NovelToon NovelToon
The Curse Of Beauty

The Curse Of Beauty

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Setelah mengalami penderitaan di kehidupannya karena keberuntungan memiliki wajah cantik, tubuh semampai dan kaya. Kirana mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali. Sebagai orang jelek, miskin dan badan gemuk. Tak disangka keberuntungannya ikut berubah. Bahkan dia mendapat jodoh yang lebih baik daripada saat menjadi wanita cantik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Kirana meraba bibirnya yang rasanya seperti baru saja ditabrak sebuah truk besar.

"Bengkak" ucapnya lalu menunduk malu.

Awalnya tentu saja Kirana merasa sangat malu. Dia yang tak pernah memiliki pengalaman sentuhan dengan pria diharuskan melakukan semua itu. Apalagi pria yang diciumnya adalah Tuan Armand.

Pria dengan postur tubuh tegap dan besar itu tampak begitu mendominasi untuk Kirana. Dia merasa begitu kecil tak berdaya saat Tuan Armand mulai memimpin.

"Ini hanya resiko pekerjaan" katanya lalu mulai bersiap tidur.

Tengah malam dia terbangun dan tidak menemukan Tuan Armand di ranjang. Kirana keluar dari kamar dan melihat mantan atasannya itu bekerja di balik meja.

Inilah Tuan Armand yang dikenal dan dihormati olehnya. Pria pekerja keras yang sanggup membangun perusahaannya sendiri. Meski ternyata memiliki latar belakang sangat kaya.

Kirana harus memiliki semangat yang sama untuk merubah hidupnya. Dia harus mulai merencanakan apa yang akan dilakukan setelah enam bulan masa kerjanya dengan Tuan Armand selesai.

"Kau terbangun?" tanya Tuan Armand yang ternyata menyadari keberadaannya.

Kirana teringat ciuman mereka beberapa jam sebelumnya, lalu berusaha keras menepis semua itu.

"Iya"

"Kau mau kopi?"

Kirana mengangguk dan mengikuti langkah Tuan Armand membuat kopi dengan mesin. Pengalaman pertamanya menggunakan mesin untuk membuat kopi.

Keduanya duduk di ruangan dan menyesap kopi dalam diam.

"Nyonya Riady kelihatannya baik sekali" kata Kirana berusaha membuka pembicaraan.

"Ibuku? Dia memang baik. Terlalu baik"

Entah kenapa ada rasa getir tiap kali Tuan Armand membicarakan tentang ibunya. Kirana jadi enggan bertanya lebih lanjut.

"Anda memiliki kemiripan dengan ibu Anda"

"Tidak ada yang bicara seperti itu. Semua orang yang mengenal keluargaku pasti mengatakan aku lebih mirip dengan ayah. Yang mirip dengan ibu ... "

Tidak tahu kenapa Tuan Armand berhenti bicara di tengah-tengah cerita dan menunduk sedih. Sepertinya ada yang disembunyikan dan Kirana tak berani bertanya.

"Pekerjaan apa saja yang Anda lakukan sebelum menjadi CEO?" tanya Kirana meloncat jauh dari bahan pembicaraan sebelumnya.

"Pekerjaan? Setelah keluar dari militer, aku melakukan apa saja. Mulai dari kuli bangunan, mandor, penjaga hutan, manajer proyek, kontraktor"

"Pekerjaan yang melelahkan"

"Bukankah kau juga melakukan banyak pekerjaan?"

"Tidak terlalu banyak. Pekerjaan yang bisa saya lakukan terbatas karena tidak memiliki pendidikan tinggi saat itu"

Keduanya bicara tentang pengalaman mereka selama kesulitan dan tak terasa, waktu terus berjalan. Ketika sinar matahari masuk ke dalam apartemen, Kirana membuka mata.

Rupanya dia tertidur di sofa saat mendengar cerita Tuan Armand semalam. Tapi bantal yang dia pakai sungguh keras. Kirana meraba bantal itu dan merasakan kulit yang hangat.

Kulit? Semua bantal sofa Tuan Armand tidak ada yang berbahan kulit. Dia melihat bantal dan baru sadar kalau itu lengan Tuan Armand. Ternyata dia tidur di sofa bersama pria itu. Untungnya Kirana berada di pinggir, jadi dia bisa turun dengan mudah.

"Kenapa bangun?" tanya Tuan Armand yang ternyata sudah terjaga.

"Maaf. Harusnya saya tidak tertidur disini"

"Tidak apa-apa. Kita sama-sama mengantuk"

Tuan Armand tidak menganggap kelakuan Kirana berlebihan. Seakan semua kedekatan yang terjadi diantara mereka tak berarti. Dan memang seharusnya tak berarti. Karena kedekatan mereka tercipta hanya untuk sebuah perjanjian kerja.

"Saya akan menyiapkan sarapan" ucap Kirana lalu pergi ke dapur sementara Tuan Armand bersiap-siap.

Setelah bos nya pergi, Kirana juga keluar dari apartemen. Dia memakai pakaian ternyaman miliknya dan pulang. Kirana naik angkutan umum untuk sampai ke lingkungan rumahnya. Dia turun di depan gang besar lalu berjalan jauh masuk ke dalam.

Baru saja ingin masuk ke dalam kamar, dia menemukan kak Yuyun keluar.

"Kak" sapanya.

"Kirana! Kenapa kau pulang?"

Kirana masuk ke dalam kamar kak Yuyun yang tampak kosong.

"Kak Yuyun mau pindah?" tanyanya.

"Tidak. Aku mau pulang sebentar. Aku merindukan ibu dan adik-adikku. Kamu sendiri, kemana selama 2 hari?"

"Aku? Dapat pekerjaan baru"

"Benar? Lalu, apa kau dapat tempat tinggal dari pekerjaan barumu?"

"Bisa dikatakan begitu"

"Apa uangnya lumayan?"

Kirana belum mendapatkan gaji apa-apa dari pekerjaan barunya tapi janji dari Tuan Armand sepertinya bisa dipercaya.

"Ya"

"Baguslah, kalau bisa jangan kembali ke rumah dulu. Pria brengsek itu datang lagi kemarin malam, mencari mu. Dia berhasil masuk ke kamarmu tapi karena kau tidak ada, pria itu pergi lagi!"

"Apa dia menyakiti kak Yuyun lagi?"

"Tidak. Aku tetap di kamar, tidur. Dia pasti mengira aku bekerja setiap malam"

Untunglah kali ini kak Yuyun tidak mengalami hal yang berbahaya lagi.

"Aku akan melihat kamar sebentar. Mengambil beberapa barang dan pergi lagi"

"Aku juga harus pergi sekarang. Kita keluar bersama saja"

"Iya"

Kirana mengambil barang yang diperlukannya dan melihat bekas kerusakan yang disebabkan pria brengsek itu. Lalu keluar bersama kak Yuyun dan tak menyangka akan bertemu dengan pria brengsek itu. Bersama dua temannya yang kelihatan tidak sadar karena pengaruh minuman.

"Cantik!! Kau datang juga. Apa kau tahu aku mencarimu beberapa hari ini"

Kirana hanya bisa menunduk, menutupi wajahnya.

"Kami mau keluar!! Menyingkir!" teriak kak Yuyun.

"Apa kau wanita gila??! Aku bicara dengan wanita cantik di sebelahmu"

"Dia tidak mau bicara denganmu!"

"Ayolah cantik, pergi bersamaku"

"Pergi!!!"

Kak Yuyun terus melindungi Kirana dan pria itu menjadi lebih beringas. Melihat pelindungnya berada dalam bahaya, membuat Kirana tak bisa diam lagi.

Ketika pria itu maju untuk memukul kak Yuyun, Kirana maju dan menghalaunya. Menyebabkan topinya terjatuh dan mengungkapkan wajahnya yang cantik.

Pria itu dan dua orang temannya semakin berani maju karena hal itu. Membuat posisi Kirana dan kak Yuyun semakin berbahaya.

Satu orang bisa Kirana jatuhkan. Tapi tiga pria dengan kekuatan tak terbaca nya. Apalagi dengan pengaruh minuman tidak mungkin Kirana bisa kalahkan. Selama tiga pria brengsek itu masih terdiam, Kirana memegang tangan kak Yuyun dan memaksanya lari.

"Ayo!!" katanya lalu mulai berlari sekencang mungkin.

Meski ketiga pria itu mengejar, Kirana dan kak Yuyun telah jauh di depan. Lalu mereka segera naik angkutan umum dan melesat pergi.

"Nak, kamu model ya?" tanya ibu yang ada dalam angkutan umum pada Kirana dengan tatapan wajah penuh senyum.

"Bukan" jawab Kirana.

"Dari tempat kumuh seperti itu berarti bukan model. Sudah pasti wanita tidak benar" kata ibu disebelahnya.

"Iya, lihat saja itu temannya. Bajunya mencolok seperti wanita murahan"

"Sudah diberi anugerah cantik tapi pekerjaannya tidak benar. Sayang sekali"

"Iya ya. Sayang sekali terlahir cantik tapi miskin. Pasti hanya bisa mencari pekerjaan yang mudah agar memiliki uang. Hanya membuka kaki dan dapat uang" cibir ibu itu lalu disambut anggukan kepala teman-temannya.

"Benar!!"

"Jangan sembarangan ya!!! Temanku ini lulusan Universitas. Sekarang bekerja di perusahaan besar!!" bela kak Yuyun yang kesal.

Tapi Kirana yang terbiasa menerima semua kata-kata itu tidak mau membalas. Dia memilih diam saja sampai angkutan umum berhenti di stasiun kereta.

"Hati-hati kak Yuyun" katanya melepas kepergian kak Yuyun.

Tiba-tiba kak Yuyun pergi dan kembali dengan topi yang segera dipakaikan pada Kirana.

"Cuaca panas. Jangan sampai hitam!"

Padahal Kirana tahu kalau dia memang lebih baik menutupi wajahnya. Kecantikan itu memang tak berarti ketika dirinya hidup di lingkungan yang miskin.

"Jangan khawatir, kak Yuyun harus kembali dalam keadaan sehat"

"Pasti! Bulan depan saat aku kembali, kita makan bersama"

"Hemmm"

Setelah melepas kepergian kak Yuyun, Kirana kembali ke apartemen Tuan Armand dengan lemah. Namun terkejut dengan kehadiran seorang wanita yang tersenyum hangat padanya.

"Kirana, Bibi menunggumu sejak tadi!"

Kirana tiba-tiba merasa ibunya hadir disana. Tersenyum hangat padanya. Dia berlari lalu memeluk ibu Tuan Armand dan mulai menangis. Melampiaskan semua rasa sedih yang menumpuk dalam hatinya karena tak bisa mengungkapkannya pada siapapun.

1
cuma baca
kau 'sangat' tor
cuma baca
oalah🤧
cuma baca
knapa ga jdi selebgram aja 😭🤣
cuma baca
ni harus dibaca ulang ya😭ga ngertii😭😭
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
hish, kenapa dgn Armand....pertahankan dong cinta itu tanpa mengira kasta
cuma baca
tor up lagi donk🥺🥺
Kartika Sari: bab 5
total 3 replies
cuma baca
jdi serba salah ya/Facepalm/
cuma baca
aisss
cuma baca
yg nyelamatin Kirana dlu tu brarti ya
cuma baca
waduuhhhhh
cuma baca
kak when you forget udah tamat kah?
Kartika Sari: when you forget sudah tamat
total 1 replies
cuma baca
hooh, heran dunia gni amat skrg
cuma baca
astagaa/Sweat/
cuma baca
astaghfirullah, naudzubillah min zalik
cuma baca
ais paling ga snggup ma adegan2 kek gni
cuma baca
bisa2 nya ketawa 😤
cuma baca
ya rabb ga kuat😭
cuma baca
na'udzubillah
cuma baca
astagaaa/Panic//Panic//Panic//Panic//Panic/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!