Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebak4ran
Pak Mursan naik keatas tubuh Kamila dan menekan bahu Kamila yang sudah dibuatnya terbaring diatas ranjang. Karena tangan yang sebelah kanan terkena ap!, Pak Mursan hanya bisa menekan Kamila hanya dengan satu tangannya.
Kesempatan itu diambil oleh Kamila yang langsung mencengkram luka bak4r Pak Mursan sehingga Pak Mursan berteriak kesakitan.
"Aaaaaowww...." ringis Pak Mursan yang langsung turun dari tempat tidur dan memegangi tangannya yang mengelupas.
"Kamila, kamu benar-benar ingin mat!" teriak Pak Mursan, menoleh kesana kemari mencari sesuatu. Melihat lampu tidur diatas meja, Pak Mursan langsung mengambil dan melemparnya pada Kamila.
BHRAAAKKK....
"Aghhh!" Kamila berhasil menghindar, sehingga lampu itu keluar menembus jendela kaca yang pecah berkeping-keping.
Melihat usahanya gagal, Pak Mursan kembali melempar benda apa saja yang ada didekatnya sampai akhirnya kepala Kamila terkena lemparan gelas kaca.
"A owhh..." Kamila mengusap darah yang mengalir dari kepala ke wajahnya. Rasa takut dan tak bertenaga semakin menjadi saat Kamila melihat asap tebal keluar dari dapur.
"Asap, apa rumah ini kebakaran?" batin Kamila yang kemudian mengalihkan pandangannya pada Pak Mursan yang kembali melangkah mendekatinya.
"Kau harus mat! karena sudah berani membuat ku seperti ini!" hardik Pak Mursan, mencek!k Kamila.
"A... a... a... " Kamila hanya bisa menahan tangan Pak Mursan yang berada di lehernya. Hingga pada saat Kamila mulai lemas, tiba-tiba Pak Mursan tersungkur karena tendangan dari belakang oleh seseorang.
"Argh!" ringis Pak Mursan yang mencoba bangkit dengan susah payah.
"De-fan-dra..." dalam kesakitannya, Kamila melihat jika Defandra yang datang menyelamatkannya.
"Kamila..." Defandra berlutut memeluk tubuh Kamila yang sudah lemas tak berdaya.
"Kamu terluka parah," ucap Defandra mengusap darah yang masih terus mengalir ke wajah Kamila.
Seketika Kamila terbelalak saat melihat Pak Mursan bangkit dang ingin menyerang Defandra dari belakang.
"Defandra!"
Dengan sigap Defandra menghindar tanpa melepaskan pelukannya pada Kamila sehingga keduanya terguling secara bersamaan.
"Kamu tidak papa?" tanya Defandra memastikan. Setelah dijawab dengan anggukan oleh Kamila, Defandra mengeraskan rahangnya lalu bangkit menghajar Pak Mursan tanpa bekas kasihan.
"BHUG... BHUG... BHUG...!!!" hingga ruas jemarinya ikut berdar4h, Defandra masih enggan melepaskan Pak Mursan yang sudah tak berdaya.
Defandra baru melepaskan Pak Mursan ketika Kamila berteriak ketika melihat ap! yang sudah berkobar diatap rumahnya.
Melihat itu, Defandra langsung mengangkat tubuh Kamila dan membawanya lari keluar. Dan disaat bersamaan dentuman keras yang berasal dari tabung gas membuat rumah kontrakan itu semakin berkobar.
"Tolooong... tolooong..." suara minta tolong dari para tetangga dekat yang berlarian keluar dari dalam kontrakan membuat Defandra yang sejak tadi hanya termenung melihat rumah kontrakan yang terbak4r tersentak. Kemudian, Defandra mengalihkan pandangannya pada Kamila yang kini tak sadarkan diri dalam gendongannya.
"Tolong... tolooong..." sambil menggendong Kamila, Defandra turut berteriak meminta tolong supaya orang-orang tidak merasa curiga atas apa yang sudah terjadi sebelum kebakar4n terjadi.
"Tolong saya Pak," ucap Defandra pada bapak-bapak penghuni kontrakan.
"Kenapa Mas?" tanya Bapak itu yang kemudian melihat Kamila yang tak sadarkan diri.
"Itu neng Kamila kan, yang nempatin kontrakan itu?"
"Benar Pak," ucap Defandra mantap.
"Bagaimana kejadiannya kenapa bisa terbak4r?" tanya Bapak itu, mengulik informasi.
"Ceritanya panjang Pak, yang terpenting sekarang aku sudah berhasil menyelamatkannya dari kobaran ap! , sekarang Bapak hanya perlu memanggil pemadam kebakar4n."
Mendengar saran itu, Bapak itu mengangguk dan menelpon pemadam kebakar4n. Sementara itu, Defandra meminta izin untuk membawa Kamila kerumah sakit dengan alasan nyawa lebih berharga daripada harta benda, terlebih harta benda itu sudah terbak4r habis tak tersisa beserta pria bajing4n yang berada didalamnya.
Bersambung....
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊