjiri. Dia sudah berburuk sangka pada Zen, mengira pria itu meninggalkannya begitu saja, padahal Zen sampai bela-belain tidak tidur karena menjaganya sepanjang malam. Terlihat dari wajah Zen yang nampak lelah, mata yang biasanya cerah sekarang terasa berat dengan lingkaran hitam yang jelas membungkusnya.

‎"Aku... Aku minta maaf," ucap Alana dengan suara pelan, air matanya menetes di pipinya. "Harusnya aku tidak langsung menuduh dan mau mendengar dulu."

‎Zen hanya tersenyum lembut, mengusap air mata di pipinya dengan ujung jari. "Tidak apa-apa, aku tahu kamu takut. Yang penting sekarang kamu aman, dan mobil juga sudah siap jadi aku bisa mengantarmu pulang."

Meskipun kelelahan itu jelas terlihat, tapi tidak ada tanda marah di wajah Zen. Dia menurunkan tangannya, menggenggam tangan Alana dengan erat.

"Kita pulang sekarang," ajaknya kemudian, yang dijawab anggukan kecil oleh Alana.

Setelah membenahi kembali apa yang sudah mereka gunakan semalam, Zen membawa Alana masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya pergi meninggalkan rumah itu. Untuk beberapa saat mereka saling terdiam, hingga suara Zen memecah kesunyian didalam mobil.

"Semalam aku pinjam ponselmu untuk mengirim pesan pada mamamu supaya mereka tidak khawatir." ucap Zen, menoleh sekilas pada Alana yang duduk diam disampingnya. "Aku juga minta mamamu untuk menelfon Zergan dan memberitahunya karena dia terus menelfonmu semalam."

Alana terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Zen, dia menolehkan kepalanya cepat. "Zergan menelfon?" ulangnya sedikit panik.

Zen mengangguk, "Kamu telefon saja dia sekarang, sepertinya dia mengkhawatirkan kamu."

Alana mendesah pelan, mengarahkan pandangannya keluar kaca mobil dengan tatapan menerawang. Jikapun Zergan mengkhawatirkannya, kekasihnya itu tidak akan kembali dalam waktu cepat hanya untuk sekedar memastikannya baik-baik saja.

"Oya, menyimpan foto kita berdua di ponselmu, apa itu tidak bahaya?" tanya Zen.

Alana menoleh pelan, "Aku akan langsung menghapusnya setelah memindahkannya ke laptop. Lagipula, saat aku menikah dengan Zergan nanti, aku akan menghapus semua foto-foto kita berdua dan hanya akan mengingatnya dalam memoriku, menjadikannya sebagai rahasia indah kita berdua. Kamu juga kan?"

Zen hanya tersenyum tipis, sesederhana itu pemikiran Alana. Wanita itu tidak tahu saja jika dia sudah mulai jatuh hati. Semalaman Zen berusaha kuat untuk menahan diri supaya tidak menyentuh bibir Alana saat wanita itu tertidur dengan terus mendekatkan wajah ke arahnya.

-

-

-

Bersambung....

1
S
sangat bagus dan tidak berbelit-belit
Zuri
jeng jeng jeng... akhirnya Alana tau.. kamu berani jujur, tapi Zergan mana mau jujur.. penabur benih dan kecebongnya pun suah ada..

mo komen di paragrap gak bisa,, lagi repisi katanya🤧🤧
Zuri
lana dah jujur.. diirimu bakal jujur gak Zergan?😏
Zuri
ngeles aja terus.. bentar lagi juga ketahuan
Zuri
dirirmu kepo atau apa??🙄🙄 kalo ada hubungan kan harusnya kamu seneng kan, 🙄
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Mainnya sedikit licik tak masalah yaa zen 🤭 namanya juga cinta. saat melihat orang yang di cintai di bohongi, pasti tak tega dan tak rela. makanya kamu memperlihatkan kenyataan pahit ini sama alana. supaya alana tak menyesal dalam mengambil keputusan.
Zuri
siap siap dengar hal selanjutya ya Lana, pastikan jantungmu kuat. man sudah ada pengganti😏
Zuri
Zergan sudah waktunya untuk dibuang
Zuri
nurun dari bapak ternyata/Facepalm/
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
Alana yang baru berbuat salah, dia berani jujur untuk memulai hubungannya bersama kamu zergan. tapi kamu apa? kamu bertahun-tahun menyimpan kebohongan besar. Dan saat kamu ingin melamar alana pun, kamu masih saja tak berani jujurr...cemennn elo!!
Zuri
kan baru calon.. masih bisa lah dirbut
Zuri
kann 🤣🤣🤣
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
harusnya Alana langsung masuk gak sih. biar ke tembak langsung.
gonjang-ganjing hubungan
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
puyeng, puyeng dech alana🤭
selamat berpusing ria ya lana 😂

Kalo zergan, Dateng lagi Jan diterima ya rin.dia ngebuang kelean sebegitu enaknya
Agunk Setyawan
zergan mokondo cemen
🔥Violetta🔥: Bungkus dan lempar ke laut kak si Zergan 🤣🤣🤣
total 1 replies
ari sachio
y begitulah ....kayla memang ankku sama calon suami km yg tk pernh dianggp sama sekali .tp sawahku selalu dicangkulnya saat kami pergi ke luar kota.😁😁😁
ari sachio: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 2 replies
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
jreng jreng hayolohhh akhirnya kamu tahu, kalau kayla anaknya karina..alana? sudah saatnya kamu mengetahui smeuanya.
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
selagi janur kuning belum melengkung, bebas di tikung tante 🤣🤣 sudah melengkung pun kalau emang cinta mati yaa rebutt bawa lari 🤣🤣
ALURRA KHAI BACHTIAR 💅
Nah lho.....eng ing eng.....
sory ini ya Alana Mungin agak jahat. tapi Karin cerita aja dech.
biar bisa dapet selotip yang baek
🔥Violetta🔥: Nah, harusnya 😁
total 1 replies
ari sachio
😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!