Aku mengingat semua kehidupanku, tapi yang pasti aku tidak ingat kehidupan pertamaku, dan firasatku aku buka mahkluk bumi ini, siapa aku?
Lagi lagi aku menjadi seperti ini, terjebak di putaran dunia. kehidupan ku yang ke 1002
Besok ngapain ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15: Sihir, Komunikasi, Saran
"Tidak bisa, ini tidak bisa sehangat itu. Bisanya panass" Ucap kaisar menunjukkan batu sihirnya
"AKU JUGAK" Cora menodongkan batu sihir kearah ku
"BAGAIMAN CARANYA" Ucap mereka bersamaan
"Tidak ada cara khusus, aku hanya membaca buku" Ucapku memalingkan wajahku
"Mana adaa, buku sihir mana yang belum aku baca!" Ucap cora
"..."
"Jawabb, lilacccc" ia mengguncang tubuhku hebat
"iyaa iyaaa sini lihat" Aku mengambil 1 batu sihir kecil dan memasukkan mana dan sedikit sihir api
"Tuh gampang kan.. Orang tinggal gini"
"...."
"Jelaskan dong!!" Mereka menatap lilac kesal
"Gini sayang, masukkan sihir dan SEHELAI api dan jadi deh" Ucapku menjelaskan sambil mempraktikkan nya
"MANA ADA API SEHELAI" Teriak cora
"Lah terus tadi apa"
"..."
"hmmm" Kaisar mencobanya
"Kebanyakkan apinya"
Beberapa saat kemudian, cora dan kaisar berkeringat
"Dingin gini dan aku berkeringat??" Cora mengusap keringatnya
"Kan kamu dari tadi berusaha mengunakan sihir api, mengontrol sihir api tidak semudah itu" Ucapku
"Kok kamu bisa?"
"Karena sihirku dulu terbatas, jadi harus memaksimalkan penggunaan Sihir"
"Masuk akal" Cora hampir mengira aku berbohong
Mereka belajar lagi...
"Tapi memang, saat sihir sedikit lebih baik memaksimalkan sihir. Pinter juga" Ucap kaisar
Beh, padahal aku belajar bertahun tahun
"Nah, kenapa apinya hanya sehelai? Karena nanti gesekan mana dan sihir akan membuatnya hangat, jika apinya kebanyakan gesekan itu akan semakin panas dan tidak bisa menghangatnya badan"
"Hooo"
"Kaisar, kalau masuk kedalam Academy itu harus masuk mengunakan nama keluarga?"
"Tidak juga, bisa daftar sendiri"
"Hoo"
"Kamu mau daftar Academy sendiri?" Ucap kaisar
"Hmm.. Ada deh" Ucapku membaca buku lain
"Berarti kak li dan kak Luca udah masuk sebagai kakak tingkat?" Ucapku
"Ya, kan mereka tahun besok umur 17 dan kita umur 16" Ucap cora
"Oh iya, sebelum masuk academy kalian harus ikut Pesta Debutante awal Tahun"Ucap kaisar fokus memasukkan 1 helai api
"Kalo ga ikut?"Ucapku bersamaan dengan cora
"Hmm, bisa. Tapi kalian bisa dipandang sebelah mata dengan lady bangsawan lain" Ucap kaisar
"Siapin sihir duri kak yang ada di buku Alexsander II " Ucapku pada cora
"Pintar, nanti aku coba"
"Menggunakan sihir-"Kaisar berusaha menasehati
"Diluar Academy bukan tanggung jawab Academy"Ucapku santai di anggguki Cora
"Gak salah" Kaisar mengangguk
"Kira kira besok ambil jurusan apa lic?"
"Hmm, entahlah, aku akan mengambil jurusan yang menarik"
"Jurusan tata itu bagus, aku mau mencobanya"
"Hmm, terserah kamu" Ucapku dan tidak mau mendoktrin nya
"Kalian tampak seperti Ayah dan anak" Ucap Permaisuri melihat interaksi Suami dan Keponakannya, ia tau bahwa suaminya mau anak perempuan tapi Tuhan belum memberinya rezeki
"Kaisarkan Kakak Papa kami" Ucapku dan cora bersamaan lagi
"Kalian memang kembar ya, dari kemarin samaan terus" Kaisar tersenyum
"Iya lah" Lagi.
"Permaisuri bisa sihir tidak?" Ucap cora
"Tidak, Saya Ahli strategi di lapangan perang" Ucapnya ramah
"Bagus tu, Bangsawan akhir akhir ini bergerak semenjak Utusan dari Gereja Aprodhit itu datang" Ucapku fokus membaca
"Betul, itu membuatku gelisah"
"Mereka bergerak karena keluarga Marques, orang tua anda bergerak dalam operasi evakuasi rakyat terlantar"
"Iya, itu dugaanku"
"Buat aja Acara minum teh dengan berbagai Bangsawan, undang mereka semua dan berbicaralah seakan anda mencari inspirasi untuk pesta Debutante, itu bisa membuat mereka teralihkan oleh rumor tak berakar dan membuat citra mereka baik pada anda"
"Ide bagus lic, buat ibu ibu bangsawan itu berfikir"
"PFFTTT, ibu ibu" Kekeh permaisuri
"Loh? Kan bener ibu ibu" Cora memiringkan kepalanya bingung
"Gak salah, tapii.. gimana ya"
"Menurut cora sendiri, jika jadi Permaisuri, apa yang cora lakukan?"
"Mungkin saya akan menekan suami mereka, karena saya tidak suka bersosialisasi dengan topeng"
"Ide bagus lalu bikin rumor dikalangan rakyat agar menghujat bangsawan. Bangsawan itu adalah orang yang paling mudah kenak mental"
"Ternyata kau bukan sekedar pintar lic, kamu sungguhan saudara kembarku" Ia menatapku bangga
"Itu cara yang sangat bar bar" Ucap kaisar
"Hahaha, Memainkan bangsawan itu menyenangkan" Cora membuka bukunya
"Jangan coba coba main kata dengan bangsawan, mainkan dengan peribahasa. Hanya bangsawan cerdaslah yang mengetahui artinya" Ucapku
"Iyaa, aku kasih pribahasa anak kecil loh mereka ga tau" Cora menggerutu
"Kamu sudah sering bertemu bangsawan ya, aku sih belum"
"Beh, mereka memutar kata kata untuk membuatku menjadi bawahan mereka, gilak apa. Mereka pikir Alexsander siapa! Ck" Gerutunya berlanjut
"Terus apa yang kamu lakukan?"
"Hmmm, karena kesal aku mengikatnya dengan akar berduri dan nangis ke mama" Ucapnya dan membuatku terkekeh
"bagus, selagi masih kecil itu aman"
"Hehehe" Bangga
Kaisar dan permaisuri menyimak cerita cora pun ikut terkekeh
"BISA!" kaisar menunjukkan batu sihirnya
"YEYYYY" cora berteriak
"Mana punyamu?" Tanyaku
"Emm... Bisalah nanti" Ucapnya
"Hadehh"
"Lic tau ga? Aku dulu berfikir agar kamu tidak mengenal sihir dan pedang. Aku selalu pergi agar kamu tidak tertarik dan membenci sihir. Aku berharap kamu merasa dijauhi dan selalu memikirkan dirimu. Karena jika kamu keluar, aku takut bahwa kamu akan dimanfaatkan oleh bangsawan itu" Cora curhat sambil berlatih memasukkan sihir api kedalam Batu sihir
hmm, begitu
"Ternyata cora berfikir seperti itu? Aku berharap cora mengajariku dengan baik loh" Ucapku menatapnya
"Kenapa berfikir seperti itu?"
"Pada akhirnya aku akan keluar juga kan? Bahkan jika aku yang tidak tahu apa apa keluar dari kediaman. Bisa bisa aku hanya dijual di pasar gelap karena ke bodohan ku sendiri" Ucapku
"Uhhh, maaf" Ia berkaca kaca dan memelukku
"Aku tidak tahu.. Huuu" Ia menangis dan aku memeluknya erat
"Huu, lucu sekali" Kaisar memeluk kami dengan hangat
"aduduudu" Permaisuri ikut memeluk kami
"Sepertinya, tugas kaisar akan banyak di musim dingin, karena cuaca dingin ini lebih dingin dibandingkan sebelumnya" Cora merasakan dinginnya cuaca
"Masalah pangan itu aman, yang menjadi masalah mungkin tingkat dingin atau tidaknya" ucapku
"Nanti aku sebarkan batu sihir ini dijalanan" Ucap kaisar melihat batu sihir gagalnya
"Bagus, kalo ditaruh dijalanan gak mungkin sepantas itu, tarih di dalam kolam tengah kota juga aman sih" Ucap cora
"Ya, dilampu gantung kekaisaran juga aman" Sambungku
"Untung saja berguna ya" Permaisuri tersenyum lembut
"hehe iya" Kaisar tersenyum hambar
"tapi kurang untuk disebarkan diseluruh wilayah, utamakan diujung kekaisaran baru masuk ke tengah Kekaisaran, nanti juga panasnya merata" Ucapku
"Betul"
"Mau ku buatin po? Sekalian belajar" Ucap cora
"Kamu memang harus menguasainya" Ucapku kesal
"Hehehe" Ia bergerak dan melatih sihirnya
"Dimana kak li, Luca dan Ken?" Ucapku mencari disekitar
"Mereka main perang perang an diluar" Ucap Permaisuri
"hoo, pantes sedikit gempa dari tadi"
"Ck, mereka ga ngajak ngajak!" Gerutu cora
"Cora masuk, mereka bakal cepat lelah apalagi di lantai yang licin" Aku menghela nafas
"Hehe, tapi ken kalo sudah mengeluarkan auranya pasti sangat menyeramkan" Ucapnya
"Tergantung, kamu bisa mengimbanginya atau tidak"Ucapku
"Memangnya penyihir bisa mengimbangi swordmaster?" Ucap cora bertanya seakan itu mustahil
"Tanya kaisar" Ucapku dan kaisar hanya pura pura fokus pada batu sihir
"Apa kaisarr, Jawabb, apakah bisaaa" Cora mengguncang tubuh kaisar
"Bisa.. Asal penyihir bisa fleksibel, menjaga jarak dan kecepatan perapalannya meningkat"
"Bagaimana agar bisa fleksibel dan mempercepat perapalan?"
"Sering seringlah bertarung dengan nyata. Jaman dulu kekaisaran banyak monster, mau tidak mau mereka pergi menyerang monster dan mendapatkan banyak pengalaman dari sana. Apalagi Monster disana pintar pintar, seperti mengincar penyihir lebih dulu dan itu membuat penyihir harus memaksakan diri agar bisa tetap hidup entah bagaimana caranya" Ucapku membuka buku dongeng dan menunjukkannya pada cora
"Betul, apalagi saat Raja Iblis akan muncul, Monster tak masuk akal akan terus berdatangan dan menyerang"
.
.