NovelToon NovelToon
Dikala Cinta Menyapa

Dikala Cinta Menyapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:687
Nilai: 5
Nama Author: Phoenixsoen

Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Kini kehidupan keluarga Yoona sudah mulai stabil kembali. Yoona dan Tae Hyung pun sudah mulai sibuk dengan kegiatan kuliah mereka serta juga sibuk dengan pekerjaan kantor mereka masih-masing. Merka saling bahu membahu membangun dan mengembangkan perusahaan mereka agar bisa berkembang lebih besar lagi. Seok Jin pun menggabungkan perusahaan keluarganya yang ada di korea, dan membuka cabang-cabang baru di berbagai negara. Kini perusahaan mereka sudah bertaraf internasional. Sekarang sudah 3 tahun berlalu sejak kematian Martha, meski mereka belum bisa melupakan kepergian Martha, namun sesekali mereka datang mengunjungi makam Martha untuk sekedar bercerita mencurahkan segala keluh kesah mereka dan juga melepas kerinduan mereka pada Martha. Yoona dan Tae Hyung berhasil masuk di univ yang mereka pilih. Yoona memilih kampus ternama di Indonesia yang berada di kota Tanggerang, sedangkan Tae Hyung memilih untuk belajar di kampus ternama yang ada di kota Soul Korea Selatan tempat orang tua Seok Jin dan adik-adiknya berda. Meskipun mereka kini sudah bisa dibilang sebagai seorang miliarder, tapi mereka tetap hidup dalam kesederhanaan dan tidak merasa sombong akan kehidupan yang mereka jalani. Mereka masih selalu berbagi dan membantu warga desa yang membutuhkan, bahkan sekarang desa yang mereka tinggali berubah menjadi desa terkaya di wilayah itu dan bahkan mendapat penghargaan sebagai desa termakmur dari pemerintah pusat. Itu semua tidak lepas dari peran keluarga Seok Jin yang berhasil menjadikan desanya menjadi desa pusat penghasil bahan pangan dan peternakan terbesar di Indonesia. Semua berkat usaha Seok Jin dan pemerintah desa serta keikutsertaan para warga yang berhasil mengembangkan berbagai macam komoditi bahan pangan di Indonesia. Berkat kepercayaan warga dan investasi yang di lakukan Seok Jin, kini semua warga desanya bisa hidup dengan makmur.

"Pak Seok Jin apa bapak melihat semua hasil kerja keras Bapak sudah membuahkan hasil" ucap kepala desa.

"Tidak pak, bukan saya tapi warga desa yang melakukannya saya hanya sedikit membantu" ucap Seok Jin merendah.

"Tapi jika bukan karena Bapak, desa kita ini tidak akan maju seperti sekarang pak" ucap kepala dengan membanggakan "apalagi desa kita ini juga sudah dijadikan sebagai desa wisata dan desa percontohan" tutur kepala desa lagi.

"Saya tidak tahu pak, namun tanpa adanya kerja sama dari warga desa dan pemerintah desa serta para aparat terkait" ucap Seok Jin lagi.

"Bapak benar tanpa adanya kerja sama kita tidak dapat mencapai semua ini sekarang. Bahkan kita sampai mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Semua berkat bimbingan bapak terhadap warga desa tentang bagaimana cara mengolah lahan dan mengurus hewan ternak dengan baik" kata kepala desa sambil melihat sekeliling.

Pagi ini Seok Jin tengah berolah raga dan berjalan-jalan mengelilingi desa di temani oleh pak Kades. Dan melihat bahwa desa yang sekarang dia tempai berubah sepenuhnya dari desa yang awalnya miskin kini perlahan menjadi makmur dan sangat layak di tempati. Dia senang kalau kerja keras dan inovasinya membuahkan hasil. Desa ini tetap asri dan rendah polusi meski semua warga kini memiliki kendaraan pribadi dan kendaraan pertanian. Itu semua karena warga lebih memilih kendaraan listrik dibanding kendaraan BBM yang menyebabkan banyak polusi. Itu semua yang membuat Seok Jin betah berada di desa ini meski Ia memiliki perusahaan dan hunian di kota, semua itu tidak ada yang bisa membuatnya betah tinggal di kota dan memilih tinggal di desa meski jarak yang Ia tempuh dari desa menuju ke tempat kerjanya cukup jauh dan melelahkan tapi Ia sangat nyaman berada desa itu. Keputusannya untuk tinggal di desa sangat tepat karena Seok Jin bisa menghilangkan semua stres yang Ia dapat selama bekerja di kota. Setelah selesai berkeliling Seok Jin pulang kerumahnya. Saat di rumah Seok Jin melihat ada ibu mertuanya sedang bersama orang yang tidak Ia kenal. Seok Jin pun masuk ke rumah dan menundukan kepalanya tanda hormat dan menyalami tangan mertuanya.

"Jin, sebentar mama mau bicara dengan kamu" panggil ibu mertuanya.

Seok Jin datang mendekat dan duduk di shofa ruang tamu. Mereka duduk bersama duduk bersama dan mulai berbicara. "Jin, sekarang sudah 3 tahun berlalu sejak Martha anak mama dan juga istri serta ibu dari anak-anakmu sudah pergi meninggalkan kita semua, meskipun kini mama lihat kehidupan kalian sudah bangkit, namun mama tahu dalam lubuk hati mama yang dalam, mama tahu kalian tidak akan pernah bisa melupakan Martha sampai kapan pun. Tapi Jin, kamu dan anak-anak perlu pengganti yang bisa menjadi pendamping sekaligus juga bisa menjadi ibu untuk anak-anak. Kamu tidak bisa terus sendiri sepeti ini begitupun anak-anak, kamu tidak bisa melakukan semua itu sendiri" ujar ibu mertuanya.

"Ma, Jin dan anak-anak baik-baik saja kok, mama dan papa tidak perlu hawatir Jin bisa kok mengurus semua urusan Jin dan juga anak-anak. Lagipula sekarang Yoona dan Tae sudah dewasa mereka sudah bisa menentukan dan mengurus diri mereka sendiri, lagi pula Jin kan tidak sendiri ada papa dan mama yang bisa membantu Jin seperti selama ini" ucap Jin pada ibu mertuanya.

"Iya Jin papa dan mama memang bisa terus membantumu selama kami masih hidup, tapi mama dan papa tidak bisa terus mengawasi dan membantumu 24 jam. Kamu perlu pendamping di sisimu dan juga anak-anak meski mereka sudah dewasa. Kamu perlu membuka lembaran baru dari hidupmu Jin" kini papa mertuanya yang berbicara.

"Kami tahu kalau kamu tidak akan pernah berhenti untuk mencintai Martha putri kami, mama tahu tidak akan ada yang bisa menggantikan sosoknya dengan siapapun. Namun di luar sana pasti banyak orang yang mengincar keluarga kita, banyak orang yang akan bisa menjatuhkan merusak reputasi keluarga kita. Apalagi sekarang kamu adalah seorang duda pasti ada wanita di luar sana yang ingin memiliki kamu. Dan pasti banyak orang juga ingin menjebak kamu dengan rumor tidak berdasar dan kotor yang bisa mempengaruhi keluarga kita" ucap mertuanya lagi.

"Oleh karena itu Jin sebisa mungkin kita harus menghindari fitnah buruk itu, makanya hari ini mama membawa Shania kemari. Dia adalah sepupu jauh Martha dan ini anaknya Ayana, mama merasa kalau kalian akan cocok satu sama lain. Shania dan Ayana ini orangnya baik dan mama rasa dia orang yang cocok untuk jadi istri dan juga ibu untuk anak-anakmu dan juga Ayana ini akan jadi saudara sekaligus teman untuk Yoona dan Tae Hyung karena umur Ayana tidak jauh beda dari mereka" tutur ibu mertuanya.

"Tapi Jin tidak bisa memutuskan sendiri ma, Jin perlu berdiskusi juga dengan anak-anak" ucap Jin mencoba menolak.

"Mama tau Jin, maka dari itu kalian perlu saling mengenal makanya mama berencana untuk mendekatkan Shania dan Ayana ini sama kamu dan juga anak-anak. Jadi, maka dari itu mama berencana untuk membawa Shania dan Ayana ini tinggal bersama dengan kita untuk sementara waktu supaya kamu dan anak-anak bisa lebih dekat lagi" ucap mertuanya menjelaskan.

"Jadi selama Shania dan Ayana ini tinggal disini mama dan papa juga akan mendampingi. Jadi kalian bisa saling mengakrabkan diri kalian masing-masing" tambah mertuanya lagi.

"Baiklah terserah mama dan papa saja jika itu yang terbaik untuk semuanya, Jin ikut kalian saja" jawab Seok Jin menyerah.

"Jadi mulai hari ini Shania dan Ayana akan tinggal bareng kita" ucap mertuanya dengan semangat.

Shania dan Ayana pun akhirnya tinggal bersama dengan mereka dalam satu rumah. Selama mereka tinggal bersama mereka menunjukan prilaku yang baik persis seperti almarhumah Martha. Tapi siapa sangka di balik itu semua tersimpan rencana jahat yang sudah mereka susun sedemikian rupa untuk bisa menguasai hartanya. Seok Jin dan keluarganya tidak menaruh curiga sama sekali karena mereka tidak pernah berburuk sangka pada siapapun itu.

Shania dan Ayana pun mulai merencanakan niat jahat mereka terhadap keluarga Seok Jin. Diam-diam mereka menyusun rencana mereka secara matang, agar rencana mereka bisa berjalan dengan lancar. Tanpa keluarga Seok Jin sadari mereka telah menempatkan diri mereka sendiri ke dalam jebakan. Sebulan berlalu dengan cepat, hari ini adalah hari pernikahan Seok Jin-Shania, setelah mendapat persetujuan dari semua anggota keluarga Seok Jin pun setuju untuk menikah lagi meskipun Ia masih belum bisa mencintai Shania sepenuhnya seperti rasa cintanya pada mendiang Martha.

Seok Jin akhirnya menggelar acara pernikahan yang cukup mewah dengan mengundang semua kolega, mitra dan rekan bisnisnya beserta seluruh warga desa ikut di undang. Acara berlangsung meriah meski acara diadakan di gedung serbaguna yang dekat dengan balai desa, tetapi tidak mengurangi kemewahan acara. Banyak sekali tamu yang datang meramaikan suasana perta itu. Tetapi ada satu hal yang kurang, yaitu ketidak hadiran Tae Hyung di acara tersebut. Tae Hyung terpaksa tidak hadir di karenakan kesibukan kuliah dan juga kesibukannya di kantor yang berada di korea, tetapi Ia tetap memberikan selamat kepada ayahnya melalui video call. "Pak Seok Jin acara ijab kabul akan segera di mulai, Bapak bisa keluar sekarang" kata staff bridal meberitahukan.

"Wah... wah.. ayah terlihat begitu tampan dengan taxsedo itu, ketampanan ayah sudah seperti artis korea saja, begitu bersinar sampai membuat orang silau di buatnya" celetuk Yoona sedikit menggoda ayahnya.

"Kamu ini apa-apaan sih Yoon, bikin ayah malu saja. Kamu juga cantik sekali persis seperti mendiang ibumu, dengan balutan dress yang cantik dan hijab yang menutupi kepalamu kamu terlihat sangat begitu menawan seperti bidadari" celoteh Seok Jin yang gantian menggoda anaknya Yoona.

"Cihh.. ayah ini bisa aja membalikan kata-kata pujian ke anaknya. Anaknya siapa dulu dong, pak Seok Jin....~ siapa coba di lingkungan ini yang tidak tahu kecantikan anak sulung pak Seok Jin yang tampan ini..." goda Yoona kembali pada ayahnya sambil menggandeng lengan sang ayah.

"Emh.. bisa saja kamu ini." Balas Seok Jin sambil mencolek hidung anaknya.

Mereka pun keluar dari ruangan menuju ke tempat akad nikah akan dilakukan. Semua mata tertuju menatap ke arah Seok Jin dan juga Yoona begitu mereka keluar dari ruangan. Mereka terlihat bak seorang pangeran dan putri dari kerajaan eropa, saking menawannya pesona mereka berdua. Seok Jin pun duduk di depan penghulu dan bersiap untuk melakukan ijab kabul. Dengan sekali ucap Seok Jin berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Kini mereka berdua resmi telah menjadi pasangan suami istri. Acara pun berjalan dengan lancar sampai akhir acara selesai. Semua tamu menikmati gelaran acara sampai satu per satu dari mereka pergi dari tempat acara diadakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!