Menikah Dengan Laki Laki Tengil

 " Makan dulu Ar, udah siang".

 Jhonny membawa semangkuk bubur ayam yang sengaja dia beli untuk Ardiy, pemuda itu sengaja datang ke basecampe setelah di kabari oleh anak anak kalo Ardiy sudah ada di basecampe sejak pagi.

Ardiy yang mendengar suara sang sahabat lantas mengangkat Kepalanya dari atas meja, laki laki itu menatap jhonny dengan tidak bersemangat, rasanya laki laki itu tidak ingin melakukan apapun selain tidur.

" Gue gak laper". ujar Ardiy , laki laki itu kembali menelungkupkan kepala di atas meja.

Jhonny yang melihat Ardiy tampak begitu lesu dan galau jadi bertanya tanya, ada masalah apa sampai sahabatnya yang biasa selalu ceria kini tiba tiba tampak lesu dan tidak bergairah.

" Lo kenapa dah?, abis putus ama Rebecca? ".

Ardiy mendelik ketika mendengar pertanyaan konyol Jhonny.

" Semberono aja lo kalo ngemeng". Ardiy menatap kesal jhonny yang terkekeh melihat delikannya.

" ye kan gue cuma nebak, siapa tahu dia abis selingkuh dan lo mutusin dia". Jhonny dengan enteng mengucapkan kalimat itu sambil menghendikkan bahunya.

" Lo bukan sekali dua kali deh nyebut tentang selingkuh ". Ardiy menatap jhonny dengan mata memincing curiga.

" Lo nyembunyiin sesuatu dari gue? ".

mendengar pertanyaan Ardiy, bukannya menjawab jhonny malah tertawa kecil, dan respon jhonny benar benar membuat Ardiy semakin curiga.

" Nanti juga akan terjawab sendiri". Jhonny meletakkan bubur beserta mangkok yang lengkap dengan sendok di atas meja, kemudian laki laki itu bangkit dari duduknya.

" Makan, gak usah sok gak makan seharian, ingat jadwal lo padat".

Setelah mengatakan itu, Jhonny berjalan menuju tangga untuk naik di lantai dua, dimana kamarnya berada.

basecampe itu memang di rancang dengan beberapa kamar di lantai dua, sedangkan di lantai satu ada ruang tamu, dapur serta tempat latihan bela diri.

Basecampe itu di bangun oleh Ardiy bersama kedua sahabatnya dan juga di bantu oleh Adit sang adik sepupu dan juga Andre.

Kemudian, Ardiy mengusulkan untuk membuka tempat pelatihan bela diri dimana dirinya lah yang menjadi pelatih, selang dua bulan Adit kemudian mengusulkan untuk membuka kursus memasak, karna Adit sendiri sangat suka memasak sehingga dia menyalurkan hobinya dengan membuka kurus.

Dan kini, kedua usulan itu semakin berkembang, Sudah banyak anak anak yang berlatih di sana, baik itu bela diri maupun kursus memasak.

Kembali ke Ardiy yang kini menatap sang sahabat yang sudah tidak terlihat lagi, laki laki itu berpikir keras atas ucapan jhonny yang tadi.

" Apa Rebecca selingkuh dari gue? ". Ardiy bergumam sambil bertanya ke dirinya sendiri.

Laki laki itu Mengacak rambutnya sambil mendengus kesal, Dia semakin frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.

" Huh biar gue cari tau sendiri nanti, sekarang gimana caranya menggagalkan perjodohan ini?, ya Tuhan ". Ardiy kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja sambil menatap tidak minat dengan bubur ayam yang masih terlihat hangat itu.

" BARONG... "

Seorang laki laki yang terlihat lebih muda dari Ardiy berlari tergopoh gopoh ketika mendengar suara menggelegar Ardiy memanggil dirinya.

" Iya bang, ada apa? ".

Laki laki itu duduk di samping Ardiy yang masih setia menyembunyikan wajahnya.

" Makan bubur itu, kalo lo gak mau kasih aja sama yang belum makan".

Laki laki yang di panggil barong itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal mendengar perintah Ardiy, pasalnya laki laki itu tau kalo Jhonny sengaja membawa bubur itu untuk Ardiy.

" Tapikan lo belum makan bang, lo makan aja deh".

Ardiy berdecak kesal karna anak buahnya itu malah menyuruh dirinya yang memakan bubur itu, padahal kalo emang Ardiy mau tidak mungkin dia menyuruh orang lain memakannya.

" Gue gak laper, udah ah lo bawa aja tuh bubur, gue mau ke atas tidur".

Ardiy segera bangkit dan berjalan dengan lesu menuju anak tangga untuk naik ke lantai dua, sedangkan barong bengong seperti orang bodoh melihat Ardiy benar benar pergi meninggalkan makanannya.

" Mungkin bos emang gak laper". Laki laki itu menghendikkan bahunya dan segera membawa bubur ayam itu pergi dari ruang tamu untuk di taruh di kulkas, karna anak anak sudah pada makan tadi.

*******

" APAAAA.... LO ABIS DI CEGAT SAMA PREMAN PASAR?".

Putri melotot mendengar suara melengking salah satu sahabatnya, saat ini perempuan itu sedang berkumpul bersama dua sahabatnya yang bernama Anna dan Andin.

Kalo sedang libur kuliah, mereka bertiga memang sangat sering berkumpul entah itu di rumah putri atau di rumah kedua sahabatnya.

" Lo jangan teriak anjir".

Andin terkekeh melihat Wajah kesal Putri, bukan lebay tadi dia memang kaget mendengar curhatan Putri yang abis di hadang para preman.

" Ya sorry, gue kaget ege".

Putri mendengus kesal melihat Andin yang malah tertawa sehingga terlihat begitu menyebalkan dimata Putri.

" Terus gimana lo bisa kabur? ".

Kali ini Anna yang bertanya, karna perempuan itu penasaran bagaimana cara sang sahabat lolos dengan selamat setelah di hadang para preman.

" syukurlah saat itu ada orang baik yang nolongin gue, bahkan dia nganter gue pulang ". Putri tersenyum mengingat kejadian tadi pagi ketika Ardiy menolong dirinya.

" Ohh ya?, siapa itu? ".

Andin dan Anna menatap putri dengan Wajah begitu penasaran, namun Putri malah tersenyum nakal melihat tatapan kedua sahabatnya.

" Rahasia... ". putri tertawa melihat raut kesal dan muak di wajah kedua sahabatnya.

" Yeyy, si anjir malah sok main rahasia rahasia, kasih tau enggak? ".

.

Anna yang memang lebih gampang emosi menarik pelan leher baju Putri, sehingga membuat perempuan itu semakin tertawa kencang karna sangat puas menjahili kedya sahabatnya.

" Dia kak Ardiy, udah puas, cepet lepasin baju gue njirr"

Anna melepaskan kerah baju Putri, tiba tiba Andin dan Anna terdiam seperti otak mereka ngefrezz untuk beberapa saat tapi.....

" APAAAA.... ".

Putri mengusap telinganya yang seketika berdengung karna suara cempreng Andin dan Anna.

" Budeg gue lama lama".

Putri mengusap usap telinganya agar segera normal kembali, tanpa adanya suara nginggg....

" lo serius anjir? " .

Andin dan Anna dengan kompak semakin mendekat ketika melihat kepala putri yang mengangguk menjawab pertanyaan mereka.

" Kalo itu benar, gue harap lo gak sampai jatuh cinta sama kak Ardiy, karna kita semua tau dia udah ada pawang".

Putri tersenyum miris mendengar perkataan Andin, iya seharusnya dia tidak terbawa perasaan tapi ternyata sangat sulit, Putri bahkan nasib terbayang bayang dengan rasa pelukan Ardiy sampai sekarang.

" Kalian tenang aja, gue juga sadar diri kali ah, mana mau kak Ardiy sama upik abu kayak gue ".

Putri berkata dengan tenang, namun siapa yang tau kalau di dalam hati perempuan itu punya harapan lebih.

" baguslah kalo gitu".

Putri tersenyum terlihat sangat santai seolah olah apa yang dia katakan benar benar dari hatinya, padahal semuanya bohong.

"Gak papa , cukup di kagumi dalam diam aja, biar aku sama Tuhan aja yang tau tentang isi hati ini".

Putri membatin sambil memegang dadanya yang tiba tibe berdetak sangat keras hanya karna mengingat Ardiy.