NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Anak Haram Sang Istri / Ibu susu
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.

Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.

Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.

Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.

Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.

Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?

Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?

Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan Menguntungkan Lagi

#16

“Aduh, kok malah Tante yang menangis mendengar ceritamu.” 

Mom Naura mengusap air matanya, ketika Elma mengisahkan perjuangannya selama satu tahun merawat Eve. 

Mulai dari bolak-balik ke rumah sakit, memompa ASI, lalu menyimpan di freezer, bekerja jungkir balik, hanya untuk membayar biaya di ruang rawat Neonatus. Karena di awal-awal kelahirannya, Eve kesulitan beradaptasi dengan udara di sekitarnya. Karena itulah, ia tinggal di inkubator selama dua bulan lamanya. 

Setelah keluar, bukannya membuat Elma bernafas lega, tapi justru membuat Elma semakin tidak tenang untuk meninggalkan Eve di rumah selama ia bekerja. Karena itulah ia membayar perawat pribadi untuk menjadi baby sitter Eve. 

Sekali lagi, Elma tak berharap mendapatkan belas kasihan dari Sean selaku ayah biologis, tapi sikap pria itu benar-benar menjengkelkan, karena cerita Elma pun, tetap tak mampu mengetuk hati nuraninya. 

“Mom, sudah semakin siang, ayo kita pulang.” Sean berucap seolah-olah hendak mengatakan pada Elma, ‘jangan menjual cerita, seolah-olah kamu adalah yang paling terluka’. Padahal dua jam yang lalu, Sean memohon kepadanya agar memberikan ASI untuk Baby Rey. 

“Iya, kamu benar.” Mom Naura melirik jam tangannya. “Walaupun sebenarnya, Tante mulai nyaman ngobrol denganmu,” ungkap Mom Naura pada Elma. 

“Terima kasih sekali, kamu mau memberikan ASI untuk cucu Tante. pasti membuat kamu menangis perih karena teringat anakmu.” 

Banyak hal mereka obrolkan, termasuk anak Elma dan lika-liku perjalanan Elma merawat anaknya sendiri. Anehnya selama itu pula Mom Naura sama sekali tak curiga bahwa selain Baby Rey, anak Elma adalah cucunya juga. 

“Sebenarnya anak saya adalah—”

Brak! 

Prang! 

Mendadak Sean ketakutan ketika Elma kembali bersuara, karena itulah ia reflek berdiri hingga membuatnya tanpa sengaja menjatuhkan pitcher minuman. Lalu—

Karena terkejut mendengar suara keras tersebut.

Baby Rey pun kembali menangis, Mom Naura langsung melotot marah pada Sean, karena kini mereka sedang menjadi pusat perhatian. 

“Kamu kenapa, sih?! Sudah tahu anakmu sulit ditenangkan, malah menciptakan keributan.” Seperti anak-anak, Sean dimarahi oleh Mom Naura. 

“Tidak, Mom. Aku tak sengaja.” Kalimat Sean diabaikan oleh Mom Naura, ia justru mengajak Elma keluar dari kafe, membiarkan Sean membereskan masalah yang sudah ia buat. 

“Sial!” maki Sean kesal, “wanita itu, benar-benar membuatku tak tenang, apa sebenarnya yang dia inginkan?”

Seorang pelayan kafe menghampiri Sean, “Permisi, Tuan. Saya akan membereskan pecahan beling ini, jadi—”

“Iya! Aku tahu! Pasti aku bayar ganti rugi Kerusakannya.” Dengan ketus Sean berucap, membuat pelayan tersebut membeo, karena ia hanya meminta Sean menyingkir agar terhindar dari pecahan beling yang bisa melukainya. 

Tak lama kemudian, ponsel Sean berdering.

“Ada apa?” jawabnya sedikit ketus, karena Gading menghubunginya di hari minggu. 

“Polisi hampir menyimpulkan penyebab kecelakaan beruntun di jalan waktu itu. Dan mereka meminta Anda datang untuk menanyakan sesuatu.” 

Deg! 

Sean mulai bertanya-tanya, bukankah itu hanya kecelakaan beruntun? Kenapa juga ia harus datang untuk memberikan kesaksian. “Aku tidak terlibat dalam insiden tersebut, jadi kenapa mereka memintaku untuk datang?” 

“Polisi tidak mengatakan hal yang lainnya pada saya, mereka hanya meminta Anda datang, itu saja.” 

“Harus sekarang?” 

“Kalau bisa sekarang, kalau tidak bisa, Anda dipersilahkan datang di hari kerja saja. Agar tidak mengganggu hari libur Anda.” 

“Hmm, baiklah, hari senin saja aku datang.” 

Sean menerima kembali kartu kreditnya, setelah petugas memasukkan jumlah tagihan yang harus ia bayar. 

Setibanya di Lobi, tempat mobilnya berada, Elma, baby sitter, dan Mom Naura, masih kesulitan menenangkan Baby Rey. 

Padahal Elma sudah pamit pulang karena akan mampir ke rumah Bu Kartika, membantu menyelesaikan pesanan kue, karena Alya sedang pergi mencari informasi kampus yang akan ia pilih untuk melanjutkan kuliah. 

“Belum juga tenang?” tanya Sean sekembalinya dari kafe. 

Mom Naura tak menjawab, karena sibuk menenangkan cucunya, sementara baby sitter bingung hendak melakukan apa. Hanya Elma, satu-satunya orang yang paling tenang. 

Sean pun berinisiatif menenangkan bayinya, ia mengambil alih Baby Rey dari pelukan Mom Naura, kemudian menimangnya lembut seperti biasanya. 

“Maaf, sepertinya saya harus segera pergi,” pamit Elma karena memang harus benar-benar pergi. Dan lagi ini adalah kesempatan emas baginya untuk pergi setelah berhasil menjatuhkan bom, disaat yang tepat. 

Sejujurnya, ketika di kafe tadi ia sengaja memancing reaksi Sean, apa yang akan terjadi dengan pria itu jika ia bercerita lebih lanjut mengenai Eve. Dan ternyata berhasil, kini Elma tahu kelemahan Sean. 

Elma pun melangkah pergi, meninggalkan orang-orang yang tengah panik karena belum berhasil menenangkan Baby Rey. 

“Mom, titip Rey dulu.” Sean menyerahkan Baby Rey pada Mom Naura lagi, “Ada yang ingin kubicarakan berdua dengan Elma.” 

“Hai, bagaimana ini? Kenapa kamu juga pergi? Mommy tak bisa membuatnya diam!” 

Kalimat Mom Naura tak lagi didengar Sean, karena ia sibuk mengejar Elma yang sengaja melangkah lebar. “Tunggu!” teriak Sean. 

Elma acuh, seperti kalimat yang ia ucapkan sebelumnya, bahwa ia tak butuh uang Sean. Walau masih sebatas pegawai, tapi Elma cukup percaya diri dengan kemampuannya dalam bekerja, ia yakin bisa menghasilkan banyak uang. 

Satu-satunya tujuan Elma meminta uang dari Sean, hanyalah untuk membalas sakit hatinya atas sikap Sean dahulu. Sudah seharusnya uang itu keluar untuk membayar biaya pengobatan Eve, anggap saja Elma sedang menagih uang asuransi. 

“Elma!” kata Sean tegas, bahkan ia sudah berdiri di hadapan Elma. 

“Apa?!” jawab Elma tak kalah tegas. 

“Kenapa kamu pergi?” 

“Karena aku bukan ibunya.” 

“Tapi aku sudah membayar ASI-mu.” 

“Jadi karena itu, kamu berhak membelenggu kebebasanku?” Elma tersenyum sinis. “Dengar, Tuan Sean, aku tak butuh uangmu!” balas Elma dengan menekan setiap kata dalam kalimatnya, agar Sean mendengarnya dengan jelas. 

“Oke, aku paham!” Sean mengangkat kedua tangannya, ia pasrah karena mulai putus asa, dan sepertinya cuma Elma yang mampu menolong bayinya. “Walau begitu aku tetap berharap kamu mau mempertimbangkan permintaanku. Aku jamin kamu tak akan rugi.”

“Oh, iya?” Elma bersorak dalam hati. “Tapi sekarang permintaanku berubah.” 

Sean menaikkan alisnya, ia mulai merasa ada yang tak beres. “Apa permintaanmu?” 

“Kamu, yakin?” 

“Iya.”

“Baiklah kalau begitu. Sekarang jawab pertanyaanku!” Elma tetap berwajah datar. “Berapa persen saham yang Rey miliki?” 

“Hampir menyamai sahamku.”

Elma semakin bahagia mendengar hal itu. “Aku mau semua saham milikmu, termasuk jatah keuntungannya setiap bulan.” 

“What?! Kesepakatan macam apa, itu?!” 

Elma memiringkan sudut bibirnya, “Tentu saja kesepakatan menguntungkan.” 

Seringai kemenangan di wajah Elma, benar-benar berhasil membuat Sean dongkol. “Apa kamu tidak keterlaluan?” 

“Tidak, karena itu memang yang seharusnya didapatkan Eve. Kalau kamu tak mau, ya sudah.” Elma kembali melanjutkan langkah, tapi Sean menghentikannya. 

“Baiklah,” jawab Sean pasrah, walau itu sama halnya dengan dirinya akan jatuh miskin secara perlahan, tapi semua bisa berubah karena—

“Aku juga ingin kesepakatan ini disahkan secara hukum.”

Dhuar!

1
Nar Sih
turuti kta ibu mu elma ,biar sja sean urus sendiri ank nya ,toh dia dulu ngk peduli dgn eve
Patrick Khan
knp q ngerasa rey bukan anak nya sean sm linda ya🤔🤔🤔
Patrick Khan
bener ibu km elma.. km ngapain repot2 ngurusi tu bayik.. bapak nya model e gitu
Cindy
lanjut
Rahmawati
berarti eve sakit jantung bawaan sama kayak tantenya
DozkyCrazy
setuju sama ibu nya elma
DozkyCrazy
syukaaa n ngfanz deh sama kamu mom
kerren
Bunda Aish
seruu puol, awal cerita udah bikin 😬😠😮‍💨terimakasih Mbak Bulan 😘
semangat terus nulisnya yaaa 😍
Heri Achmadi
👍
Bunda Aish
kayaknya kalau mom Naura ketemu Bu Kartika dan Sean barengan bakalan seruu nih 😏
Nur Janah
kapok koe Sean sudah jatuh tertimpa tangga😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh 🤨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
batu raksasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Karena Sean tidak pernah lihat foto Eve 😭
Ais
iya el bnr kt ibumu kamu tanggungjwb ibumu soal baby rey itu adalah tanggungjwb sean seutuhnya jd ngak usah pikirkan itu lagi pula blm jelas baby rey anak kandung sean atau bkn smua msh abu"dan msh diselidiki sm lingga dan ayahnya sean
Esther Lestari
Mom Naura sudah tahu masa lalu mu Sean dan foto yg ditunjukkan tadi mungkinkah foto Eve anak Elma ?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu foto Eve 😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kamu yg harus di usir Mirna 😠
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dengan kasar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!