NovelToon NovelToon
Pendekar Penguasa Sepuluh Ribu Semesta

Pendekar Penguasa Sepuluh Ribu Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kultivasi Modern / Perperangan / Dikelilingi wanita cantik / Ahli Bela Diri Kuno / Action
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.Employee

Sejak kecil, Anul hanya dikenal sebagai anak yatim piatu tanpa asal-usul yang hidup di sebuah desa kecil. Tubuhnya tak pernah terluka meski dihajar, senyumnya tetap hangat meski dirundung.

Namun, siapa sangka di balik kesederhanaannya tersimpan rahasia besar?
Darah yang mengalir di tubuhnya bukanlah darah manusia biasa. Takdir telah menuliskan namanya sebagai pewaris kekuatan yang mampu mengguncang langit dan bumi.

Dari anak yang diremehkan, Anul akan melangkah menuju jalan bela diri, mengalahkan musuh-musuh kuat, hingga akhirnya menaklukkan Sepuluh Ribu Semesta.

Perjalanan seorang yatim piatu menuju takdir yang tak bisa dihindari pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Employee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ironi Rahasia Desa Lembah Tiga Gunung

Anul menarik lengan Biro dengan langkah mantap. Biro yang diseret paksa, berusaha memperlambat langkah seolah masih tidak ingin untuk kembali ke rumah.

Mereka berdua berjalan melewati jalan desa yang kini sudah mulai dipenuhi aktivitas. Bau tanah basah dari hujan semalam, bercampur dengan aroma kayu yang sedang dipotong oleh para pengrajin. Meski suasana terlihat normal, masih ada getaran samar di udara yang menyimpan duka—bayangan kehilangan masih membekas di mata orang-orang di desa.

Penduduk desa yang melihat Anul, langsung melemparkan senyum dengan penuh rasa terima kasih. Ada yang berbisik lirih—menyebut, memuji-muji namanya dengan kagum. Ada pula yang tatapannya penuh harap.

Bagi mereka, Anul kini bukan hanya remaja yang baru saja melewati perayaan kedewasaan, melainkan pahlawan yang menyelamatkan sisa-sisa generasi masa depan desa.

"Halo..."

Biro melambai-lambaikan tangan ke arah warga, sok akrab.

Namun kebanyakan orang hanya memandang Biro dengan ekspresi datar, bahkan ada yang tertawa kecil melihat tubuh gempalnya yang seolah mematahkan klaimnya tadi soal 'kehilangan setengah berat badan'.

“Lihat, semua orang menatap kita,” bisik Biro bangga.

“Bukan kita, tapi aku. Kau hanya ikut-ikutan terkena sorotan,” sahut Anul cepat.

Biro mendesah panjang. “Kadang aku iri padamu. Kau selalu punya aura hebat itu. Sedangkan aku... meskipun sudah mati-matian berlatih, hasilnya cuma pipiku saja yang makin bulat.”

Anul terkekeh lirih. “Itu karena kau memang hanya makan dan tidur."

Rumah keluarga Biro berada di tepi timur desa, bangunan kayu besar dengan halaman yang luas. Di depan rumah itu, seorang pria berperawakan tinggi tegap sedang berlatih menggunakan pedang kayu di genggamannya.

Setiap gerakan mengalir halus penuh tenaga, seakan pedang itu adalah perpanjangan dari tubuhnya sendiri.

Rambutnya yang memutih di bagian pelipis, justru menambah aura wibawa.

Setelah kejadian terakhir, Pak Ghandi menggunakan buku Ilmu Racun milik Mak Ijah untuk mengembalikan kekuatan bela dirinya.

Selama dua minggu ini, kekuatan bela diri Pak Ghandi sudah pulih hampir tujuh puluh lima persen. Mungkin hanya butuh beberapa hari lagi untuk kembali ke kekuatan puncaknya.

Tatapan Pak Ghandi tajam bagai elang ketika melihat Anul datang bersama Biro. Namun sebelum sempat ia menyapa, matanya menyipit melihat Anul yang menyeret Biro seperti penggembala yang tengah menyeret seekor sapi.

“Biro, kenapa kau tampak seperti kambing yang hendak disembelih? Kau ingin melarikan diri lagi dari latihanmu?!" tanya Pak Ghandi sedikit geram.

Biro buru-buru merapikan pakaiannya, berdiri tegak lalu menunduk hormat. “Ayah… aku hanya… eh… menemani Anul jalan-jalan.”

“Menemani?” Ghandi menoleh ke arah Anul, seolah menunggu validasi jawaban Biro.

Anul menghela napas, lalu menatap lurus. “Pak Ghandi, aku yang meminta Biro menemaniku berkeliling desa. Aku takut... jika aku berkeliling sendirian, seseorang akan menculikku. Dengan adanya Biro yang menjagaku, aku menjadi merasa lebih aman.”

Biro yang berdiri di belakang Anul membelalakkan matanya. Biro tidak percaya bahwa Anul yang cerdas itu bisa sebodoh ini.

Siapa orang yang akan percaya mendengar alasan Anul yang takut diculik dan butuh pengawalan dari dirinya?

Seluruh desa pun tahu kemampuan bela diri miliknya sangatlah payah. Tubuhnya yang gempal, jangankan untuk bertarung, untuk bergerak saja sudah sangat kesulitan!

Terlebih lagi, saat ini orang terkuat di desa adalah Anul. Siapa lagi di desa ini yang layak untuk menjaga keselamatan Pendekar Bela Diri terkuat selain dirinya sendiri?

Tak lama kemudian, Biro menyadari senyum licik muncul di sudut bibir Anul.

Pak Ghandi meletakkan pedang kayu yang ada di tangannya, lalu mengangguk pelan. "Kau pikir aku bodoh? Anak tidak bergunaku ini jelas tidak bisa melindungi dirinya sendiri, apalagi melindungi orang lain!"

Pak Ghandi dengan cepat menangkap Biro dan mengangkat kerah bajunya dari belakang seperti mengangkat anak kucing.

Tubuh gempalnya tergantung di udara dengan hanya kepalanya yang muncul dari kerah baju itu. Pusar di perut buncitnya tampak dengan jelas di antara ujung baju dan pangkal celananya.

Anul berusaha keras untuk tidak tertawa. Ayah dan anak itu benar-benar seperti badut jika sedang bertengkar.

"Ehem ehem.." Anul mendehem sedikit. "Pak Ghandi, aku ingin membahas sesuatu denganmu."

Pak Ghandi menurunkan Biro dan kemudian menyuruhnya untuk berlatih di halaman belakang.

Setelah Biro pergi, baru Pak Ghandi membuka pembicaraan.

"Anul, apa yang ingin kau bahas denganku?" tanya Pak Ghandi dengan serius.

"Ah, ini hanya masalah teknik bela diri Biro. Bagaimanapun, aku sering bersama dengannya. Aku tahu lebih baik tentang Biro," melihat tampang serius Pak Ghandi, Anul merasa sedikit gugup.

"Huh? Kau? Apa yang kau tahu?" Pak Ghandi mengernyitkan dahinya penasaran.

"Sepertinya Biro memiliki tubuh khusus bawaan. Walaupun aku tidak tahu tubuh khusus bawaan jenis apa yang dimilikinya, tapi aku yakin, cara berlatih yang normal tidak akan memberikan efek yang maksimal untuknya. Makanya, kekuatan bela dirinya sedikit agak tertinggal dengan yang lain," terang Anul.

"Halah, dia hanya malas. Yang dia tahu hanya makan, bermain, dan tidur." sanggah Pak Ghandi. "Tapi jika kau sangat yakin dengan hal ini, bisakah kau membantu anakku untuk berlatih?" lanjut Pak Ghandi dengan tatapan penuh harap.

"Aku tidak terlalu yakin, bagaimana pun... Aku tidak pernah mempelajari bela diri sebelumnya. Kau pun tahu itu. Tapi aku punya teoriku sendiri yang mungkin bisa kita coba," jawab Anul penuh keyakinan.

Mendengar jawaban Anul itu, Pak Ghandi tampak sedikit puas. Jika orang lain di desa ini yang mengatakan hal itu, tentu saja Pak Ghandi tidak akan percaya.

Tapi Anul berbeda, seperti yang dikatakan olehnya, Pak Ghandi tahu jika Anul tidak pernah berlatih bela diri sekalipun.

Lihat kekuatan Anul sekarang? Bahkan dirinya sendiri pun sangat yakin akan kalah jika benar-benar bertarung melawan pemuda di depannya itu.

Jika Anul berkata bisa membantu Biro, maka itu berarti ia benar-benar bisa melakukannya.

"Baiklah, akan aku serahkan Biro kepadamu. Jika ia bermalas-malasan, segera beritahu aku biar dia merasakan kekuatan tinju kakek tua ini!" Pak Ghandi mengacungkan tinjunya dengan semangat

"Tapi Anul, aku juga ada sesuatu yang harus aku bahas denganmu." Lanjut Pak Ghandi.

Setelah terdiam sejenak, Anul menjawab.

"Katakan saja, jika aku mampu aku akan sedikit membantu."

"Kau sudah mengetahui tentang cincin peninggalan Pendekar Sakti Bagjokan? Hal yang akan kita bahas ini adalah tentang cincin itu."

Anul tampak sedikit agak ragu. Namun ia memilih untuk tetap mendengarkan sampai selesai.

"Ketiga cincin itu memang ada, dan ketiganya sudah tersimpan selama ratusan tahun. Aku sendiri sudah melihat ketiga cincin itu secara langsung. Untuk posisinya, setiap cincin berada di setiap puncak gunung yang mengelilingi desa ini."

Anul tetap diam, mendengarkan dengan seksama.

"Tapi, dari generasi leluhur sampai generasi saat ini... Tidak ada satupun yang tahu rahasia di balik ketiga cincin itu. Satu-satunya yang luar biasa dari ketiganya adalah keindahan dan daya tahan yang luar biasa. Selain itu... sama sekali tidak ada hal lain, apalagi tentang peninggalan Bagjo."

Mendengar ini, perasaan Anul langsung bercampur antara ingin tertawa atau bersimpati.

Bagaimana tidak? Rahasia yang selama ini dijaga rapat selama ratusan tahun ternyata hanyalah tiga buah cincin biasa. Bahkan karena hal itu, banyak nyawa yang melayang. Dan itu semua benar-benar hanya karena cincin yang biasa saja?

Tapi walaupun kenyataannya seperti itu, akan banyak kekuatan besar yang tidak akan langsung percaya bahwa cincin itu adalah cincin biasa sampai mereka benar-benar mendapatkannya. Dan dalam prosesnya, entah berapa jauh sungai darah akan mengalir.

Ini benar-benar sebuah lelucon yang kejam!!

"Karena saat ini yang tahu tentang rahasia ini hanya tersisa kau dan aku. Sesuai peraturan desa yang ada dari generasi ke generasi, kau hanya punya dua pilihan. Pertama, kau harus mengambil posisi kepala desa. Dan yang kedua... aku dengan terpaksa harus mengeksekusimu dengan tanganku sendiri," tutup Pak Ghandi mengakhiri penjelasannya.

Anul sontak terkejut, pria tua itu benar-benar licik. Ia dengan sengaja ingin melemparkan tanggung jawab dan hendak menjadikan Anul sebagai bagian dari lelucon kejam ratusan tahun ini.

Tentu saja ia tidak mau.

Bagaimana mungkin dirinya yang masih muda dan memiliki masa depan cerah bisa terikat dengan lelucon iseng seorang pendekar sakti yang berasal dari ratusan tahun lalu?

"Hmm... Aku akan menjadi kepala desa, dengan satu syarat." Jawab Anul.

"Apa itu?" Pak Ghandi tersenyum lega.

"Aku tidak ingin melakukan urusan yang melelahkan dan juga aku bebas pergi ke mana pun aku mau," jawab Anul.

"Hei, itu bukan satu! Itu dua! Terlebih lagi kepala desa macam apa yang tidak mengerjakan urusan desanya dan bebas ke mana saja ia mau?" mendengar hal itu, Pak Ghandi mendesah di dalam hati.

Anak itu benar-benar licik, bahkan rubah tua seperti dirinya sendiri pun tidak bisa mengalahkan kelicikan anak muda di hadapannya itu.

"Baiklah," Pak Ghandi setuju dengan syarat Anul.

1
Oksy_K
cowok kaya gini mah susah, harus konfes duluan😂
Oksy_K
aku tersipu karnamu Anul😘
Hana Chimpanzini Banananini
waspada sosok anul
Hana Chimpanzini Banananini
bang udah bang/Sob//Sob/
Didi h Suawa
awal yang baik
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS): terimakasih sudah mampir dan membaca karya saya 😄👍
total 1 replies
Muffin🌸
Ceritanya menarik, narasinya mudah dimengerti. Semangat berkarya authort. Aku tunggu anul sampai menguasai bumi dan langit 😊
☕︎⃝❥ Anul (PPSRS): makasih mbak muffin😄
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
woww keren sekali bisa terbelah batu nya setelah ranting kecil itu dimasukkan ke lubang itu
erika eka putri pradipta(ACDD)
pecah gak bg anul cincin nya?
Oksy_K
dipaksa dewasa dan menahan rasa sakit. semangat anullll
@dadan_kusuma89
Masih mendingan Anul ada yang suka, Bir! daripada Lu😁
@dadan_kusuma89
Ternyata benar dugaanku, sekarang Anul telah menjabat sebagai kepala desa baru
@dadan_kusuma89
Nggak bisa, Rum! Mana bisa biro disuruh makan pelan-pelan
@dadan_kusuma89
Awas lho, Biro! kamu jangan godain Arum ya!😁
@dadan_kusuma89
Dugaanku sepertinya kamu akan menjadi kepala desa yang baru, Nul!😁
CumaHalu
malah nangis, kog bisa berhari-hari pingsan masih bisa bangun. kalau orang normal sih udah meninggoy.
CumaHalu
Jadi tetep harus hati-hati ya Nul.
Khalisha
Kenapa banyak yang benci anul padahal kan dia udah banyak Bantu warga desa,
ηιтσ
najisnyo. jauh²/Puke/
ηιтσ
pemikiran anak² mah kdng udh di tanam sma kebencian dri orgtuanya. klo ortunya udh cap anak ini gk baik, anaknya jdi benci. walau sbnrnya konsep anul ini beda, lbh kyk jdi pembanding /Facepalm/
Ff Gilgamesh
memang susah memiliki dua wajah... repot menyembunyikan yang satu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!