NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

dering ponsel membuat tidur Argani terganggu…

“good morning beb..”ujur suara wanita yang lembut menyapa pagi Argani.

“uhm..”

“Please pick me up at the airport bro, I'm landing in Indonesia soon…!”ujur wanita yang di balik telepon itu.

“okey..”jawab Argani lalu memutuskan telepon,saat ia ingin mematikan telepon,ia melihat tanggal dan bulan..

“bahkan ini sudah jadwal dia pulang dari london..”gumam Argani bangkit dari katilnya dan menuju kamar mandi..

......................

...bunyi tapak sepatu yang menggema di ubin lantai,membuat sang mama dan papa sedang duduk santai habis sarapan menatap Argani turun dengan gaya yang sudah santai.....

“tumben sudah rapi,weekend ini Gan..?”tanya sang mama lembut menyesap teh panas nya.

“aku mau jemput seseorang dulu ma..”

“Arsela..?”tanya sang papa menutup majalah nya.

“uhm..”seru Argani..lalu pergi meninggalkan rumah,mobil sudah di siapkan

Argani menggunakan mobil mercedes amg g63,lalu berjalan menuju bandara yang cukup memakan waktu 1jam,ia bersenandung sambil melihat jakarta yang tidak begitu ramai.

......................

Perjalanan menuju bandara pagi itu terasa cukup lengang. Argani menyandarkan tangan kirinya di jendela, sementara tangan kanan santai mengendalikan stir Mercedes AMG G63 hitamnya. Suara musik pelan mengisi kabin mobil, menemani pikirannya yang melayang ke sosok yang akan ia jemput.

“Arsela… si cewek bawel yang selalu bikin suasana rame. Pasti nanti heboh lagi kalau udah ketemu.” batin Argani, tersenyum tipis meskipun wajahnya tetap tenang dan dingin.

Setelah hampir satu jam, mobilnya akhirnya memasuki area parkir VIP bandara. Argani turun, kemeja putih yang ia kenakan dipadu dengan celana bahan hitam membuat penampilannya sederhana tapi elegan. Beberapa orang sempat melirik, namun Argani acuh seperti biasa.

Suara roda koper yang diseret membuat pandangan Argani tertuju ke arah pintu kedatangan. Seorang wanita dengan coat panjang krem, kacamata hitam, dan rambut tergerai rapi melangkah keluar dengan percaya diri. Begitu melepas kacamatanya, matanya langsung menemukan Argani.

“Gan!!” seru wanita itu ceria, melambaikan tangan.

Argani hanya mengangkat sebelah alis, lalu berjalan menghampirinya. Arsela langsung setengah berlari, lalu menaruh koper kecilnya di samping, tanpa basa-basi memeluk Argani sebentar.

“Welcome back…” ucap Argani datar, meski tangannya sempat menepuk pelan punggung Arsela.

“Gila… kamu dingin banget sih. Padahal aku kangen loh sama kamu!” jawab Arsela manyun, namun wajahnya tetap berbinar.

Argani mengambil koper besar dari tangan Arsela, lalu berjalan mendahului ke arah mobil.“Cepetan, sebelum macet.”

Arsela terkekeh sambil menggeleng.“Ya ampun, ketemu lagi aja udah galak. Nanti juga aku buat kamu ketawa kok, Gan.”

Argani menoleh sekilas, menatapnya dengan tatapan yang sulit ditebak.“Kamu belum berubah sedikit pun, Arsela.” batinnya sambil memasukkan koper ke bagasi mobil.

Suasana dalam Mercedes AMG G63 terasa hening di awal. Argani fokus menyetir, pandangan lurus ke jalan tol, sementara Arsela duduk manis di kursi penumpang, melepas coat panjangnya. Ia menoleh sebentar ke arah Argani yang wajahnya tenang, bahkan terlalu tenang.

“Gan…” panggil Arsela pelan.

“Hmm?” jawab Argani tanpa menoleh.

“Boleh enggak kalau aku ngomong sepanjang jalan?” tanya Arsela dengan senyum menggoda.

Argani melirik sekilas lalu menghela napas tipis. “Kalau aku bilang enggak boleh, kamu berhenti?”

Arsela langsung tertawa kecil, tangannya menutupi mulut. “Ya enggak lah. Kamu kan tahu aku cerewetnya enggak bisa ditahan.”

Argani hanya geleng-geleng kepala, bibirnya hampir tersungging senyum tipis tapi buru-buru ia tahan.

“Tau enggak Gan, di London aku paling sering kepikiran sama suasana Jakarta. Rame, macet, panas… tapi entah kenapa aku kangen. Terus aku mikir, kangen juga sama keluarga di sini… sama kamu juga.” Arsela menoleh, menatap profil wajah Argani dari samping.

“Ya, syukurlah kamu balik.” jawab Argani singkat.

“Ya ampun, cuma gitu doang? Aku sudah repot-repot bilang kangen, jawabannya cuman syukurlah kamu balik?” Arsela merajuk, lalu menyandarkan dagu di telapak tangannya.

Argani akhirnya melirik sekilas. “Mau aku kasih sambutan bandara? Karpet merah? Atau musik marching band?”

Arsela langsung ngakak, menepuk paha sendiri. “Akhirnya keluar juga lawakan dingin khas Tuan Argani.”

Keheningan sebentar kembali memenuhi mobil, hanya suara AC yang terdengar. Arsela tiba-tiba mengeluarkan ponsel, lalu memotret Argani tanpa izin.

“Eh—hapus itu.” suara Argani sedikit meninggi.

“Nope.” Arsela tersenyum lebar. “Ini dokumentasi, supaya aku bisa cerita ke anak-anak panti nanti kalau aku dijemput sama si dingin satu ini.”

Argani mendengus, namun dalam hatinya ia tidak marah. Ada sesuatu yang menenangkan dari celoteh Arsela, berbeda dengan orang lain.

“Gan…” suara Arsela kembali lembut.

“Apa lagi?” Argani menghela napas.

“Kamu masih sering ke panti, kan?” tanyanya sambil menatap lurus ke depan.

“Masih.” jawab Argani mantap.

“Bagus. Aku senang banget. Nanti aku ikut ya. Aku juga kangen sama bayi-bayi di sana.”

Argani menoleh sebentar, kali ini benar-benar tersenyum kecil tanpa bisa menahan.

“Ya, ikutlah. Mereka pasti kangen sama kamu juga.”

Mobil melaju mulus di jalan tol, dan untuk pertama kalinya sepanjang perjalanan, Argani merasa keheningan di dalam mobil tidak lagi terasa kosong.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!