NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 LUCINDA DE VRIES

Lucinda de Vries tersenyum bahagia saat rektor mengalungkan selempang pada pundaknya serta menggeser tali toga dari topi wisudanya.

Akhir dari penantian panjang sebagai mahasiswi kedokteran dan Lucinda memperoleh predikat summa-cumlaude dengan nilai sempurna.

Lucinda tersenyum manis , wajahnya berubah senang sembari mengangkat tangan tanda kebanggaan sebagai wisudawati fakultas kedokteran.

Kebahagiaan terpancar kuat dari roman muka Lucinda setiap dia melangkahkan kakinya menuruni panggung wisuda.

Saat Lucinda berjalan kembali ke kursi wisudanya , langkahnya sangat ringan.

Tampak kedua orang tuanya hadir di acara wisudanya , mereka bangga oleh keberhasilan Lucinda sebagai sarjana kedokteran.

Gemuruh suasana meriah penyambutan wisudawan-wisudawati fakultas kedokteran Universitas Leiden memenuhi seluruh ruangan gedung wisuda , gema suara lantunan lagu mengiringi setiap langkah sarjana-sarjana muda kedokteran yang berhasil menyelesaikan pendidikannya.

Energi positif terus mengalir di ruangan ini seakan-akan memotivasi semangat setiap wisudawan dan wisudawati fakultas kedokteran.

"Selamat ya, Lucinda !" sapa papa seraya memeluk Lucinda.

"Selamat sayangku, semoga cepat dapat jodohnya" , sambung mama.

"Terimakasih sudah hadir di acara wisuda Lucinda" , kata Lucinda terharu.

"Mama yang semestinya berterimakasih padamu karena kamu telah menjadi seorang sarjana sekarang dan sebentar lagi kau akan dipanggil dokter Lucinda, sayang" , kata mama.

"Ah , mama bisa saja , ya , jelasnya Lucinda sudah jadi dokter sekarang , gak perlu nunggu dipanggil dokter lagi sama orang lain" , sahut Lucinda de Vries.

"Oh , iya , jadi anak mama sudah jadi dokter nih , sudah pintar berdebat juga , kamu ini bisa saja ngelesnya" , kata mama sembari mencubit pipi Lucinda.

"Mama gak lupakan sama hadiahnya , masak Lucinda cuma dikasih ciuman doank" , kata Lucinda.

"Eh..., eh..., eh... , anak mama bisa-bisanya menagih hadiah , gak usah hadiah spesial donk , kan sudah kewajiban nih jadi sarjana kedokteran , udah cita-citamu sejak kecil dulu", jawab mama.

"Iyaaaa... , tapi Lucinda juga pengen dikasih hadiah juga , sekali-kali ditraktir atau dikasih hadiah spesial , ini kan hari wisuda Lucinda , mama..." , rengek Lucinda de Vries seperti anak kecil.

"Eh , kok jadi manja sekarang, memangnya hadiah apa sih yang Lucinda mau , kan semua sudah punya", kata mama.

"Ada yang belum Lucinda punya , mobil baru !" sahut Lucinda disertai senyuman lebar.

"Gak deh , gak dulu , mama masih repot dengan acara pernikahan Chatarina , gak bisa juga langsung minta mobil baru , Lucinda sayang", kata mama.

"Tapi... , ma..." , sahut Lucinda merajuk manja.

"Gak dulu , Lucinda !" tolak mama.

"Masak Lucinda selalu didahulukan tapi Lucinda gak pernah diperhatikan sih , ma...", rengek Lucinda.

"Eh , siapa bilang begitu, mama selalu adil sama anak-anak mama , gak boleh punya perasaan seperti itu , Lucinda" , kata mama sembari menjauhkan Lucinda de Vries yang bergelayut manja di lengannya.

"Ayo lah, mama... , kalau mama adil sama Lucinda pasti mama beliin Lucinda mobil baru kayak punya Chatarina, mama...", rengek Lucinda.

"Dengar , Lucinda !" tegas mama. "Chatarina mau menikah , wajar kalau mama dan papa menghadiahkan kakakmu hadiah spesial di hari istimewanya, dan kamu jangan pernah cemburu karena Chatarina dapat mobil baru, besok dia menikah".

Mama menatap serius kepada Lucinda de Vries , dia benar-benar tegas pada putri keduanya ini.

Lucinda terdiam , dia berdiri mematung tanpa bisa berkata apa-apa lagi meski hatinya sangat kecewa karena mamanya tidak memberinya hadiah yang dia inginkan.

"Mama dan papa akan meninjau gedung pernikahan Chatarina , jadi mama dan papa tidak bisa merayakan makan-makan bersamamu di sini", lanjut mama.

"Mama akan pergi... ?" tanya Lucinda.

"Ya , Lucinda . Besok acara pernikahan Chatarina , mama dan papa harus segera merampungkan urusan di gedung pernikahan" , jawab mama.

"Tapi , mama... , Lucinda ingin kita merayakan acara wisuda bersama kalian , acara makan bersamanya sebentar lagi dimulai " , kata Lucinda.

"Maafkan mama , sayang , mama dan papa tidak bisa hadir , tolong mengerti lah meski acara ini sangat lah penting dan berarti bagimu, tapi acara Chatarina lebih utama lagi sebab kita mengundang banyak kerabat hadir di pernikahan Chatarina nanti" , kata mama.

Mama mencium sekilas pipi Lucinda sebelum mama berpamitan pergi.

"Maaf sekali lagi karena mama tidak bisa mengikuti acara makan-makan bersama di sini , mama dan papa harus segera pergi sekarang , sayang", ucapnya.

"Ayo , sayang , kita tidak punya banyak waktu sekarang , sudah lama kita hadir di sini sedangkan janji ketemu pengelola gedung pernikahan sudah dijadwalkan , mereka bisa kecewa jika kita terlambat datang" , ucap papa menyela pembicaraan.

"Baik , sayang , kita pergi sekarang saja sebelum terlambat menemui pengelola gedung pernikahan" , sahut mama.

Mama menoleh sekilas ke arah Lucinda yang terdiam.

"Jangan pasang muka cemberut seperti itu, Lucinda !" pesan mama. "Kami pergi dulu , sayang !"

Mama dan papa bergegas pergi seusai mereka menemui Lucinda di acara wisudanya karena mereka harus cepat-cepat mempersiapkan acara pernikahan Chatarina, kakak kandung Lucinda yang akan digelar besok.

Lucinda tampak murung ketika kedua orang tuanya berpamitan pergi dan tidak menghadiri acara makan bersama sebagai acara seremoni setelah acara pengukuhan gelar wisuda bagi semua wisudawan dan wisudawati di Universitas Leiden.

"Apa yang terjadi, Lucinda ?" tanya seorang perempuan sesumuran dengannya.

"Ah, tidak ada apa-apa, Beatrix", sahut Lucinda menutupi kesedihannya.

"Kemana kedua orang tuamu tadi aku melihat mereka, Lucinda ?" tanya Beatrix.

"Mereka pergi karena ada urusan penting lainnya", sahut Lucinda.

"Urusan penting apakah yang lebih penting dari sekedar urusan wisuda putrinya sendiri, kedengarannya tidak masuk akal", kata Beatrix.

"Besok kakak perempuanku akan menikah dan mereka terlalu sibuk untuk itu, Beatrix", sahut Lucinda.

"Ya, ampun, kan acaranya masih besok, bisakan setelah acara wisuda ini selesai, mereka mengurusi acara pernikahan kakakmu", kata Beatrix.

"Sayangnya tidak bisa demikian sebab Chatarina masih harus sibuk bekerja di agensinya", sahut Lucinda.

"Ya, mengalah saja, libur dulu dari kerjaannya, bukannya besok hari pernikahan dia, seharusnya dia lah yang sibuk mengurusi acaranya bukan kedua orang tuamu", kata Beatrix tak terima.

"Yah, mau bagaimana lagi, semua telah terjadi, aku juga tidak bisa melarang mereka pergi, toh kami ini sama-sama putri mereka", kata Lucinda.

"Karena kalian adalah putri mereka, ya, semestinya kalian diperlakukan adil dan sama", kata Beatrix.

"Sudah lah, Lucinda... Jangan diperpanjang lagi masalahnya...", sahut Lucinda.

Lucinda melepaskan topi toganya, wajahnya agak murung saat ini.

"Ayo, kita pergi mengikuti acara makan bersamanya, Beatrix !" ajak Lucinda.

"Okey...", sahut singkat Beatrix sembari memutar langkah kakinya, mengikuti langkah Lucinda yang berjalan di depannya.

"Siapa pria yang akan menikahi kakakmu ?" tanya Beatrix.

"Aku sendiri tidak tahu, dan kami belum pernah melihatnya, katanya dia orang penting, tapi kami tidak tahu tepatnya apa pekerjaan dia", sahut Lucinda.

"Bagaimana kalian tidak tahu sih ? Kan dia calon iparmu apalagi pria itu akan menikahi kakak perempuanmu ?" tanya Beatrix terheran-heran.

"Yah, memang aku sendiri belum mengenalnya, mau bagaimana lagi", sahut Lucinda.

"Dan orang tuamu juga belum tahu dia ?" tanya Beatrix.

"Entah lah...", sahut Lucinda datar.

Beatrix hanya terdiam melongo mendengar penjelasan Lucinda mengenai calon kakak ipar Lucinda yang belum diketahui orangnya. Dan bagaimana bisa orang akan menikah dengan orang yang tidak pernah dikenalnya sebelumnya bahkan dilihatnya pun tidak sama sekali.

1
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
Soraya
lanjut
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!