NovelToon NovelToon
Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Kodasih, Nyi Ratu Kelam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Kodasih perempuan pribumi menjadi gundik Tuan Hendrik Van Der Vliet. Dia hidup bahagia karena dengan menjadi gundik status ekonomi dan sosialnya meningkat. Apalagi dia menjadi gundik kesayangan.

Akan tetapi keadaan berubah setelah Tuan Hendrik Van Der Vliet, ditangkap dan dihukum mati.. Jiwa Tuan Hendrik tidak bisa lepas dari Kodasih yang menjeratnya.

Kodasih ketakutan masih ditambah munculnya Nyonya Wilhelmina isteri sah Tuan Hendrik yang ingin menjual seluruh harta kekayaan Tuan Hendrik


Tak ingin lagi hidup sengsara Kodasih pergi ke dukun yang menawarkan cinta, kekayaan dan hidup abadi namun dengan syarat yang berat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16.

Ruang Tengah, Loji

Pono berdiri kaku, mengenakan sarung dan baju lurik, matanya cemas menyapu ruangan tua yang dipenuhi bayangan. Di sampingnya, Arjo duduk diam dengan mata menunduk. Bocah itu tak berkata apa pun sejak masuk.

Ketika Kodasih muncul di ambang pintu, ruangan seolah menciut. Waktu menahan napas.

“Kang Pono,” ucap Kodasih pelan.

Pono mendekat, wajahnya memancar kerinduan dan kekhawatiran. “Aku dengar kabar dari Pak Wiro… Tentara Jepang sudah dekat. Aku datang untuk menjemputmu bila kau mau. Kita bisa pergi malam ini. Ke desa Si Mbahku di balik bukit kecil. Tempatnya aman.”

Kodasih menggeleng. “Aku tak bisa pergi begitu saja.”

Kang Pono menatap tajam Kodasih. “Apa ini karena loji ini? Karena harta peninggalan Tuan Menir? Atau karena... sesuatu yang tak bisa kulihat?”

Kodasih tak menjawab. Ia hanya menoleh ke Arjo, yang kini perlahan mengangkat kepalanya. Sorot mata anak itu aneh, terlalu tua untuk usianya. Terlalu tahu.

“Nyi,” kata Arjo pelan, “Mbah Jati menyuruhku bertanya satu hal: apa Nyi Kodasih siap kehilangan satu jiwa agar bisa menyelamatkan yang lain?”

Pertanyaan itu menancap di dada Kodasih seperti pisau dingin.

Arjo berdiri. “Besok malam adalah malam bulan mati. Gerbang antara dunia manusia dan dunia bawah terbuka lebar. Jika Nyi Kodasih memilih ke rumah Mbah Ranti, maka satu jiwa harus jadi pengganti.”

“Pengganti?” tanya Kang Pono curiga.

“Ya…” jawab Arjo, menatap lurus ke Kodasih. “Dan jiwa yang paling kuat menarik roh penuntun dari loji ini… adalah orang yang mencintai Nyi Kodasih dengan tulus.”

Pono menegang. “Kau maksud aku?”

Arjo mengangguk.

Kodasih menatap tajam ke arah Arjo. “Anak ini begitu banyak tahu.” Gumam Kodasih di dalam hati, tampak mulai tidak suka dengan kehadiran Arjo.

Kodasih melangkah mendekat, selendang hitamnya menjuntai seperti bayangan malam itu sendiri. Sorot matanya menajam, menelusuri wajah Arjo yang tak berkedip. Bocah itu berdiri tegak, seolah tidak gentar oleh angin gaib yang berembus pelan di dalam loji.

“Kau terlalu lancang, Jo,” suara Kodasih pelan, namun mengandung sesuatu yang dingin. “Kau datang sebagai murid Mbah Jati, tapi bicaramu seperti dukun tua yang memanggul nisan.”

Arjo tidak menunduk, tidak pula mundur. “Saya hanya menyampaikan pesan, Nyi. Pilihan yang Nyi ambil malam ini akan membuka jalan, atau menutupnya selamanya. Dan… bukan hanya untuk Nyi, tapi untuk kami semua.”

Kang Pono maju selangkah, rahangnya mengeras. “Kalau memang begitu… lebih baik jangan ke rumah Mbah Ranti, Nyi. Aku tahu mungkin aku bukan lelaki yang bisa memberimu kemewahan, tapi aku juga tahu, ada sesuatu yang jahat menunggu di sana.”

Ia memutar badannya, menatap Kodasih penuh ketegasan. “Aku rela mati, kalau itu menyelamatkanmu. Tapi bukan seperti ini caranya.”

Kodasih terdiam. Angin sejuk dari luar menelusup lewat celah dinding tua. Lampu minyak bergoyang sedikit lebih kencang, menebarkan bayangan yang berputar putar seperti roh penasaran.

Arjo menarik napas pelan, lalu berbicara lagi. “Mbah Jati bilang... tidak semua pilihan membawa hasil yang bisa ditebak. Tapi jalan menuju rumah Mbah Ranti adalah jalan satu arah. Sekali melangkah ke sana, tidak bisa kembali.”

Kodasih memejamkan mata, seolah mendengar suara suara yang tidak terdengar oleh orang lain. Dalam gelap hatinya, Tuan Menir berbisik, janji janji manis tentang kemewahan, kekuasaan dan keabadian mengalun seperti lagu nina bobo. Tapi suara lain juga muncul suara dari masa kecilnya, suara tangis dia dan saudara saudaranya yang kelaparan.. hingga suara tangis mereka saat kedua orang tuanya meninggal karena kelaparan. Termasuk suara tangisnya sendiri di masa lalu di saat saudara saudaranya dikubur karena mati kelaparan. Suara Mbah Jati pun juga muncul.. berbisik pelan ... bahwa dunia ini tidak selalu harus dibayar dengan darah...

“Aku tahu yang kau katakan, Arjo,” ucap Kodasih perlahan. “Tapi jika aku tidak memilih ke Mbah Ranti, maka aku bisa kehilangan semuanya. Dan ritual kesunyian... bisa saja menghancurkanku. Bisa hilang rasa dan akalnya.”

Arjo melangkah ke depan, kini berdiri hanya sejengkal dari Kodasih. “Tapi Nyi bukan orang biasa. Mbah Jati melihat itu. Ia bilang, jika Nyi bertahan selama tujuh hari tujuh malam tanpa suara manusia, maka Nyi akan mendapatkan yang Nyi inginkan. Tidak akan ada lagi tumbal, tidak ada bayangan yang menuntut darah.”

Kodasih menatap Arjo dalam dalam. Dalam matanya yang jernih, ada keyakinan, tapi juga ketakutan. Kodasih tahu anak ini bukan hanya bicara dari pelajaran. Ia sudah melihat sesuatu. Mungkin lebih banyak daripada dirinya sendiri.

Kang Pono mendekat. “Kalau harus begitu, biar aku yang tinggal bersamamu di sini. Aku tak peduli dengan syarat itu. Aku akan diam seribu bahasa asal bisa memastikan kau tidak sendirian.”

Arjo menggeleng cepat. “Tidak bisa, Kang. Hanya aku yang boleh. Kata Mbah Jati, kalau ada satu suara manusia lain... maka ritualnya akan gagal. Dan saat itu terjadi, gerbang yang terbuka tidak akan tertutup lagi.”

Seketika ruangan menjadi sunyi. Bahkan Mbok Piyah yang sedari tadi berdiri di balik dinding penyekat hanya bisa merapatkan selendangnya dan menunduk. Dari luar terdengar suara burung hantu bersahut sahutan, pertanda malam benar benar masuk ke dalam tulangnya yang paling gelap.

Kodasih menghembuskan napas berat. “Baik. Kalau memang harus seperti itu... aku akan lakukan ritual kesunyian itu. Tapi malam ini aku ingin satu hal dulu.”

Arjo menatapnya, menunggu.

“Aku ingin bicara empat mata denganmu. Di altar Tuan Menir.”

Pono menegang. “Nyi…”

“Tolong,” potong Kodasih cepat. “Percayalah padaku. Jika aku harus memilih jalan yang tidak membunuhmu, Kang… maka aku harus pastikan agar jiwa dan ragaku juga selamat.”

Pono menunduk. Tidak menjawab. Tapi diamnya adalah bentuk kepercayaan yang berat.

Arjo akhirnya mengangguk. “Kalau begitu… mari, Nyi.”

Mereka pun berjalan berdua, menyusuri lorong menuju kamar Kodasih yang ada altar kecil di bawah foto Tuan Menir. Di belakang mereka, suara nyanyian halus muncul, entah dari angin, atau dari masa lalu yang belum selesai.

Altar itu kecil tapi terasa agung. Di atas ada foto Tuan Menir, asap kemenyan pun belum habis, lampu minyak terus menyala dan nampan kecil berisi bunga bunga tabur segar memantulkan cahaya redup.

Kodasih berdiri di depan altar. Arjo di belakangnya.

“Arjo,” katanya pelan, “kau tahu mengapa aku ragu pada ritual ini?”

Arjo diam.

“Karena aku tahu, jika aku gagal… mungkin aku akan kehilangan diriku sendiri.”

Arjo menunduk, suaranya hampir tak terdengar. “Kadang… kehilangan adalah bentuk keselamatan yang paling jujur.”

Kodasih menatap foto Tuan Menir. “Kalau begitu… bantu aku, Jo. Besok malam. Aku akan lakukan ritual itu. Tapi jika aku mulai berubah… jika aku mulai bicara dengan suara yang bukan milikku... atau jika aku memanggil nama yang bukan namaku...”

Ia berhenti sejenak. “Bunuh aku.”

Arjo mengangkat kepalanya, mata kecilnya membelalak. Tapi ia tahu, malam bulan mati tidak mengenal setengah pilihan.

1
N Wage
haiiish...mumet aku...
Arias Binerkah: jangan dong Kak 🙈🥰🙏
total 1 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
aduh ruwet.. 😥 ini baru nayu kudasi kolab sama menil ya blom ketemu sama gusti junjungan nya yg suka pelil 🙄
Ai Emy Ningrum: sudahlah ceu jgn merendahkan diri meninggikan mutu...😙 kelen berdua ini sama2 kuat potensinya sebagey ratu typo ,tp lebih kuatan mbak @💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒 siy 😚
total 9 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kasian tiyem kalau jadi korban 😥
Ai Emy Ningrum: tiyum online 😘😚😙
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
wiiih... 😱😱
Ai Emy Ningrum: nah iya...bisa buat bom cabe lawan kumpeni nti kan /Bomb//Bomb//Bomb/
total 10 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem banget tapi penasaran 🤭
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
YuniSetyowati 1999
Masih ada manusia yg tinggal saja aura rumah dan kamar2nya sehoror itu apalagi jika di kosongkan.Seandainya Loji itu nyata,pasti serem banget auranya.
YuniSetyowati 1999: Iyo 😅
total 2 replies
YuniSetyowati 1999
Kodasih masih jadi manusia biasa saja sudah serem.Apalagi saat sudah jadi dukun mumpuni.Tumnal orang yang mencintai dengan tulus mungkin tumbal pertama Kodasih jadi agak berat di pikiran tp setelah itu pasti tumbal2 berikutnya akan berjatuhan dengan entengnya.
Ai Emy Ningrum: kopi nya kak 😚☕
total 3 replies
YuniSetyowati 1999
Benar mbok.Ikatan tuan menir dan nyi Kodasih tak kan terputus.Ikatan yang terikat tanpa tali pengikat takkan pernah bisa terputus.Ikatan yg telah mengikat hati tanpa ada hati.Ikatan yang telah mengikat cinta tanpa cinta.Dan ikatan yang telah mengikat jiwa dengan sesuatu yang tak bisa diterima dengan akal sehat.
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek nama ratu Belanda istrinya menir
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: generasi penerus jurig 👻🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
total 12 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
kek mana bayangan tersenyum..🤔
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
hayoo siapa yg memamgil mu tiyem

nahh dag dig duga lah kau tiyemm
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: lha jelas kan dia lagi cinta sm kang pono wkwkwkk
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
waduhh mau ngapain yaa
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: bajar bebek enakp tuh mbk ning
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
lhoo aneh kenapa
ada apa ini yaaa
apa yg terjadi coba
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒
tp 7 hari 7 malem kok udh ada ygbke situ pula apa g gagal yaa
Its just a lunch
ganti cover ya thor...😄💪
Arias Binerkah: diganti Ntoon Kak, cover yang aku buat tak menarik 🙈🙈
total 1 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
serem ya udah meninggal aja masih aja gentayangan 🤭
YuniSetyowati 1999
Tuan Menir pasti tidak mengijinkan.Karena jiwanya sudah terikat di Loji tersebut.
YuniSetyowati 1999
Kidung Asmorodono kidung cinta yang membara.Penafsiran arti kidung Asmorodono tergantung dari yang melantunkan/menyanyikan & yang mendengar.Ada yg menafsirkan perasaan cinta yang membara kepada sang pencipta,ada yang menafsirkan perasaan cintanya yg menyala2 pd lawan jenis.
💜⃞⃟𝓛 ☕Y✨☘𝓡𝓳✨❤️⃟Wᵃf✨•§͜¢•🍒: yoo wis ok lah kyo ne sak ono wae
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!