NovelToon NovelToon
LEPASKAN AKU SUAMIKU

LEPASKAN AKU SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: El khiyori

Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.

Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.

Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.

Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.

Follow Instagram El khiyori

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Siall .... "

Mahaka mendengus kesal karena hasratnya yang sudah membumbung ditolak mentah-mentah oleh Anjani. Ia terpaksa melakukan semuanya sendiri karena sudah terlanjur naik.

Saat kembali ke kamar, lagi-lagi Anjani membuatnya kesal karena wanita itu langsung menanyakan letak kunci pintu kamar yang memang sengaja ia sembunyikan.

"Aku tidak tahu," sahut Mahaka cuek sambil mengusap-usap rambut basahnya dengan sehelai handuk.

"Ayolah Mahaka, kau jangan bohong."

"Mau bohong atau mau jujur, itu urusanku!!"

"Kau kenapa marah-marah begini?" tanya Anjani yang justru didorong Mahaka hingga terjerembab ke atas ranjang.

Dengan sigap pria itupun langsung menindihnya.

"Mahaka lepaskan aku!! kau mau apa?!!" jerit Anjani sambil memukuli bahu kekar yang mengukungnya dengan kokoh.

"Bukankah kau sangat menginginkan ini?"

"Tidakkk!! tidak lagiii!! minggir ... jangan menyentuhku!!"

Akhirnya Mahaka berhenti sementara Anjani berusaha untuk duduk sambil merapikan kembali handuk kimononya.

"Bukankah dulu kau sendiri yang mengatakan jijik padaku karena aku ini wanita murahan?" ucap Anjani yang ia kira akan membuat Mahaka malu, tapi ternyata perkiraannya salah.

Mahaka justru tertawa mendengarnya.

"Ya ... bagaimana ya ... aku akan melakukan banyak hal untuk melindungimu sebentar lagi. Masa iya tak ada imbalan yang kudapatkan," sahut Mahaka yang tiba-tiba melempar handuknya ke dekat Anjani.

Dengan santainya pria itu mempertontonkan guratan otot di dada dan juga perutnya, namun ada yang lebih mendebarkan. Yaitu sesuatu yang berada diantara kedua kakinya. Membuat Anjani buru-buru mengalihkan pandangan, sedangkan Mahaka tersenyum lalu melangkah santai menuju ke walk in closet.

"Kenapa dengan pria itu, apa Amelia sudah mencampakkannya. Apa mungkin sekarang dia gila karena ... argghhh ... entahlah."

Tak berselang lama Mahaka kembali dengan pakaian yang sudah melekat di tubuhnya. Raut wajahnya juga tampak ceria. Bibirnya bahkan bersenandung lirih dan itu membuat Anjani semakin kesal karena merasa diremehkan.

"Mahaka aku mau keluar!!" teriaknya kemudian.

"Keluar kemana? ingat perjanjian kita. Kubereskan masalahmu tapi kau harus menurut padaku."

"Sejak kapan aku menyetujui perjanjian itu?!"

Anjani merasa tak terima saat Mahaka lagi-lagi mencoba menguasai seluruh hidupnya.

"Sejak kau merasa takut kalau apa yang terjadi padamu akan dikecam semua orang. Penjaga rumah bilang, sejak tadi sudah ada beberapa wartawan yang datang kemari untuk mencaritahu tentangmu. Sebentar lagi ayah dan ibu juga pasti akan melakukan hal yang sama. Jadi menurutmu apa yang harus kulakukan?"

Anjani meneguk salivanya mendengar semua ucapan yang terlontar dari bibir Mahaka kali ini. Sekali lagi ia dibuat tak memiliki pilihan lain. Ia yakin saat ini di luar sana berita tentangnya sudah heboh apalagi hari ini ia tak datang ke lokasi syuting.

"Jangan berpikir terlalu keras. Percayalah padaku, akan kuselesaikan semuanya dengan baik. Kita makan malam dulu setelah itu menyambut kedatangan ayah dan ibu."

"Mereka akan kemari?" tanya Anjani panik.

"Ya ... biarkan aku yang berbicara, kau hanya harus meyakinkan kalau semua yang kukatakan adalah kebenaran."

Akhirnya Mahaka mengizinkan Anjani untuk keluar karena wanita itu memang harus memilih bajunya sendiri, akan tetapi saat tiba di kamarnya Anjani kembali dibuat terkejut karena barang-barangnya sudah tidak ada di sana.

Dengan langkah cepat Anjani pun kembali menemui Mahaka yang masih berada di kamarnya untuk mempertanyakan kemana perginya barang-barang itu.

"Sttt ... jangan panik begini," ujar Mahaka santai sambil berdiri perlahan dari sisi ranjang. Disentuhnya dengan lembut anak rambut Anjani yang berantakan lalu ia selipkan ke belakang telinganya.

"Jangan menyentuhku!! katakan dimana barang-barangku!!" teriak Anjani sambil menepis tangan pria di hadapannya.

"Di kamar baru kita," jawab Mahaka tenang, sedangkan Anjani justru menegang.

"Apa maksudmu?!" tanyanya tak mengerti.

Kali ini Mahaka tak langsung menjawab pertanyaan Anjani. Ia hanya memanggil pelayan agar mengantar Anjani ke kamar baru mereka.

"Mari ke lantai tiga Nyonya!" ajak pelayan.

Tanpa berpikir panjang Anjani pun langsung mengikuti pelayan untuk naik ke lantai tiga. Lantai yang hampir tak pernah ia injak selama di rumah itu karena di sana hanya ada satu ruangan dan dua kamar yang berdampingan.

Setahu Anjani, lantai tiga adalah milik Mahaka. Banyak barang-barang pribadi pria itu berada di sana. Ada tempat bilyard, ruang kerja, serta mini bar dengan rak-rak besar yang berisi barisan alkohol berbagai merk, namun kali ini semuanya nampak berbeda.

Begitu pintu terbuka, Anjani hanya bisa terkagum-kagum. Beberapa deretan alkohol dengan mini barnya memang masih ada, tapi meja bilyard sudah lenyap dari sana. Berganti dengan sofa panjang nan nyaman dan dilengkapi bioskop mini di depannya.

Anjani memang suka menonton film untuk menghibur diri, tapi selama ini ia hanya menikmati itu dari layar laptopnya di dalam kamar ataupun di taman dan kini sebuah fasilitas mewah kembali Mahaka berikan untuknya.

Hanya saja, Anjani tak bisa merasakan kesenangan meski apa yang ia lihat adalah salah satu bagian paling membahagiakan yang pernah ia rasakan. Belum lagi saat masuk ke dalam kamar.

Desain klasik dengan tempat tidur berwarna putih berpadu krem, sungguh nampak elegan. Sementara itu di sisi lain terdapat walk in closet yang menyimpan semua barang-barang Anjani dan juga Mahaka.

Tak bisa dipungkiri kalau semua keindahan berbalut kemewahan yang ia lihat saat ini justru membuatnya bingung. Jika saja itu dilakukan beberapa tahun yang lalu mungkin Anjani akan merasa sangat bahagia. Sayangnya semua itu terjadi setelah permasalahan besar datang dan perlahan melunturkan rasa cintanya terhadap Mahaka.

"Bibik boleh pergi," ucap Anjani yang memang ingin sendiri. Begitu pelayan pergi dari sana, tubuh Anjani perlahan merosot ke lantai.

"Kenapa kau melakukan ini? apa sekarang kau ingin menjagaku ... tapi kenapa baru sekarang Mahaka? disaat perasaanku terhadapmu mulai berubah .... "

Anjani kembali terisak dalam kesendirian, tanpa ia sadari sepasang kaki yang awalnya hendak mendekat kini berhenti di tepatnya. Semua ucapan Anjani barusan sudah pasti sampai ke telinganya, namun setelah berpikir sejenak langkahnya kembali mendekat.

"Kenapa malah menangis? apa masih ada bagian yang tak kau sukai? ini semua untukmu, agar kau tetap merasa nyaman saat aku sedang bekerja," ucap seseorang yang tak lain adalah Mahaka.

"Terserah kau saja," jawab Anjani singkat.

Wanita itu bahkan berlalu begitu saja tanpa menoleh ke arah Mahaka. Awalnya Anjani hendak meninggalkan tempatnya berada saat ini, namun ucapan Mahaka menghentikan langkahnya.

"Kau sudah lihat kamar yang satu lagi?"

"Tidak perlu," ucap Anjani dingin namun Mahaka tiba-tiba mengangkat tubuhnya.

"Jangan kemana-maana dulu," ucap Mahaka yang kini sudah berada di depan pintu kamar yang tadi ia maksud. Anjani pun diturunkan pelan-pelan dan dibiarkan membuka pintunya hingga akhirnya ia membungkam mulutnya saat melihat apa yang ada di kamar itu.

Sebuah kamar anak yang dipenuhi dengan pernak pernik cantik lengkap dengan semua perlengkapan bayi.

"Aku sengaja memilih warna krem karena itu adalah warna netral," ucap Mahaka, ia juga menjelaskan kalau lantai tiga adalah ruangan pribadi mereka yang tak boleh dimasuki siapapun sekalipun itu adalah pelayan yang hendak bersih-bersih.

Mereka boleh masuk ke sana hanya jika Anjani ataupun Mahaka yang meminta.

"Kau suka?" tanya Mahaka lagi sambil mengusap rambut panjang Anjani.

"Tidak, karena anak ini tidak akan kulahirkan."

"Anjaniii!!" bentak Mahaka.

1
partini
ayo ka buktikan kamu layak jadi suami Anjani,,hadapi selingkuhi mu dan para anteknya selamat menikmati Mahaka
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍
partini: ini keren ortunya best jadi ingat karya Susi Sartika kalau ga salah,,ortunya jg gitu tapi itu cerita Casanova yg suka masuk lobang sana sini lanjut Thor i like 👍👍👍👍
total 2 replies
partini
bagus Thor masuk konflik nya keren,,aku tau Anjani wanita bucin tapi kalau udah kaya gini dia masih bucin jg rada gimana gitu harus nya kasih Shok terapi suaminya,,jadi ada penyelesaiannya dari lubuk hati yg paling dalam,, untuk dia kaya itu mah hal biasa selingkuh minta maaf udah kelar happy lagi
partini
good story 👍👍👍👍👍
partini
akan lebih seru kalau keluarga besar Mahaka tau kelakuan anaknya,,
Hatus
Anjani kamu kuat banget nutupin perselingkuhan suamimu, kamu enggak ada niat buat ganti suami gitu😠
El khiyori: /Facepalm/
total 1 replies
Hatus
Kenapa ya.. kebanyakan pelakor itu tidak punya malu🤔
Febrianto Ajun
Aduh, tangan sudah gatal, cepat update dong thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!