Lanjutan Miss Gesrek dan Mr Elsa
- Sora, sulung dari kembar tiga Chen, tidak bisa bekerjasama dengan arsiteknya, Kim Yoon a yang super kaku dan keras kepala. Keduanya menjadi dekat ketika ada kompetitor dari Chen Ltd berusaha mencuri blueprint desain Yoon a. Sora baru tahu, arsitek nya ini menyimpan banyak rahasia.
- Amura, tengah dari kembar tiga Chen, sudah naksir Yudho sahabat sepupunya sejak SMP. Amura belajar giat demi bisa diterima di UI karena Yudho kuliah disana. Amura yang plek ketiplek sang ibu sifatnya, harus jatuh bangun membuat Yudho mau dengannya.
- Yura, bungsu dari kembar tiga Chen, tidak suka cowok sebaya atau brondong. Dia suka pria yang matang dan jatuh cinta dengan rekan bisnis ayahnya yang lebih tua sepuluh tahun dari usia Yura. Daniel Hensley, pria blasteran Amerika dan Korea itu, menganggap Yura sebagai putri rekan bisnisnya tapi jangan remehkan Yura soal niat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Waduh!
Yura memutar lidahnya di bibirnya saat Daniel memberikan semangkuk sup Daging Sapi Tahu Seafood Ala Korea atau Haemul Sundubu Jjigae. Aromanya yang tercium sangat lezat, membuat cacing di perut Yura pun demo.
"Sorry Oppa. Cacing aku sudah macam antri sembako," cengir Yura saat Daniel mendelik mendengar suara dari perutnya.
"Mau pakai nasi?"
"Mau dong!" Yura memberikan mangkok kosong ke Daniel dan pria itu mengambilkan nasi untuk gadis cantik yang sedang modus.
"Jadi, si Crissy tetap tidak mau mengaku salah dan menganggap Amura sebagai biang masalah?" tanya Daniel setelah tadi Yura bercerita sambil menunggu dirinya memasak.
"Iya Oppa. Kan kutil dia!" sungut Yura sambil makan. "Hhhmmm ... Ini enak! Daniel Oppa pantas jadi suami idaman!"
Daniel yang sedang makan, langsung tersedak mendengar ucapan tanpa filter Yura.
"Yu ... Ra ...."
Yura memberikan segelas air putih. "Minum dulu Oppa. Gitu saja kok keselek sih?"
Daniel meminum air putihnya sambil menatap gemas ke gadis cantik di depannya.
***
RS Bhayangkara Jakarta
"Oke? Kamu ngaku nggak?" tanya AKP Victor sekali lagi.
"I... Iya Ndan. Saya dan Imin diminta datang ke ruang komputer induk satlantas dan disuruh pak Danny buat menghapus semua kejadian kecelakaan hingga ke pusat data. Jadi saat dicari tidak ada," jawab Bripda Cecep.
"Saya menutupi semuanya Pak Victor. Pak Danny mengancam kami jika tidak diam saja, maka kami akan dikirim ke Papua dekat dengan perbatasan," timpal Bripda Imin.
"Benarkah itu pak Danny?" tanya AKP Victor ke Kombes Danny Kamala. "Jujur saja pak. Mau anda mengelak bagaimana pun, jika sudah masuk data internet tidak ada yang bisa dihapuskan total. Karena masih ada disana hanya disembunyikan! Benar Bripda Cecep Gorbachep?"
Bripda Cecep hanya mengangguk.
AKP Victor menatap ke semua orang yang masih tergeletak di tempat tidur.
"Kalian semua jujur saja ! Apa perlu saya memakai bantuan dari keluarga dik Steven ?" AKP Victor tersenyum smirk. "Saya tidak jamin anda tidak akan dihantui oleh arwah mas Aang. Dia ada di sebelah anda pak Danny."
Dokter Lucky langsung beringsut mendekati Iptu Steven. "Sejak kapan Piktor indigo?" bisik Dokter Lucky.
"Sejak pakai earpiece di telinganya, dok. Kan Shea juga mantau," balas Iptu Steven membuat Dokter Lucky melihat telinga AKP Victor yang ada earpiece disana.
"Pantas! Makanya tidak mungkin si Piktor tiba-tiba jadi Indigo !" gerutu Dokter Lucky sebal.
"Kamu jangan ngadi-ngadi ya Victor ! Mana ada hantu di siang hari? " bentak Kombes Danny Kamala.
Tiba-tiba sebuah kursi melayang hingga nyaris mengenai kepala Kombes Danny Kamala membuat semua orang disana melongo. Wajah Kombes Danny Kamala langsung memucat, tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Kursi itu pun jatuh di sisi kanan Kombes Danny Kamala.
"Ada tuh buktinya. Jika anda menuduh kami, buat apa? Kurang kerjaan. Sekarang ngaku saja, anda menabrak mas Aang dan membiarkan begitu saja di pinggir jalan kan?" AKP Victor menatap tajam ke Kombes Danny Kamala.
"Salah siapa dia naik motor pelan !" ucap Kombes Danny Kamala. "Aku kan memang tidak fokus saat itu dan kepalaku pusing akibat mabuk ! Memang dia yang salah ! Lagian Cep ! Pakai kamu ngomong lagi ! Orang macam si siapa yang mati itu memang tidak perlu diku .... Aaaddduuhh !"
Tiba-tiba Kombes Danny Kamala berteriak kesakitan dan AKP Victor terkejut dengan ucapan Shea di earpiece. Wajah Kombes Danny Kamala seperti dipukul tapi tidak terlihat siapa yang melakukannya.
"Vic ! Ada apa ini ?" seru Dokter Lucky yang bingung begitu juga Yudho dan Iptu Steven.
"Arwah mas Aang marah dan memukul wajah pak Danny! Shea !" panggil AKP Victor.
Iptu Steven lalu menghampiri Kombes Danny yang tampak kepayahan dipukul terus oleh arwah Aang.
"Mas Aang ... Sudah. Lihat, dia sudah babak belur!" ucap Iptu Steven pelan.
Tiba-tiba pukulan itu berhenti dan Dokter Lucky segera memeriksa kondisi wajah Kombes Danny.
"Ya Allah, ini macam dipukul Mike Tyson!" Dokter Lucky memanggil suster Lia yang segera datang membantu untuk mengobati Kombes Danny Kamala.
"Ka .... Kalian ... Memang divisi klenik !" seru AKP Fahrul.
"Divisi klenik ... No, kita divisi hantu ! Klenik itu menyekutukan Tuhan tapi kita tidak ada yang musyrik ! Tidak munafik macam kamu ! Gaya sok alim tapi maling !" balas AKP Victor sengit.
Iptu Steven menoleh saat mendengar suara langkah kaki dan dia tersenyum saat tahu siapa yang datang.
"Bagaimana? Sudah siap dibawa ke sel ?" senyum Irjen Dean Thomas dengan pasukan divisi Propam.
Note
Propam adalah singkatan dari Profesi dan Pengamanan. Dilansir dari situs resmi Propam Polda Riau, pengertian Propam adalah suatu organisasi Polri yang berada pada struktur organisasi Polri tingkat pusat atau struktur organisasi Mabes Polri.
***
Ruang Kerja Divisi Kasus Dingin
"Gak seru bawa propam !" gerutu mbak Lilis.
"Lha kan memang harusnya begitu mbak," jawab Darussalam.
"Kamu sudah puas? Sudah bisa menghajar orang yang sudah membuat kamu meninggal?" tanya Longga ke Aang.
"Setidaknya sudah aku lampiaskan pak Longga," jawab Aang.
"Mas Aang mau menyebrang?" tanya Shea ke arwah itu.
"Iya mbak Shea. Yang penting dia sudah mendapatkan ganjarannya. Saya minta tolong mbak Shea, anak dan istri saya ...." Aang menatap Shea dengan penuh harap.
"Sudah diurus mas Yudho, mas Aang. Jadi kalau mau nyeberang, Monggo mas. Macam-macam nanti biar aku yang maju !" ucap Mbak Lilis sambil menarik lengan bajunya dan bersiap untuk gelut.
"Yaelah mbak ... Mbok eling," sungut Pak Sakera.
"Insyaallah biaya pendidikan anak mas Aang akan ditanggung oleh istri pak Danny sebagai tanggung jawab karena suaminya sudah membuat mas Aang meninggal. Sudah ada perjanjian dan surat resmi dari Yudho," jawab Shea sambil tersenyum. "Mas Aang tenang saja. Akan kami kawal terus."
Aang tampak lega. "Saya lega mbak. Saya bisa tenang meninggalkan mereka disini sampai waktunya saya menjemput mereka. Saya pergi dulu ... "
Keempat arwah dan Shea melambaikan tangan ke Aang yang menuju cahaya putih. Setelah Aang masuk dan cahaya itu pun menghilang.
"Aku macam nonton Ghost Whisperer," komentar AKP Nana sambil makan mendoan.
Para tim divisi kasus dingin memang sedang beristirahat di ruang kerja mereka sambil menikmati gorengan yang dibelikan oleh Brigjen Rayyan sementara Irjen Dean Thomas dengan AKP Victor membuat laporan penyelidikan mereka ke markas Propam.
"Sudah nyebrang mas Aang nya Shea?" tanya Iptu Steven.
"Alhamdulillah sudah." Shea menatap semua orang disana. "Terima kasih Oom dan Tante sudah membantu Shea, Amura dan mas Aang."
"Kita kan divisi gabut Shea. Mumpung aku belum cuti, aku ingin melihat divisi satlantas kena mental dulu soalnya di lapangan banyak laporan masyarakat yang membuat nama kita makin tercoreng," senyum AKP Atikah.
"Alhamdulillah kita-kita masih Istiqomah," sahut Kombes Jarot.
"Alhamdulillah," jawab semua orang.
"Meskipun kalian kalau sudah ribut, apa yang diucapkan sering nggak nyambungnya," sambung Kombes Jarot.
"Lha gimana bang, sejak kapan mendoan terus minumnya susu coklat. Lihat deh Pak Rayyan, beliin bobba coklat, camilannya mendoan ... Macam jeglek sekali !" ucap AKP Nana.
"Habis nggak tuh?" tanya AKP Atikah.
"Ya mesti habisnya lah ! Wong sudah dibelikan," balas AKP Nana sambil mengambil rawit.
***
Ruang Rawat Amura
"Yura kemana?" tanya Amura saat sadar saudara kembarnya tidak ada satu.
"Tadi pergi, mbak Mura. Katanya mau belanja," jawab Suster Lia yang dipamiti Yura.
"Dasar anak itu! Kalau marah pasti kabur shopping!" gumam Sora. "Tunggu ... Shopping atau shopping?"
"Apa maksudmu, Sora?" tanya Amura.
"Mura, aku curiga Yura kabur ke kamar hotel Daniel Hyung."
Amura dan Suster Lia terbelalak. "Waduh!"
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
Daniel oppa udah tau bakalan sering pusing ngadepin anaknya pak Jo, udah lgs mikir persiapan stok aspirin ya 😅😅
Smnggtt.....
sekalian bisa modus juga, kan Mura juga keturunan nyunyun 😂😂😂