Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegilaan Felix
Liora menghempaskan tubuhnya di ranjang, dan berusaha memejamkan matanya. Wanita itu benar-benar merasa dirinya berada di dalam jurang, dan tak bisa selamat. Liora ingin menghindari Felix Dawson, tapi bagaimana caranya? Oh, God! Liora masih sangat membutuhkan pekerjaannya.
Liora mengatur napasnya, tapi tiba-tiba sesuatu hal di dalam diri Liora menggerakkan hatinya dan memaksa otaknya untuk melakukan tindakan.
Wanita itu mengambil ponselnya yang ada di sampingnya, dan melihat di internet tentang 'Felix Dawson'.
Liora membaca berita tentang Felix—yang berisikan tentang Felix banyak berkencan dengan wanita-wanita berbeda. Mulai dari model, artis terkenal, bahkan anak pengusaha besar pun. Di internet banyak beredar paparazi yang mengambil gambar Felix diam-diam tengah berlibur dengan salah satu artis terkenal.
"Dia memang brengsek," umpat Liora kasar dan langsung menutup internet, tak lagi melihat berita tentang Felix Dawson.
"Akhh! Kenapa aku harus melihat berita pria sialan itu?" Liora mengusap-usap rambutnya kasar. Umpatan dan makian lolos dalam hatinya. Dia merutuki dirinya yang malah ingin tahu tentang Felix Dawson.
"Aku sudah tidak waras." Liora mengambil bantal dan menutup wajahnya, menggunakan bantal. Wanita itu memaksa untuk memejamkan mata, dan menepis pikirannya tentang Felix Dawson. Liora sudah dipusingkan dengan masalah yang hadir bertubi-tubi.
Wanita itu tak ingin lagi menambah masalah dalam hidupnya.
***
“Felix.” Seorang wanita cantik berambut pirang memeluk Felix ketika Felix baru saja tiba di klub malam. Pakaian wanita itu sangat minim dan seksi. Dia menggesek-gesekan dadanya menggoda Felix. Sebagai pria normal, tentu Felix merespons dengan memberikan ciuman di bibir wanita itu.
“Long time no see, Catalina,” bisik Felix seraya meremas gundukan kembar di dada Catalina yang berukuran padat dan menantang itu.
Catalina melingkarkan tangannya di leher Felix. “Kau ke mana saja, Felix? Aku sangat merindukanmu.” Catalina mendekatkan bibirnya ke telinga Felix dan berbisik menggoda, “Malam ini, kau mau 'kan menghabiskan malam bersama denganku?”
Felix kembali melumat bibir Catalina. “Tidak malam ini, but kita bisa atur ulang waktu.” Felix mengecup leher wanita itu dan meninggalkan jejak kemerahan di sana.
Catalina mendesah. “Tomorrow?”
Felix terkekeh rendah. “Kau tidak sabar rupanya.”
Catalina membelai rahang Felix. “Sudah lama aku tidak merasakan kau berada di dalamku, Felix.”
Felix mencium bibir Catalina. “Besok kau bisa datang ke kantorku.”
Catalina tersenyum anggun. “Oke, Honey. See you tomorrow.” Lalu, Catalina mengecup dada bidang Felix—dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
Felix duduk di depan kursi bartender. “Berikan aku vodka.”
“Alright, Sir.” Bartender itu segera memberikan vodka pada Felix.
Felix menenggak hingga tandas vodka yang baru saja diberikan oleh bartender itu.
“Felix Dawson, lama tak bertemu.” Lysander Pendleton—teman Felix—melangkah menghampiri Felix yang hanya duduk sendirian.
Felix mengalihkan pandangannya menatap Lysander. “Kenapa kau hanya sendiri?” tanyanya dingin. Tak biasanya temannya itu hanya sendiri. Paling tidak ada tiga atau empat wanita yang bersama dengan temannya itu.
Lysander terkekeh rendah. “Well, aku sedang bosan dan ingin sendiri. Kau bagaimana? Kenapa kau hanya sendiri? Tapi, tadi aku lihat Catalina menggoda mu, dan kau malah membiarkannya pergi. Apa kau sudah bosan dengan Catalina?”
Felix meminta bartender untuk kembali memberikannya vodka. Sang bartender segera memberikan vodka untuk Felix.
“Aku sedang tidak tertarik bermain dengan Catalina malam ini.” Felix menggerakkan gelas sloki di tangannya.
Lysander tersenyum samar. “Apa kau sudah menemukan fantasi baru, sampai Catalina sekarang kau buang?”
Felix Dawson—playboy terkenal itu memang kerap bergonta-ganti pasangan. One night stand, bukan hal baru baginya. Dan Catalina adalah salah satu koleksi Felix. Sejak dulu, Felix memang enggan untuk menjalin hubungan.
Sekalipun, dia sudah mendapatkan paksaan dari keluarganya untuk menikah, tapi tetap saja Felix tidak mau. Felix menyukai kebebasan. Pria itu tak suka dengan aturan-aturan yang membuatnya sakit kepala.
Felix menyesap vodka-nya dan menatap Lysander. “Pertanyaanmu tidak perlu aku jawab. Kau pasti mengenalku dengan baik.”
Lysander tertawa pelan seraya meninju sedikit lengan kekar Felix. “Sejak dulu kau memang brengsek, Dawson.”
Sebelah alis Felix terangkat. “Kau bahkan jauh lebih brengsek dariku.”
Lysander kembali tertawa seraya mengangkat kedua tangannya, seakan menandakan menyerah. “Alright, kita memang sama-sama brengsek.”
***
Gelegar petir kencang membuat Liora yang terlelap terpaksa membuka matanya. Angin masuk dari jendela yang tak tertutup rapat. Liora menyibak selimut, turun dari ranjang dan segera menutup rapat jendelanya.
“Kenapa aku bisa lupa menutup jendela?” seru Liora kesal pada dirinya sendiri yang begitu ceroboh, tak menutup rapat jendela.
Tenggorokan Liora terasa kering. Wanita itu segera melangkah keluar kamar, menuju ke dapur, membutuhkan minuman dingin di kulkas.
Liora mengambil orange juice yang ada di kulkas, dan meminumnya perlahan.
Namun, tiba-tiba terdengar bunyi bel. Raut wajah Liora terkejut dan bingung. Siapa yang datang tengah malam seperti ini?
Liora masih belum bergeming di tempatnya. Tidak mungkin Kevin mendatanginya. Ah, atau mungkin Rose? Liora ingat kalau temannya itu kerap mendatanginya di malam hari.
“Rose, kau benar-benar menyusahkan,” gumam Liora kesal. Detik selanjutnya, Liora melangkah menuju ke pintu dan membuka pintunya.
“Rose—” Seketika ucapan Liora terhenti melihat sosok pria tampan berdiri di hadapannya. Aroma alkohol begitu kental tercium di indra penciuman Liora.
“Felix? Kau—”
“Hai, aku ingin menginap di tempatmu.” Felix langsung masuk menuju ke kamar Liora. Pria itu yakin bahwa kamar Liora berada di paling depan, karena merupakan kamar utama.
“Felix, apa yang kau lakukan?!” Liora menyusul Felix yang melangkah menuju ke kamarnya.
“Felix!” Liora akan meraih tangan Felix, tapi pria itu sudah menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan memejamkan mata.
Liora berdecak kesal. “Felix, kau mabuk dan kau mendatangi apartemenku? Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?!” serunya dengan nada cukup tinggi.
“Aku tidak mabuk. Aku hanya ingin tidur di sini.” Felix menarik tangan Liora masuk ke dalam dekapannya. Sontak, Liora terkejut akan tindakan Felix.
“Felix, lepaskan, hmptt—” Ucapan Liora terhenti ketika Felix mencium bibirnya.
Pria itu mengisap atas dan bawah bibir Liora bergantian. Berkali-kali Liora berontak, tapi tetap tak menuai hasil.
Akhirnya, Liora memilih diam ketika Felix mencium bibirnya karena lelah terus berontak. Aroma napas Felix tercium alkohol, tapi aroma itu tetap segar, dan melumpuhkan seluruh organ di tubuh Liora.
“Tadi aku mencium bibir Catalina, tapi tidak semanis bibirmu. Kau tahu? Kau adalah favoritku,” bisik Felix serak tepat di depan bibir Liora.
Seketika raut wajah Liora terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Felix. Wanita itu langsung menjauh dan mendorong tubuh Felix. “Kau benar-benar brengsek! Setelah kau mencium wanita lain, kau malah mencium ku?!” serunya begitu kesal.
Felix tersenyum samar melihat Liora marah. “Kau sangat seksi saat kau marah, Liora.”
“Bajingan!” Liora emosi, dan langsung melangkah pergi meninggalkan Felix yang tertidur di ranjangnya.
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah