Sagaara Arjun Wijaya, pria si pahit lidah kalau bicara sangat menyakitkan. Bahkan semua ucapan yang keluar dari mulutnya membuat Vely sang istri tak mampu berkutik.
Vely ialah seorang gadis yang jauh dari type Sagaara. Terpaksa menikahi tuan muda karena sebuah jebakan seorang Rani yang ternyata dirinya hanya jadi bahan taruhan antara Rani dan Sagaara!
Namun, siapa yang menyangka dalam waktu 3 bulan kontrak pernikahan benih cinta muncul di hati tuan muda, akankah sulit baginya untuk mengungkapkan rasa itu?
...
Kegabutan seorang penulis novel.
Nama pemeran yang ada di novel ini hanya sebuah kebetulan belaka yeee.. jadi jangan heboh sendiri.
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Kireina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.17
Lah, tuan
muda sudah mulai sewot saja alias cemburu? Mungkin kah?
"Em ya
baiklah, saya akan pergi.. tapi tuan jangan lupa untuk mentransfer biaya
pengobatan nya ya? Hehe.."
Bukan
Sagaara namanya, jika tidak melirik orang lain hanya dengan ekor mata nya.
"Hm!"
Dia meraih
hp dan mulai bertransaksi, mentransferkan uang 5.000.000 untuk biaya pengobatan
Vely.
Tring!
Notifikasi
di hp milik dokter Hamish, "Ah nona manis, saya permisi dulu.. selamat
malam nona, tuan muda.."
"Selamat
malam, tuan.." balas Vely lalu tersenyum.
Nan
mengikuti langkah kaki dokter Hamish yang berjalan ke luar, lalu Nan menutup
pintu kamar tuan muda dari luar juga.
"Nan?"
"Iya,
dokter?"
"Kau
tahu, siapa wanita yang bersama tuan muda di dalam kamar?"
"Maaf
dokter.. saya sendiri juga tidak tahu siapa nona itu.. apakah dokter ingin saya
mencaritahu nya?"
Tangan
Hamish bergerak di udara, masih berjalan membelakangi Nan. "Tidak, tidak..
nanti juga kita akan mengetahui nya."
Nan
mengangguk, "Baik dokter.."
Nan
mengantar dokter Hamish sampai di ambang pintu, dia menatap lekat punggung
kekar yang sedang memakai kemeja putih itu.
***
Di dalam
kamar mendadak Vely memundurkan tubuh nya, saat melihat Gaara yang mendekat
sembari melepas satu persatu kancing kemeja nya.
Ma- mau apa
dia? Kenapa membuka kemeja..
Vely meraih
bantal, menutup wajah nya dengan benda itu. "Ja- jangan mendekat!"
Gaara hanya
menyeringai, dia sangat suka sekali menggoda upik abu nya.
Kemeja di
tubuh nya sudah lolos, hingga teronggok di atas lantai. Dia naik ke atas
ranjang.
Tangan nya
menjulur seolah-olah hendak meraih lengan Vely. Jantung gadis itu berpacu
dengan cepat. Rona merah di wajah nya menyembul se enak nya!
Aaa, tidak..
matilah aku.. heh?
Tangan Gaara
tak sampai pada nya, rupa-rupa nya pria itu hanya mengambil guling yang
tergeletak di dekat Vely.
Gemetar,
gemetar, Vely mau teriak karena kelakuan Sagaara pada nya itu hampir-hampir
membuat jantung nya melompat keluar.
"Apa?"
ketus Gaara yang sudah membaringkan tubuh kekar nya di ranjang.. "Kau mau
tidur di sini.." menepuk ranjang, " Atau di sofa, di lantai, dimana
pun terserah!" lalu membalik badan untuk membelakangi Vely.
Membiarkan
gadis itu untuk menatap lekat punggung kekar seorang tuan muda Gaara.
Siapa juga
yang mau tidur denganmu!
Vely
mengerucutkan bibir nya, dan segera turun dari ranjang. Melangkah tergesa-gesa
menuju sofa.
Tangan nya
merogoh sesuatu di tubuh nya, Astaga! Tas, tas ku dimana? Vely beranjak
berdiri dia panik, lalu melangkah mendekati ranjang mencoba untuk membangunkan
Sagaara.
"Tuan,
tuan.." seru Vely mengguncang pelan bahu Gaara.
"Hm.."
"Tas
saya, dimana tas saya?"
"Tidak
tahu!"
"Tuan,
tolong jangan katakan tidak tahu.. pasti tertinggal di mobil.." Vely
kembali mengguncang bahu Gaara, kali ini sedikit lebih kuat. "Tuan -"
Vely
terbelalak saat Gaara mencengkram tangan nya, "Berhenti melakukan hal itu,
ini sudah malam lebih baik kau tidur. Jangan risaukan tas mu, tak ada seorang
pun yang berani menyetuh benda milik ku. Sekalipun aku sudah membuangnya!
Sana!" bentak Gaara sembari menghempaskan tangan mungil Vely ke udara.
"Emh!"
Vely mengelus tangan yang tadi di cengkram Sagaara, "Tapi tuan, saya harus
mengabari kak Dami -"
Gaara
membulatkan mata nya dengan sempurna, dia duduk di atas ranjang dengan
tangannya yang secara ganas mencengkram rahang ramping Vely.
"Berhenti
menyebut nama pria lain di hadapanku!" sorot matanya begitu dingin.