NovelToon NovelToon
Kisah Pangeran Yang Terbuang

Kisah Pangeran Yang Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Novel kali ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang dibuang oleh ibunya atas suruhan ayahnya, karena menganggap anaknya yang lahir itu adalah sebuah kutukan dari langit.

Namun siapa sangka pangeran yang dibuang itu ternyata diselamatkan oleh orang-orang baik. Sehingga dia menjadi seorang pendekar tanpa tanding bermula dari mempelajari sebuah kitab legenda.

Berbagai ragam lika-liku kehidupan dia lalui selama dalam pengembaraannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KPYT 016. Racun Garam Es Jamur Darah

Zhao Jinlong mengatakan kepada Nyonya Wang kalau akan membahas masalah racun yang hampir merenggut nyawa Jenderal Wang Bao Zhen besok pagi saja, setelah Tuan Jenderal siuman.

Lagi pula Zhao Jinlong mengatakan selanjutnya kalau dia hendak beristirahat dulu agar tenaganya benar-benar pulih seperti semula karena sehabis melakukan pengobatan.

Terus terang, pengobatannya terhadap Jenderal Wang Bao Zhen adalah pengobatan yang pertama kali dilakukan oleh Zhao Jinlong. Dan dikali pertama itu Zhao Jinlong langsung menangani racun langka dan ganas.

Akan tetapi pengobatan itu ternyata berhasil sukses dengan baik. Sementara hal itu sebenarnya sedikit di luar dugaan Zhao Jinlong.

Artinya, dia sempat ragu, apakah menangani racun langka semisal 'Racun Garam Es Jamur Darah' yang diidap oleh Jenderal Wang Bao Zhen bisa selesai dengan sukses atau tidak.

Mengingat, dia baru mencapai level separuh alias level 6 dalam menguasai elemen energi cahaya dan elemen energi sakti lainnya.

Tapi nyatanya berhasil dengan memuaskan bukan? Terbukti Jenderal Wang Bao Zhen telah sembuh. Memang dasarnya Zhao Jinlong adalah bocah shen tong.

Zhao Jinlong sebenarnya sudah siap-siap hendak keluar. Tas bututnya sudah tersampir di belakang punggungnya. Dia juga sudah melangkah menuju pintu yang diantar oleh Chyou yang akan membukakan pintu.

Tapi Nyonya Wang yang masih berada di dekat tempat tidur menemani suaminya, menahan kepergiannya dengan berkata.

"Tidakkah sebaiknya kamu beristirahat saja di sini, Zhao Jinlong. Kamar ini masih cukup untuk kamu beristirahat."

"O iya, aku sampai lupa minta maaf dan mengucapkan terima kasih kepadamu, saking senangnya melihat suamiku sudah sembuh dari penyakitnya," kata Yin Chao Xin selanjutnya bernada lembut penuh kekeluargaan.

"Kami minta maaf karena tadi sempat meragukan keahlianmu dalam pengobatan, Zhao Jinlong, kami berharap kamu tidak tersinggung," kata Yin Chao Xin bernada tulus.

"Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas usaha besar yang kamu lakukan tadi," lanjut Nyonya Wang bukan basa-basi. "Sungguh kamu telah berhasil menyembuhkan Jenderal Wang Bao Zhen. Sekali lagi kami minta maaf padamu dan mengucapkan banyak terima kasih...."

"Nyonya Jenderal tidak usah banyak peradaban begitu rupa," komentar Zhao Jinlong penuh hormat dan penuh sikap merendah. "Saya hanya melakukan semampu dan sebisa saya. Itu semua tidak lepas dari anugerah dari Yang Maha Kuasa."

Yin Chao Xin makin merasa kagum akan kepribadian dan budi pekerti yang dimiliki Zhao Jinlong. Begitu pun juga dengan Wang Chun Hua maupun Pelayan Chyou, semakin kagum dan semakin terkesan.

Sedangkan Pelayan Liangyi tidak jauh berbeda pendiriannya dengan Nyonya Wang terhadap Zhao Jinlong.

Kemudian, seakan baru teringat, Yin Chao Xin memperkenalkan dirinya dan orang-orang yang ada di dalam kamar kapal ini kepada Zhao Jinlong, termasuk Jenderal Wang, suaminya.

Saat Nyonya Wang memperkenalkan namanya beserta nama keluarganya, Zhao Jinlong sempat tertegun, sedikit.

Dia jadi teringat dengan bundanya, Yin Huang yang bermarga sama dengan marga Nyonya Wang. Dan saat Zhao Jinlong perhatikan wajah Nyonya Wang, dia mendapati ternyata wajah mereka juga sedikit mirip.

Akan tetapi terlalu terburu-buru jika Zhao Jinlong beranggapan kalau kedua wanita itu bersaudara.

★☆★☆

Entah karena Yin Chao Xin tidak melihat sikap Zhao Jinlong itu, dia beralih memandang Wang Chun Hua, putrinya yang masih duduk di kursi. Lalu berkata kepada putrinya itu.

"Chun Hua, kamu juga harus minta maaf pada Zhao Jinlong. Kamu juga sempat berlaku tidak sopan padanya tadi."

Wang Chun Hua sempat tersentak kaget saat ibunya berucap begitu kepadanya. Seketika dia tampak merasa malu dan tertunduk sedikit dalam.

Bukan dia tidak mau minta maaf, justru dia malu untuk berbicara kepada Zhao Jinlong saat ini. Apalagi minta maaf.

Dia sudah meremehkan kemampuan Zhao Jinlong dalam ilmu ketabiban dan sempat berkata dan berlaku tidak sopan pada bocah tampan yang membuat hatinya terkesan itu tapi.

Apakah gadis kecil yang sebenarnya memiliki sifat pemalu itu berani berbicara dengan Zhao Jinlong walau hanya sekedar mengucapkan kata maaf?

Tapi dia harus meminta maaf bukan? Ibunya sudah menyuruhnya, itu artinya kalau hal itu penting.

"Sepertinya tidak usah sampai sebegitunya, Wang Fu ren," kata Zhao Jinlong tidak mempermasalahkan. "Sikap Wang Xiao jie tadi tidak bermaksud berlaku tidak sopan kepada saya."

"Anda tidak perlu mempermasalahkannya, Wang Fu ren."

"Kalau begitu saya minta diri, Wang Fu ren," kata Zhao Jinlong selanjutnya. "Besok pagi saya akan ke sini lagi memberi obat kepada Tuan Jenderal. Permintaan Anda tadi, mohon maaf saya tidak bisa mengabulkan."

"Baiklah kalau begitu," Nyonya Wang tidak mau memaksa. "Tapi besok pagi kamu cepatlah ke mari, biar kita sarapan bersama."

Zhao Jinlong menanggapi seadanya permintaan Yin Chao Xin dengan sikap sopan sambil tersenyum ramah. Lalu dia berbalik dan melangkah menuju pintu, hendak meninggalkan kamar ini.

Sedangkan Pelayan Chyou tetap menemaninya dengan sikap hormat. Gadis kecil nan imut itu nantinya yang akan membukakan pintu untuk Zhao Jinlong.

Sementara Wang Chun Hua hanya mampu menatap punggung anak laki-laki yang sebaya dengannya itu hingga hilang di balik pintu kamar yang ditutup lagi oleh Pelayan Chyou. Tanpa sempat berbicara padanya karena masih malu.

Dia hanya bisa....

"Maafkan aku, Zhao Jinlong, aku harap kamu tidak membenciku dengan sikapku tadi...."

Wang Chun Hua hanya mampu mengucapkan itu, tapi hanya di dalam hatinya.

★☆★☆

Ketika di tanya tentang 'Racun Garam Es Jamur Darah', Zhao Jinlong menuturkan bahwa racun itu termasuk jenis racun ganas yang berbahaya dan amat langka.

Bahan dari racun itu sebagaimana namanya, dari garam es, garam yang dibuat sedemikian rupa dengan campuran bahan tertentu sehingga garam itu menjadi beku dan dingin laksana es.

Pembuatan garam es tidak semudah membuat garam dapur, amat sulit. Itupun tidak sembarang orang bisa membuatnya. Dan pembuatan garam es belum dikatakan selesai sebelum menanam mantra ghaib atau sihir padanya.

Sedangkan tujuan pembuatan garam es memang khusus untuk bahan racun. Tidak untuk bahan lain, apalagi sebagai bumbu dapur.

Dipadukan dengan jenis jamur racun yang langka, amat langka, yang tumbuhnya tidak sembarang tempat dan tidak sembarang waktu atau zaman.

Dan sebagaimana garam es, sebelum jamur darah dipadukan dengan garam es, terlebih dahulu jamur racun itu dikukuhkan dengan matra ghaib atau sihir.

Itulah sehingga dikatakan Racun Garam Es Jamur Darah amat langka, karena proses racun itu sehingga ada amat sulit dan tidak bisa sewaktu-waktu dibuat.

Karena pembuatan racun itu dikatakan langka maka harganya amat mahal, tidak sembarang orang dapat membelinya. Hanya dari kalangan tertentu yang dapat membelinya semisal bangsawan yang kaya raya.

Dan target penggunaanya tidak sembarangan orang, hanya orang-orang tertentu saja yang menjadi target racun itu, semisal orang-orang hebat atau pejabat pemerintahan.

Mendengar penuturan Zhao Jinlong tentang Racun Garam Es Jamur Darah sampai di situ, Jenderal Wang Bao Zhen yang kini sudah tampak segar terpekur untuk sejenak.

Chen Mingyu dan Tan Zhi Peng yang duduk di dekat pintu yang juga ada di kamar itu langsung terkejut bukan main, tidak bisa tidak. Wajah mereka seketika pucat seraya menatap pria paruh baya itu lekat-lekat.

Kalau sampai Jenderal Wang Bao Zhen diracun dengan menggunakan racun itu, berarti sudah ada rencana pembunuhan terhadap beberapa pejabat penting kerajaan seperti Jenderal Wang yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kerajaan.

Hal yang sama juga dipikirkan oleh Jenderal Wang Bao Zhen. Tentu sudah ada orang yang hendak dan berencana membunuhnya. Entah siapa Jenderal Wang tidak mau dulu tergesa-gesa memikirkannya.

"Anda juga harus tahu, Tuan Jenderal," kata Zhao Jinlong selanjutnya, "saat Racun Garam Es Jamur Darah digunakan, pastilah mempunyai tujuan besar, tidak sekedar digunakan cuma lantaran sakit hati terhadap orang atau suatu pihak tertentu."

Baik Jenderal Wang Bao Zhen maupun kedua pengawalnya kembali terkejut ketikan mendengar penuturan Zhao Jinlong itu. Seakan berebut mereka serta-merta menatap Zhao Jinlong dalam-dalam.

Ketiga orang itu tampak seperti tengah menerawang tentang sebuah peristiwa hebat yang akan terjadi nanti yang diakibatkan oleh Racun Garam Es Jamur Darah.

Sementara Yin Chao Xin, Wang Chun Hua, maupun kedua pelayan mereka sama sekali tidak mengerti tentang dunia racun. Jadi mereka tidak terlalu paham akan penjelasan Zhao Jinlong tentang racun tersebut.

Tapi mendengar penuturan Zhao Jinlong tentang tujuan racun itu diciptakan, mau tidak mau mereka jadi terkejut juga.

Pikiran mereka seakan sepakat kalau Jenderal Wang Bao Zhen memang sudah direncanakan untuk dibunuh dengan menggunakan racun aneh itu. Karena si pembunuh menganggap Jenderal Wang adalah salah seorang pejabat penting kerajaan. Makanya dia hendak dibunuh.

Mengingat itu mereka jadi bergidik ngeri juga.

Akan tetapi beruntungnya Jenderal Wang Bao Zhen saat ini sudah sembuh. Rencana si pembunuh untuk membunuh Menteri Pertahanan Kerajaan jadi gagal, digagalkan oleh bocah sakit bernama Zhao Jinlong.

Perbincangan terus saja berlanjut semakin seru di kamar Jenderal Wang Bao Zhen. Sementara waktu itu masih tergolong pagi menjelang siang.

★☆★☆★

Kosakata asing:

Fu ren : nyonya, panggilan wanita yang sudah menikah atau yang dihormati.

Xiao jie : nona muda, sapaan kepada gadis yang belum menikah.

1
Nanik S
Teruskan Tor...
Adhie: lanjut...
nanti lihat... jinlong akan menghajar juragan Lou....
total 1 replies
Nanik S
Lanjutkan Tor
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Nanik S
Kemana Zhang Jia Wu....
Adhie: tunggu saatnya dia akan muncul
total 1 replies
mxxc
lanjut tor
Adhie: lanjut....
total 1 replies
Karwinah Dewi Handayani
lanjut thoor...
Adhie: lanjut...
total 1 replies
•Eunhwa|은화•
jg pola tidur thor
Adhie: hehehe...
asssiaaapp...
total 1 replies
Karwinah Dewi Handayani
seperti nya permaisuri
Adhie: kok bisa tepat nebaknya...
nggak seru kalau gitu...
total 1 replies
Kemana Jiang Wu
Adhie: nanti lah...
total 1 replies
Liu Han.... siapa sebenarnya mereka
Adhie: ling huan kaka, bukan liu han...
itu mbo'e xiu xiang...
total 1 replies
Semakin bagus Tho 🙏🙏
Adhie: nantikan chapter selanjutnya....
total 1 replies
Andai ada Zhao Jilong pasti aman
Adhie: ada kejutan di chapter selanjutnya
Adhie: tenang saja... kaka
total 2 replies
Siapa nama bocah Gembel itu
Adhie: nantikan saja ya kaka...
total 1 replies
Gas Pol... tidak kendor Tor 🙏🙏
Adhie: maunya gas poll terus sih
total 1 replies
Cerita yang bagus 👍👍
azizan zizan
rasa janggal gitu baca alurnya seolah olah dua benua dalam satu cerita... segenggam beras lah setanak nasi lah apalah itu...padahal alur cerita berkisarkan tirai bambu lah di campur bahasa nusantara lagi... finin aku baca...
Adhie: terima kasih telah berkunjung...
total 1 replies
Nurul kasyfiyah Muchtar
cerita nya semakin seru aja nih Thor, tetap semangat ya.... lanjuuut
Nurul kasyfiyah Muchtar
cerita nya semakin seru aja nih Thor, tetap semangat ya.... lanjuuut
Adhie: siap... lanjut...
total 1 replies
Tabib Zhao... itu Adikmu
Adhie: kakaknya... kaka
total 1 replies
Lanjut dan Gas Pooool
Adhie: lanjut...
total 1 replies
Bagaimanapun Zhang Ji Ying adalah Kakaknya kembarnya...
Adhie: iya... betul...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!