Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mang.... cilok.
Tiga hari berlalu dengan cepat. Hari yang dilewati letta malam itu berlalu begitu saja. Sejak paginya Bryan pamit tugas hingga sekarang belum kembali.
Tak ada pesan atau sekedar hanya bertanya kabar dari sang suami. Dan ntah kenapa letta merindukan suami menyebalkan itu.
Ia duduk termenung seorang diri di taman. Hanya berteman sepi dan hati yang resah. Sesekali ia menghembuskan napas kasar.
Ia duduk memangku kedua tangannya di atas paha, "Apa tak ada sedikit pun dia memikirkan aku? " tanyanya lirih dengan suara bergetar memikirkan sikap suaminya yang dingin.
"Setelah kejadian malam itu. Setelah dia dua kali mencuri ciumanku, apa tak sedikitpun hatinya bergetar? Bisiknya nyaris tak terdengar. Jujur saja, ia mulai mencintai suaminya yang terkesan kaku dan dingin itu. Apalagi dia orang pertama yang berhasil mencuri hati dan pikirannya.
Tiba-tiba saja, air matanya meluncur cepat dari pelupuk matanya. Letta segera menghapusnya dengan cepat. " kenapa aku jadi cengeng sih! "
"Tidak pernah sekalipun aku seperti ini hanya karena seorang lelaki, " cicitnya dengan wajah murung.
Letta meraup wajahnya, "Siall! "
" sebaiknya aku pulang! "
Dan di sore yang mendung itu ia pun beranjak dari sana.
Sementara Bryan sedang menikmati harinya bersama Lupita, kekasihnya. Mereka sedang berada di kafe dekat bandara yang sedang viral itu.
"Sayang, buka mulut kamu, " titah Lupita yang sedang memegang sendok berisi nasi dan kuah sup buntut ke depan wajah Bryan.
Bryan menurut. Ia membuka mulutnya dan langsung disambar oleh Lupita. Menyendokkan sesuap nasi dengan kuah sup yang hangat ke dalam mulut Bryan.
"Hmm..., " gumamnya menikmati rasa makanan yang berasa hangat, gurih, dan rempah sedikit pedas di dalam mulutnya.
"Gimana, yang! Enak tidak? " tanya Lupita dengan raut wajah berseri.
Bryan mengangguk mengiyakan.
"Ini menu baru yang lagi viral. Aku tau kamu suka dengan sup buntut. Makanya aku bawa kamu kesini, " seru Lupita seraya mengunyah makanannya.
"Hm.. Makasih ya sayang. Kamu tau aja selera aku. " Bryan tersenyum sumringah.
"Iya dong. Kan aku pacar kamu. Sebentar lagi juga jadi istri kamu, kan? " Lupita mengingatkan komitmen mereka. Menampilkan wajah polosnya.
Bryan langsung tersedak,
Uhukk
Uhukk
Lupita bergegas menyambar gelas minumannya dan menyerahkan ke Bryan seraya menepuk-nepuk punggung kokoh itu, " minum.. Yang!" ujar nya.
Bryan langsung menyambar dan meneguknya hingga tandas.
Gluk... Gluk...
"Terima kasih ya, sayang" Bryan meletakkan kembali gelas itu diatas meja.
"Sama-sama, honey, " balas Lupita dengan lembut.
Sejak mendengar ucapan Lupita barusan, ntah kenapa hatinya merasa berdenyut nyeri kala membayangkan ia berpisah dari istri kecilnya itu. Ada rasa tak rela melepaskannya. Namun, ia juga tak bisa meninggalkan Lupita yang merupakan cinta pertamanya. Ia tak sanggup melukai perasaan nya. Untuk sementara, biarlah begini dulu, pikirnya. Dan tanpa ia sadari bahwa hati nya sudah terbagi dua.
\*\*\*\*
Di apart.
Letta sedang berada di meja makan bersama sang bibi menyantap menu makan malam berdua.
Ketika, Bryan pamit ijin bertugas, sang mama juga pamit kembali ke mansion karena mendapat telpon dari kepala maid bahwa sang suami lagi sakit. Sebagai gantinya, mama sonya mengirimkan seorang maid dari mansion untuk bekerja di apart Bryan.
Dan sekarang, disinilah merek Berdua. Menikmati makan malam sembari mengobrol ringan.
Setelah selesai makan, letta ijin keluar dengan bibi. Ia sudah siap dengan kaos putih serta jaket kulit yang membalut tubuhnya dan celana jeans hitam sobekan dilutut serta polesan natural dengan rambut dikuncir kuda membuatnya tampak lincah dan badas.
Ia memegang kunci motor sembari menyelipkan ponsel dibalik saku jaket. Berjalan ke arah luar, "bi... Bibi, letta keluar sebentar ya, cari angin" pamitnya seraya memegang handle pintu.
"Eh... Nona muda, jangan lama-lama ya Nona. Nanti takut tuan muda pulang dan Nona tidak disini, " balas bibi dengan wajah cemas.
"Beres bi, " letta mengacungi jempolnya ke arah bibi.
"Hm.. Hati-hati Nona. "
"Makasih bi. "
Letta bergegas turun ke lobi. Menaiki motor sportnya. Ia membawa motor itu dengan kecepatan diatas rata-rata keluar dari gedung mewah itu menuju jalanan yang ramai.
Tiba di lampu merah, ternyata motor letta berhenti tepat disebelah mobil milik Bryan yang hendak mengantarkan Lupita pulang ke apartemennya.
Bryan tanpa sengaja menoleh ke luar. Tapi pandangan nya menyipit. Mencoba mengenali siapa wanita dibalik helm fullface itu.
'Rasanya familiar. Siapa gadis itu? Kenapa aku merasa dia mirip seseorang' Bryan berpikir dibalik kemudinya.
Sedangkan letta yang berada disamping, melirik melalui ekor matanya melihat siluete pria mirip suaminya sedang berdua dengan wanita yang ia kenal. Tapi ia berpura-pura tidak kenal dan acuh.
'Bajingan kau Bryan! Aku dirumah memikirkan mu yang tak ada kabar tapi ternyata kau lagi bersenang-senang dengan wanita itu'
'Cihh,menjijikkan!' batin letta kesal.
Setelah lampu berubah, letta langsung menge-gas motornya melaju kencang. Meliuk-liuk dijalanan yang sedang padat itu. Meluapkan segala emosinya dan merutuki suaminya yang brengsek.
Tin..
Tin...
Klakson dari belakang mobil bersahut-sahutan. Bryan yang termenung sontak terlonjak kaget dan langsung menjalankan mobilnya.
Lupita merasa aneh melihat Bryan yang terlihat gusar dan tidak fokus dalam menyetir, " kamu kenapa yang? " Lupita menyentuh lengan Bryan dan mengelusnya.
"Ah... Tidak apa-apa. Mungkin hanya lelah! " elaknya.
"Oh iya sayang, Aku gak bisa lama-lama. Setelah kamu sampai aku langsung balik ya. Mamaku masih di apart, " Bryan berbohong karena ia hendak mencari wanita tadi yang pergi ntah kemana. Dan hatinya yakin bahwa tadi itu adalah istri kecilnya Ketika melihat warna, dan tanda yang tidak biasa di motor itu.
Bryan sangat mengenali motor letta.
"Ya sudah, " Lupita mengalah.
Sesampainya di apart Lupita. Bryan langsung turun dan berjalan memutar. Membuka pintu mobil. Lupita pun keluar kemudian mengecup pipi Bryan sekilas.
Bryan juga mengecup dahi Lupita cepat. "Aku pulang ya. Kamu masuk gih! " titahnya
"Iya.. Aku masuk ya, " Lupita pun berjalan menjauh dari mobil Bryan menuju koridor. Sedang Bryan langsung memutar kemudinya dengan kencang. Menuju jalan yang dilewati wanita tadi.
"Kemana perginya dia? " ucap Bryan sesekali melihat ke kiri dan ke kanan jalan yang banyak terdapat pedagang.
"Awas saja kalau bertemu pria lain diluar, " Bryan memukul stir dan mengumpati istrinya kesal.
Sedang disisi letta, saat ini ia sedang bersantai di pinggir jalan. Duduk diatas jok motornya. Menunggu pesanan nya.
"Mang ciloknya gak pake lama ya, " ujarnya karena melihat banyaknya antrian pembeli yang membludak.
"Beres neng. Yang biasa kan? "Jawab penjual cilok seraya menjuali pelanggan yang lebih dulu antri.
" si mamang udah tau aja" letta terkekeh.
"Ya jelas dong. Neng kan pelanggan setia mamang, " sahutnya bangga.
"Ya jelas. Cilok nya mamang bikin nagih soalnya, " sambung letta tertawa sambil memainkan kunci motornya di tangannya yang berputar-putar.
Tiba-tiba,
Plakk,
sebuah pukulan kecil mendarat di punggung letta.
Letta yang terkejut menoleh, melihat siapa yang berani memukulnya dari belakang.
Ketika melihat siapa yang berdiri tegak di belakangnya, Pupil mata letta langsung membesar.
"Hai..., " sahut pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...