NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:622
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 15 - Langkah yang berani

"Nee, Haruki-kun. Maukah kamu berkeliling festival bersamaku pada hari kedua?"

[30 September — 2015]

*POV Haruki

Kemarin, saat penutupan hari pertama festival, Sakura mengajakku untuk berkeliling festival bersama pada hari kedua.

Dan saat ini, kami mendapatkan waktu istirahat satu jam sebelum kembali bekerja.

Kami memanfaatkan waktu satu jam itu untuk berkeliling bersama.

Aku mengulurkan tangan padanya, "Ayo, Sakura!"

Sakura menggenggam tanganku, "Ayo, Haruki-kun!" balasnya dengan wajah tersenyum lebar.

Setelah itu, kami mulai melangkah sambil bergandengan—berkeliling festival bersama.

•Beberapa saat kemudian...

Sambil terus melangkahkan kaki, kami saling menentukan tempat pertama yang akan kami kunjungi.

"Haruki-kun, menurutmu kita harus pergi ke mana dulu?"

"Hm... ke mana ya?"

Aku berpikir sambil terus melangkah, Sakura juga—mungkin?

Beberapa saat ketika aku sedang berpikir, langkahku terhenti saat mendengar sebuah suara dari sebelah kanan.

Miaw miaw miaw...

Saat mendengar suara meongan anak kucing, aku menoleh seketika.

Sakura juga menoleh di saat yang bersamaan denganku.

Dua atau tiga saat kemudian, kami menoleh dan saling memandang. Sepertinya dia memikirkan hal yang sama denganku.

"Bagaimana kalau kita ke sana dulu, Haruki-kun?"

Sambil tersenyum Sakura bertanya padaku. Aku balas dengan mengangguk kecil.

Kami pun melangkah masuk bersama ke dalam kafe kucing yang diadakan oleh kelas 3-D.

[•] Ruang kelas 3-D

Setelah memasuki pintu, kami langsung mengambil meja yang banyak anak kucing yang lucu di sekitarnya.

Seorang pelayan laki-laki dengan setelan jas khas pelayan restoran yang mewah—mendatangi kami dengan membawa daftar menu.

Pelayan itu memberikan daftar menu itu pada kami sambil berkata, "Silakan dipesan menunya, tuan!"

Aku mengambil daftar menu itu sambil terus menatap wajah pelayan itu dengan perasaan bingung.

Sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat... tapi di mana ya?

Tak lama kemudian, Sakura mengangkat rendah tangannya dan menyebutkan menu yang dia pesan.

"Saya pesan milk shake, satu saja."

Aku menoleh, lalu mengangkat rendah tanganku. "Saya juga sama, tapi dengan krim kocok yang sedikit lebih banyak."

Setelah memesan, pelayan itu mengambil kembali daftar menu tersebut.

"Mohon menunggu sampai pesanannya sampai," ucap pelayan itu sedikit membungkukkan badannya.

Setelahnya, pelayan itu berbalik untuk menyiapkan pesanan kami.

Detik setelahnya, Sakura mendekatkan wajahnya padaku, lalu berbisik.

"Bukankah dia ketua osis, Shigure Shin, kan, Haruki-kun?!"

Saat mendengar nama ketos dari mulut Sakura, aku pun menyadarinya.

Benar juga, ya... yang dikatakan oleh Sakura.

"Kurasa kamu benar, Sakura. Dia sangat mirip dengannya," balasku berbisik.

"Kan!" ujar Sakura.

Di saat kami sedang berbisik-bisik, pelayan itu kembali membawa pesanan tanpa kami sadari, sampai akhirnya pelayan itu memanggil kami.

"Maaf, tuan. Bisakah kalian berhenti berbisik-bisik dan menikmati pesanan kalian."

Aku dan Sakura menoleh secara bersamaan melihat ke arah pelayan itu.

"Maaf, boleh saya bertanya?" ucap Sakura mengangkat rendah tangannya.

"Apa yang ingin anda tanyakan, tuan."

Beberapa saat setelah pelayan itu mengizinkan, Sakura mulai membuka bibirnya.

"Apakah benar, kamu adalah Shigure Shin, ketos Hoshizora Kōkō?" tanyanya.

Pelayan itu berpikir sebentar sebelum menjawabnya.

Pelayan itu mengangguk, lalu menjawab, "Benar. Seperti yang anda ucapkan."

Mendengar jawabannya buatku tak habis berpikir alasannya mau menjadi pelayan di kelasnya sendiri.

Namun saat aku melirik ke arah pintu kelas, aku melihat seseorang dengan seragam pelayan tersenyum di balik pintu—melihat ke arah kami.

Saat aku pikirkan, pelayan itu mirip dengan Tsurugi Rinka-san, wakil ketos Hoshizora Kōkō.

Aku tidak begitu mengenalnya, namun sepertinya aku mengerti keadaannya sekarang.

Di saat yang bersamaan, ketua Shigure meletakkan pesanan kami di atas meja dan kembali setelahnya.

Setelah itu, aku dan Sakura pun menikmati pesanan kami sambil bermain dengan beberapa anak kucing di sana.

Dan setelah 15 menit berada di sana, kami pergi dari kafe kucing kelas 3-D dan mulai berjalan ke lapangan di bawah.

* * *

Dari kafe kucing yang diadakan oleh kelas 3-D, kami langsung berjalan menuju ke sini—lapangan.

Pada hari kedua, pengunjung dari luar sekolah—semakin banyak yang datang. Itu menandakan, kalau festival ini akan menjadi sangat ramai pada hari keempat nantinya.

[•] Lapangan

Saat ini, aku dan Sakura sedang berada di tengah-tengah lapangan yang dipenuhi dengan lautan manusia.

"Nee, nee, Haruki-kun. Mau pergi ke mana dulu?"

Sambil memiringkan kepalanya menatapku, Sakura bertanya.

"Bagaimana kalau kita pergi ke semua tempat yang ada di sini, Sakura?!" jawabku.

Sakura maju dua sampai tiga langkah di depanku setelah aku menjawab pertanyaannya.

Setelahnya, Sakura berbalik dan kemudian mengulurkan tangannya padaku sambil tersenyum.

"Ayo, Haruki-kun!"

Aku membalas senyumannya dan menggenggam tangannya.

"Ayo!" seruku.

Setelah itu, kami mulai melangkah—mengunjungi semua kedai makanan satu per satu.

Makan dango bersama, berfoto dengan bunga-bunga di pot, dan banyak hal lainnya yang kami lakukan bersama-sama.

Tanpa kami sadari, waktu istirahat kami telah selesai dalam sekejap dan kami harus kembali ke kelas untuk melanjutkan pekerjaan kami di sana.

•Beberapa jam kemudian...

[•] Perjalanan pulang

Setelah festival hari kedua selesai, aku dan Megumi—kami berjalan pulang bersama seperti biasanya.

Dan di tengah perjalanan, Megumi meminta satu hal padaku.

"Nee, Haruki."

Tanpa menoleh aku menjawab, "Ada apa, Megumi?"

"Bolehkah aku meminta satu hal padamu... Haruki?"

Megumi bertanya dengan suara yang lembut dan pelan.

"Apa yang kamu inginkan?"

Pertanyaanku membuat Megumi diam termenung selama beberapa saat sebelum menjawab.

"Maukah... kamu berkencan denganku satu kali saja... di hari ketiga festival?"

Permintaan yang Megumi katakan padaku, membuatku memikirkan alasan di balik permintaannya.

Untuk apa dia memintaku berkencan dengannya?

Pada saat itu, aku benar-benar tidak menyadarinya...

"Baiklah, Megumi... aku turuti permintaanmu."

Aku menoleh, melihat wajahnya—Megumi tersenyum saat mendengar jawabanku.

"Terima kasih, Haruki... sudah menuruti keegoisanku," ucapnya.

...Aku tidak menyadarinya. Awal dari sebuah kisah yang sebenarnya.

* * *

[•] Kediaman Keluarga Kamihara

*POV Megumi

Setelah festival hari kedua, aku berjalan pulang bersama dengan Haruki.

Dan saat ini, aku sedang berbaring di kasur sambil menatap langit-langit di dalam kamarku.

-Baiklah Megumi... aku turuti permintaanmu.

Perkataan Haruki itu masih terus aku pikirkan hingga saat ini.

"Ah... apakah aku bisa mengatakan itu padanya besok?"

Hati dan pikiranku masih terasa gelisah—memikirkan seperti apa reaksi Haruki saat aku memberitahunya.

Apakah dia akan terkejut?—pastinya sih.

Yang aku pikirkan adalah tindakannya setelah aku beritahu padanya.

Apakah dia akan menolakku dan tidak percaya padaku atau tidak?

Hal itu masih terus aku pikirkan hingga saat ini.

"Besok... akan jadi seperti apa ya?"

Dan keesokan harinya—hari ketiga festival sekolah pun tiba.

[1 Oktober — 2015]

[•] SMA Hoshizora

Aku hanya berkencan dengan Haruki pada saat dia istirahat karena aku tidak ada kegiatan sampai hari keempat nantinya.

Dan di depan ruang kelas 3-C, aku menemuinya.

"Bisa kita mulai, Haruki," ucapku.

Haruki mengulurkan tangannya, "Ayo, Megumi."

Aku menggenggam tangannya dan kami pun mulai melangkah. Berkeliling festival bersama.

Apa pun yang terjadi nantinya, aku pasti akan mengatakan itu padanya.

Seperti apa pun jawaban dan reaksi yang dia berikan nantinya, aku harus menerimanya.

Karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri....

* * *

Kencanku dengannya hari ini sangat menyenangkan.

Dia selalu bisa menebak langkahku berikutnya, dia selalu membiarkanku yang memilih.

Rasanya... seperti angin segar sebelum datangnya bencana baru yang menghampiri.

Dan tanpa terasa, kencanku dengannya berakhir dengan cepat dan kami sedang berjalan menuju ruang kelas kami.

Sampai sekarang—masih belum juga aku mengatakan itu padanya.

Bagaimana caraku... dapat mengatakannya ya?

•Beberapa jam kemudian...

Singkat cerita, penutupan hari ketiga festival sebentar lagi akan tiba.

Aku pergi ke gudang dan meminta Mai-chan untuk memanggil Haruki menemuiku di sana lewat pesan singkat di ponsel.

[•] Gudang sekolah

Beberapa menit setelah pesan itu terkirim padanya, seseorang datang melalui pintu gudang—dia Haruki.

Haruki datang sendiri menemuiku. Sepertinya Mai-chan langsung pergi menemuinya begitu membaca pesan dariku.

Haruki datang menghampiriku dengan langkah yang pelan. "Ada perlu apa memanggilku melalui Yoshino-san, Megumi?" sambil melangkah dia bertanya.

"Umm... Haruki, maaf jika terlalu tiba-tiba. Ada yang ingin aku katakan padamu."

Haruki menghentikan langkahnya dan kemudian bertanya.

"Apa yang ingin kamu katakan padaku?" tanyanya.

Aku menekan dadaku, menghela napas yang panjang sebelum memberitahunya.

Setelah menghela napas, tanganku masih bergetar—takut akan reaksi yang dia berikan nantinya.

Aku mengepalkan tangan di depan dadaku—tanganku masih bergetar.

Yosh! aku harus mengatakannya sekarang!

"Maaf jika tiba-tiba, ya, Haruki. Aku... juga berasal dari masa depan."

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!