Cerita ini hanya fiktif semata, hanya karangan belaka dari penulis, mohon maaf jika ada ke samaan nama & tempat.
Kisah seorang anak manusia yang mempunyai kelebihan dari anak-anak yang lain yang berjuang bertahan hidup setelah kematian yang tragis kedua orang tua nya yang menjadikan nya seorang penguasa dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGAKUAN PAK ADI COKRO KEPADA GERHANA
Sesampainya di rumah milik Pak Adi Cokro, Gerhana pun terkejut melihat dua orang yang dicintai dan disayanginya sedang menunggunya di ruang keluarga dan di atas meja tersebut juga terdapat beberapa makanan ringan dan juga kopi serta beberapa minuman lainnya, tapi minumannya bukan minuman yang mengandung alkohol, ya, Guys. Mereka adalah Pak Adi Cokro, ayah angkatnya, dan Lyra, adik angkatnya Gerhana.
Gerhana pun langsung mengucapkan salam kepada Pak Adi Cokro dan juga Lyra, "Assalamualaikum, Pak, dan adikku Lyra," ucap Gerhana kepada mereka berdua. Dan langsung dijawab oleh keduanya, "Waalaikumsalam, Nak," "Waalaikumsalam, Kak." Gerhana pun langsung mendekati Pak Adi Cokro dan mengambil punggung tangan kanannya Pak Adi Cokro serta mencium punggung tangannya Pak Adi Cokro, setelahnya Gerhana pun langsung menghampiri Lyra. Begitu Gerhana mendekatinya, Lyra pun langsung mengambil punggung tangan kanannya Gerhana dan menciumnya sama seperti yang Gerhana lakukan kepada Papinya Pak Adi Cokro.
Sebenarnya, Pak Adi Cokro hari ini baru pulang dari luar kota untuk mengurusi urusan bisnisnya yang ada di sana.
Setelah mereka bertiga duduk di sofa yang ada di ruang keluarga, Gerhana pun memulai topik pembicaraan terlebih dahulu dengan bertanya kepada Pak Adi Cokro. "Kapan Bapak sampai, Pak?" Tanya Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Tadi pagi, Nak, sekitar jam 10," jawab Pak Adi Cokro kepada Gerhana.
"Iya, nih, Pi, kayaknya Kak Gerhana hari ini benar-benar sibuk dan asyik sendiri dengan urusannya sendiri sehingga Kak Gerhana lupa kalau Papi pulang hari ini," goda Lyra sambil menjulurkan lidahnya
WEEEEKKK!!!!!
ke arah Gerhana.
Mendengar ucapan dari Lyra, adik angkatnya, Gerhana pun hanya tertunduk malu. Melihat Gerhana yang tertunduk malu setelah mendengar ucapan dari anak kandungnya Lyra, Pak Adi Cokro pun langsung menengahi nya, "Sudah-sudah, jangan kamu goda dulu Kakakmu, Lyra," "Lihat, Kakakmu Gerhana jadi malu akibat ucapanmu," kata Pak Adi Cokro kepada Lyra. "Lyra hanya bercanda, Pi." "Lagian, Kak Gerhana curang, Pi, jalan-jalan gak ngajak-ngajak Lyra," goda Lyra sambil menjulurkan lagi lidahnya
WEEEEKKK!!!!!!!
ke arah Gerhana.
"Bukannya Kakak gak mau mengajakmu, Lyra, tapi kan kamu harus sekolah pagi tadi?" kata Gerhana sambil tersenyum kepada Lyra. "Kakak paling bisa aja ya buat alasan," kembali Lyra menggoda Gerhana sambil menjulurkan lidahnya
WEEEEKKKK!!!!!!!
"Iya, nanti Kakak janji akan mengajakmu untuk bersenang-senang," ucap Gerhana kepada Lyra. "HORE... ASYIK... ASYIK... ASYIK... ASYIK... Jalan... Jalan... Jalan... Jalan..." Ucap Lyra kepada Gerhana.
Melihat kedua anaknya yang begitu akur meskipun bukan saudara kandung, membuat Pak Adi Cokro sangat bahagia dan tanpa terasa Pak Adi Cokro tersenyum manis yang memperlihatkan giginya yang putih sambil melihat ke arah mereka berdua (Lyra dan Gerhana). "Inilah yang membuat Papi bahagia, Nak, melihat kalian berdua akur dan bahagia seperti ini merupakan suatu kebahagiaan yang sangat tak terkira dan sangat berharga yang tidak bisa dinilai dengan apa pun bagi Papi, Nak," ucap Pak Adi Cokro kepada Lyra dan juga Gerhana.
"Papi harap selamanya kalian bisa terus seperti ini," ucap Pak Adi Cokro kepada kedua anaknya, Lyra dan Gerhana.
"Gerhana janji kepada Bapak, Gerhana akan selalu membuat Lyra bahagia dan menjaga Lyra dengan segenap jiwa dan raga Gerhana, Pak," ucap Gerhana kepada Pak Adi Cokro dan Lyra. "Bapak percaya padamu, Nak," "Dan Bapak yakin kamu tidak akan mengecewakan Bapak," ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana.
"Baiklah, Pak, Dik Gerhana akan cerita kepada kalian hari ini ke mana saja Gerhana pergi. Pagi tadi, Gerhana pergi bersama Mat Codet ke beberapa panti asuhan dan sedikit berbagi kebahagiaan kepada mereka dengan memberikan bantuan berupa sembako, baju, dan beberapa kebutuhan yang lainnya, dan tanpa terasa hari pun sudah menjelang malam, kami pun berpisah di tempat panti asuhan yang terakhir. Mat Codet beserta anak buahnya kembali ke markasnya, dan Gerhana pun segera ingin pulang ke rumah. Tapi di tengah jalan, Gereja melihat ada sebuah mobil mewah yang sedang dikepung olehnya beberapa orang, kira-kira berjumlah tujuh orang. Mereka semua berperawakan seram serta berbadan kekar dan membawa senjata tajam seperti samurai dan pedang, melihat mereka akan berbuat tidak baik atau berbuat jahat kepada orang yang di dalam mobil tersebut, Gerhana pun langsung meminggirkan kendaraan Gerhana dan langsung menuju ke mobil tersebut."
"Tapi sebelum Gerhana bisa mendekati mobil tersebut, salah satu dari mereka langsung menghadang Gerhana seketika menyuruh Gerhana untuk segera pergi dan meninggalkan tempat tersebut dan meminta Gerhana untuk tidak ikut campur dalam urusan mereka. Karena Gerhana tidak tega kepada orang yang ada di dalam mobil tersebut, Gerhana pun tidak pergi meninggalkan tempat tersebut dan mencoba untuk berkomunikasi dengan orang tersebut, tetapi niat baik Gerhana tidak ditanggapi olehnya, malah justru Gerhana diserang olehnya dengan senjata tajamnya. Bukan hanya satu orang saja yang menyerang Gerhana, tapi keenam temannya juga ikut menyerang Gerhana."
"Dan pada akhirnya, ketujuh orang tersebut bisa dengan mudahnya Kak Gerhana kalahkan. Iya kan, Kak?" ucap Lyra memotong cerita Gerhana sambil mengedipkan dan mengacungkan jempolnya ke arah Gerhana.
Sambil tersenyum yang memperlihatkan giginya yang putih, Gerhana pun hanya membalas perkataan Lyra dengan anggukan kepala.
"Terus, Kak? Bagaimana dengan orang yang ada di dalam mobil tersebut?" Kembali lagi Lyra menyosor Gerhana dengan pertanyaannya. Pak Adi Cokro pun ikut bicara, "Lyra sayang, kalau kamu terus bertanya kepada Kakakmu Gerhana, kapan Kakakmu bisa menyelesaikan ceritanya?" Ucap Pak Adi Cokro kepada Lyra.
"HE.... HE... HE..."
"Iya, Pi, Maaf... Maaf..."
"Sangking semangatnya, Pi, Lyra mendengarkan cerita Kak Gerhana jadi Lyra potong terus ceritanya Kak Gerhana," kata Lyra kepada Papinya Pak Adi Cokro.
Gerhana pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah laku adik angkatnya Lyra.
"Jadi, gimana nih, mau Kakak teruskan gak nih ceritanya?" Goda Gerhana kepada Lyra. "Ya, harus dong, Kak," kembali lagi Lyra menjawab pertanyaan Gerhana dengan nada manjanya.
"Baiklah, Kakak akan melanjutkan ceritanya."
"Jadi, setelah ketujuh orang itu berhasil Gerhana lumpuhkan, orang yang ada di dalam mobil tersebut langsung keluar, dan betapa kagetnya Gerhana, ternyata yang keluar dari dalam mobil itu adalah seorang gadis, ya 11 12 lah denganmu, Lyra," sambil melirik dan menggoda ke arah Lyra. "Pasti masih cantikkan Lyra kan, Kak, dari gadis itu," celoteh Lyra kepada Gerhana.
"IYA... IYA... IYA..."
"Cantikan Lyra dari Angel." "Oh, nama gadis itu Angel ya, Kak?" Kata Lyra kepada Gerhana.
"Ya, nama gadis itu Angel. Setelah perkenalan, Gerhana pun berinisiatif untuk mengantarkan ke rumahnya."
"Setibanya di rumahnya, Gerhana pun langsung disambut oleh orang tuanya (ayahnya) Angel yang bernama Mat Gondrong." Mendengar ucapan Gerhana barusan, tiba-tiba Pak Adi Cokro langsung kaget dan mencoba mengingat-ingat kembali sosok Mat Gondrong yang baru saja disebutkan oleh Gerhana. Melihat ekspresi yang tiba-tiba berubah dari Pak Adi Cokro, Gerhana pun langsung bertanya dengan Pak Adi Cokro. "Ada apa, Pak?" "Apa Bapak kenal dengan Mat Gondrong?" Ucap Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Kalau tidak salah, Mat Gondrong adalah salah satu preman yang ternama di Sumatera ini," ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana.
"Ya, Bapak benar, Mat Gondrong adalah salah satu preman yang ternama," terang Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Sebentar, Kak, Lyra baru ingat sesuatu kalau Lyra tidak saya salah, salah satu orang yang mau menculik Lyra dulu itu memiliki codet atau garis di wajahnya? Apa ia orang yang sama, Kak? Tapi kenapa sekarang dia bisa menjadi seperti anak buahnya Kakak?" Tanya Lyra kepada Gerhana.
"Iya, Mat Codet yang pergi bersama Kakak pagi tadi adalah orang yang mau menculikmu dan orang yang telah disuruh Isa dan gengnya untuk mencelakai Gerhana, kenapa sekarang dia bisa menjadi seperti anak buahnya Kakak, karena Kakak telah menghancurkan kesombongannya dan dia berjanji kepada Kakak untuk bertobat kembali ke jalan yang benar."
ucap Gerhana kepada mereka berdua (Pak Adi Cokro dan adik angkatnya Lyra)
"Lyra merasa benar-benar beruntung bisa mendapatkan seorang Kakak seperti Kak Gerhana meskipun Kakak bukanlah Kakak kandungnya Lyra," Ucap Lyra kepada Gerhana dan juga kepada Papinya Pak Adi Cokro, yang tanpa terasa sudah mengeluarkan bulir-bulir bening dari matanya dan mengalir ke pipinya.
Tanpa terasa, perbincangan antara ayah dan kedua anak itu berjalan dengan penuh gelak tawa dan waktu pun sudah menunjukkan jam 23.00 malam. Akhirnya, Lyra pun segera pamit kepada orang tuanya Pak Adi Cokro dan Kakak angkatnya Gerhana untuk pergi ke kamarnya beristirahat tidur. Namun, pada saat Gerhana mau pamit ke kamarnya untuk beristirahat tidur, Pak Adi Cokro menahan Gerhana, karena ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan Pak Adi Cokro kepada Gerhana secara pribadi tanpa harus diketahui pelajaran anak kandungnya Lyra. "Tunggu sebentar, Nak Gerhana, ada sesuatu yang ingin Bapak bicarakan kepadamu," Ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana. Gerhana pun langsung menghentikan langkahnya dan menuju kembali ke hadapan Pak Adi Cokro sambil berkata, "Ada apa, Pak?" Ucap Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
"Jujur saja, Nak Gerhana, Bapak sebenarnya hari ini sudah menugaskan anak buah Bapak untuk memantau semua gerak-gerik kamu dan juga Lyra dan Bapak juga mengetahui semua yang kalian lakukan hari ini dari anak buah Bapak. Tujuan Bapak hanya satu, Bapak hanya ingin memastikan kalau pilihan Bapak tepat dan tidak salah pilih?"
"Bapak hanya ingin yang terbaik buat Lyra seandainya Bapak sudah tidak bisa lagi untuk menjaganya dan tidak ada lagi di dunia ini, Bapak bisa tenang," Ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana.
"Gerhana juga sudah tahu, Pak, daripada saat Gerhana bersama Mat Codet di beberapa panti asuhan dan sampai Gerhana berada di rumahnya Mat Gondrong, ada yang selalu mengikuti dan memata-matai Gerhana dan Gerhana juga sudah tahu kalau Bapak lah yang sudah mengirimkan seseorang tersebut untuk mengawasi Gerhana, maka dari itu Gerhana juga membiarkan orang tersebut untuk terus mengawasi Gerhana," Ucap Gerhana kepada Pak Adi Cokro.
Mendengar ucapan Gerhana, Pak Adi Cokro pun kaget seraya berkata, "Ternyata memang pilihan Bapak sangat tepat dan tidak salah untuk memilihmu menjaga serta melindungi Lyra kelak dan mewarisi sebagian apa yang Bapak punya dan Bapak yakin kamu bisa menjalankan amanah Bapak ini dengan sangat baik," Ucap Pak Adi Cokro kepada Gerhana.
"Insya Allah, Pak, Gerhana akan menjalankan semua amanah yang Bapak berikan kepada Gerhana dengan baik dan Gerhana berjanji Gerhana tidak akan mengecewakan Bapak." Dan pada akhirnya, pembicaraan ayah dan anak tersebut diakhiri dengan pelukan yang hangat antara ayah dan anak.
Mereka pun pergi ke kamarnya masing-masing untuk beristirahat tidur karena memang hari juga sudah malam. Sesampainya di kamar, Gerhana pun tidak langsung tidur, melainkan Gerhana terlebih dahulu membersihkan dirinya dulu, setelah itu dia melaksanakan kewajibannya untuk mengerjakan salat Isya dan tidak lupa Gerhana pun berdzikir dan berdoa kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT agar dia bisa tetap teguh dalam menjalankan dan menjaga semua amanah yang telah diberikan oleh Pak Adi Cokro kepadanya, barulah setelah selesai menjalankan kewajibannya salat Isya, Gerhana pun menuju kasurnya untuk beristirahat tidur.
Di luar rumah Pak Adi Cokro, anak buahnya Mat Gondrong pun sudah merekam dan melaporkan semua ke mana dan di mana Gerhana tinggal. Setelah melihat Vidio yang dikirimkan oleh anak buahnya, Mat Gondrong pun menjadi tertarik kepada Gerhana dan berencana untuk mengundang Gerhana ke rumahnya suatu saat nanti.