NovelToon NovelToon
LUCKY BABY- WANITA KARIR BERTRANSMIGRASI MENJADI BAYI

LUCKY BABY- WANITA KARIR BERTRANSMIGRASI MENJADI BAYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Anak Genius / Budidaya dan Peningkatan / Transmigrasi
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Clarissa, yang terikat oleh sistem terpaksa harus menjalani dua kehidupan lagi agar dia bisa mati dengan tenang.
Setelah dalam kehidupan sebelumnya, suskses sebagai wanita karir yang dicintai oleh keluarga dan semua orang, kini dia terlempar ke jama di era 80 an yang terlahir sebagai bayi dari keluarga buruh tani miskin yang tinggal di desa Sukorejo.
Misi kali ini adalah mengentaskan keluarganya dari kemiskinan dan menjadi wanita suskse seperti sebelumnya.
Mampukah Clarissa yang kini bernama Lestari,seorang bayi dengan otak dan pemikiran wanita dewasa,yang sudah pernah jatuh bangun dalam menjalankan usahanya mampu menyelesaikan misinya?
Kehidupan di era 80 an tidaklah mudah, keterbatasan alat dan juga masih tingginya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) membuat hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lestari yang dalam kehidupan sebelumnya banyak ditunjang oleh kemajuan teknolgi dan percepatan informasi.
Penasaran...
ikuti terus kisa Lestari dalam cerita ini!
HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENANGKAPAN

Keesokan harinya, desa Sukorejo dibuat geger atas penangkapan Rusdi oleh anggota kepolisian. Bukan hanya Rusdi dan istrinya saja yang ditangkap, tapi dua orang anaknya serta seluruh anak buahnya juga turut diamankan, membuat warga penasara, hal buruk apa yang telah keluarga itu lakukan hingga sampai berurusan dengan pihak kepolisian.

Rumah dan tempat produksi milik Rusdi juga telah disegel oleh kertas kuning milik pihak kepolisian sehingga tak ada siapapun yang boleh masuk selama proses penyelidikan berlangsung.

Lima hektar kebun ganja juga ikut dibabat habis, daunnya dipotong dan diambil sebagian untuk barang bukti sementara sisanya, dibumi hanguskan hingga sampai keakar agar tak lagi bisa ditanam.

Tari yang digendong oleh Srikandi dan menikmati keseruan yang ada pun tak bisa untuk tak berkomentar.“Huft, polisi hanya mampu menemukan lima hektal disini. Padahal, didesa Sukohaljo, ditempat istlinya juga ada sepuluh hektal lebih pohon ganja disana. Pablik pengolaan nalkoba juga ada disana, jika polisi bisa mengusut, itu akan membelantas semuanya hingga peledalan nalkoba dikabupaten T bisa telhentikan. Tapi, bagaimana aku membelitahu olang-olang ini ya, akukan belum bisa ngomong. Huft, susahnya jadi bayi. Kapan sih, aku bisa tumbuh besal sehingga bisa belkontlibusi bagi olang banyak”, batinnya menggerutu.

Srikandi yang mendengar gerutuan bayinya hanya bisa geleng-geleng kepala. Sekarang, dia tengah memikirkan bagaimana caranya untuk memberitahu petugas mengenai apa yang Tari ucapkan agar peredaran narkoba di desa-desa bisa segera diberantas dan tak menimbulkan kecurigaan.

Setelah memantapkan diri, Srikandi pun berjalan maju, mendekati salah satu petugas yang baru saja datang dari kebun ganja milik keluarga Rusdi yang baru saja dibumi hanguskan.

“Pak polisi, maaf jika saya menganggu waktunya”, ucap Srikandi menghentikan salah satu petugas yang berjalan tak jauh dari tempatnya berdiri.

“Iya bu, apa ada yang bisa saya bantu”, ucap Restu, kepala satresnarkoba yang juga ikut turun tangan dalam kasus hari ini.

“Apa benar, ini daun ganja?”, tanya Srikandi sambil menunjuk kearah daun yang dibawah beberapa anggota kepolisian.

“Benar bu. Apa ibu pernah melihat daun seperti itu?”, tanya Restu dengan tatapan menyelidik.

“Jika daun ini yang dulu pak Rusdi klaim sebagai daun singkong varietas unggul, saya rasa tanaman ini juga ada dirumah istrinya yang ada didesa Sukoharjo. Bahkan katanya, lahan disana jauh lebih besar dari yang ada disini, sekitar sepuluh hektar lebih”, ucap Srikandi dengan kedua bola mata naik keatas seolah tengah berpikir.

Lek Wati, tetangga sebelah rumah Rusdi pun membenarkan. “Benar itu pak polisi, kalau tidak salah, Katmini juga pernah bilang jika dia memiliki tanaman singkong yang sama seperti yang ada dirumah ini. Luasnya, ya..itu sepuluh hektar lebih”.

Satu persatu warga yang juga pernah mendengar kesombongan keluarga kaya itu pun saling saut menyaut, membuat Restu pun segera mengerahkan anak buahnya menuju rumah Katmini yang ada didesa Sukoharjo.

Jika benar disana juga ditanam ganja, maka operasi hari ini bisa dibilang sangat sukses karena mereka berhasil menemukan ladang ganja dan mungkin juga bisa menangkap pengedar narkoba yang selama ini mereka cari karena sangat tak mungkin jika Rusdi dan keluarganya hanya mendistribusikannya dalam bentuk bumbu tabur untuk camilan saja, pasti mereka memiliki pabrik untuk mengolahnya.

Setelah mengatakan rasa terimakasih, anggota satresnarkoba pun segera pergi menuju desa Sukoharjo, meninggalkan warga yang masih berkerumun untuk menggosip.

“Tak menyangka ya jika kekayaan Rusdi berasal dari jualan narkoba?”

“Untung saja aku tak pernah beli keripiknya, jika tidak, mungkin aku juga ketagihan seperti yang lainnya padahal menurut yang beli rasa keripiknya biasa saja”

“Ya, namanya orang ingin kaya, menghalalkan segala cara. Nggak pergi ke dukun mencrai pesugihan malah jualan obat terlarang”

Disaat semua warga masih tengah bergosip, diam-diam Srikandi dan Sumiati pergi dari kerumunan setelah melihat Tari tertidur pulas.

Lagipula, mereka masih harus sibuk membuat camilan yang akan mereka jual esok sehingga tak ada waktu untuk bergosip seperti yang lainnya.

“Ingat Sri, usaha apapun yang kita kerjakan, harus jujur dan jaga kualitas. Jangan sampai kamu termakan godaan setan hingga terjerumus seperti Rusdi dan keluarganya”, ucap Sumiati mengingatkan.

“Enggeh budhe, terimakasih atas nasehatnya. Doakan saja, saya dan keluarga dihindarkan dari hal-hal buruk seperti itu”, jawab Srikandi tulus.

Sementara itu dikantor kepolisian, Rusdi dan istri serta anaknya yang juga ikut ditangkap karena diduga sebagai bandar dari peredaran narkoba yang diproduksi oleh orang tuanya bersama kelima temannya tak bisa berkutik ketika semua bukti mengarah kepadanya.

Rusdi menatap Tumi sangat tajam, jika saja wanita paruh baya itu tak lalai hingga menambahkan pewarna tekstil dalam makanan sehingga menyebabkan muntaber, maka narkoba yang selama ini digunakan sebagai taburan tak akan sampai terungkap.

Semakin memikirkan hal ini semakin membuat tekanan darah Rusdi naik dengan cepat, membuat kepalanya langsung sakit seketika.

Dia sangat berharap, petugas tak menemukan lahan ganja dirumah istrinya dan pabrik pengelolaan disana, jika ditemukan maka tamat sudah riwayatnya.

Tampaknya, apa yang menjadi ketakutan Rusdi terbukti. Tak sulit menemukan rumah keluarga kaya dan sombong itu. Hampir semua orang mengenalnya sehingga aparat pun segera mengeksekusinya.

“Wah ini sih, sekitar tiga belas hektaran pak lahannya”, ucap anak buah Restu terkejut.

Baru saja anggotanya selesai berbicara, dua anggota lainnya datang terburu-buru. “Komandan, kami sudah menemukan pabrik pembuatan narkoba disebelah kandang sapi. Beberapa karyawan yang kebetulan ada didalam sudah kami ringkuk. Kami menduga, masih ada beberapa yang tengah keluar, jadi semua anggota sedang menunggu dan siap menyergap. Diduga juga hari ini ada pengedar yang akan datang untuk mengambil barang, jadi kemungkinan kita bisa menangkap pentolan pengedar narkoba di provinsi kedepannya”.

Mendengar laporan dari anak buahnya, Restupun menyuruh anak buahnya menangkap keluarga Katmini yang ada dirumah dalam senyap agar tak menimbulkan kecurigaan dan membuat buruan mereka kabur.

Dengan adanya kerjasama yang solid, kasus peredaran narkoba yang meresahkan masayarakat berhasil ditangkap. Tentu saja keberhasilan ini membuat satresnarkoba menjadi sorotan karena dianggap berhasil dengan gemilang.

Rusdi, istri, dan keluarganya harus mendekam dalam jeruji besi karena semua bukti sangat kuat sehingga mereka pun tak bisa menyangkal jika kekayaan yang mereka dapatkan diperoleh dari jual beli narkoba dengan kedok pabrik keripik singkong dan pisang yang selama tiga tahun ini mereka geluti.

Pihak kepolisian juga memberikan sosialisasi dan edukasi kewarga untuk bisa membedakan tanaman dan beberapa obat yang dinilai berbahaya dan sangat diharamkan dinegeri ini karena bisa merusak tubuh dan masa depan generasi muda.

Kali ini, kontribusi Tari dalam kebaikan sangat besar tanpa bayi itu sadari dan sebentar lagi, system yang sementara ini tengah tertidur akan terbangun dan kembali mendampinginya seperti sebelumnya.

Sementara Tari yang tak tahu jika point kontribusi kebaikannya sudah meningkat banyak tengah sibuk membuat inovasi produk untuk dijual keluarganya dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitarnya karena dia tak mungkin terus menerus menyuplai keluarganya dengan barang dari ruang dimensinya meski barang tersebut tak akan pernah habis meski dia terus ambil, tapi ini bukanlah solusi jangka panjang dan kedua orang tuanya harus bisa mengeksekusinya sendiri sehingga bisa menghasilkan jumlah yang banyak yang bisa untuk dipasarkan dimasa depan.

1
Lala Kusumah
🤣🤣🤣🤣🤣 Mak Solikah puyeng
Yizhan
kalau bisa double up
Yizhan
lanjut
Anita Rahayu
3 eps dong thor mantap
Mimi Johan
Lanjut n semangat
Ida Kurniasari
semangat thor
Andira Rahmawati
kurangggg thorrr up lagi dongggg..😍😍💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut thor
diara
lanjut baca
Lala Kusumah
rasain Lo Lela 😡😡😡😡
Lyvia
semangat thor, suwun upnya
FAISHAL GAMING
luarbiasa
Mimi Johan
Lanjut Thor n semangat
Pakde
lanjut thor
Ida Kurniasari
up lagi thorrr
Mimi Johan
Semangat Thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Aydin Syam
yah Thor masa habis Thor..bnyakin upnya Thor masa kaya hubungan sih di gantung melulu kan ngak enak thor
Lala Kusumah
lagi seru serunya eh habis, lanjuuuuuuuuut Thor 🙏🙏🙏
Wahyuningsih
yah abiz thor, d gantung kita gaes kayak jemuran 😅😅😅 pling pinter ni author bikin orang penasaran 😁😁 d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma upnya thor sellu jga keshtn n tetp semangaaaaaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!