Bagi Fahreza Amry, hinaan dan cemoohan ayah mertuanya, menjadi cambuk baginya untuk lebih semangat lagi membahagiakan keluarga kecilnya. Karena itulah ia rela pergi merantau, agar bisa memiliki penghasilan yang lebih baik lagi.
Namun, pengorbanan Reza justru tak menuai hasil membahagiakan sesuai angan-angan, karena Rinjani justru sengaja bermain api di belakangnya.
Rinjani dengan tega mengajukan gugatan perceraian tanpa alasan yang jelas.
Apakah Reza akan menerima keputusan Rinjani begitu saja?
Atau di tengah perjalanannya mencari nafkah, Reza justru bertemu dengan sosok wanita yang pernah ia idamkan saat remaja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Surprise
Reza memutuskan untuk kembali ke gudang, tetapi pikirannya masih terpaku pada apa yang baru saja dilihatnya tadi. Dhea, anaknya yang selama ini sulit bergaul dengan orang asing, tiba-tiba tampak sangat nyaman bersama Marisa.
"Bagaimana mungkin ia bisa secepat itu akrab dengan orang asing yang baru dikenalnya?Apa yang membuatnya bisa berubah?" Reza bertanya-tanya sambil menggelengkan kepalanya.
Reza menghela napas dalam-dalam, sembari meraup mukanya dengan kasar, mencoba menghilangkan rasa penasaran yang masih menghantui pikirannya. Dia kemudian memasuki gudang, berharap bisa menemukan jawaban dari pertanyaan yang masih mengganggu pikirannya.
Kedatangannya disambut dengan tatapan penuh tanya oleh kedua temannya.
"Lhoh, Dhea-nya mana, Za?" tanya Agus seraya berhenti mengunyah makanan di mulutnya.
"Ternyata dia sedang makan di sana," jawab Reza, yang kemudian duduk di atas kardus bekas lalu membuka bekal makanannya.
"Wahhh...! Sepertinya si bos kepincut sama anakmu, Za. Atau jangan-jangan malah kepincut sama kamu, tapi menggunakan anakmu sebagai perantara untuk mendekatimu," celetuk si Bagas tanpa basa-basi.
"Iya, aku juga bisa melihat dari tatapan matanya saat berbicara denganmu, Za," sambung Agus dengan antusias.
Mereka berdua merasa penasaran dan sengaja memancing pembicaraan agar Reza mau bersikap terbuka.
Namun, Reza hanya menanggapinya dengan senyuman tipis sambil menggelengkan kepalanya. Dia tampaknya tidak terganggu oleh komentar Bagas serta Agus dan lebih memilih fokus pada makanannya.
Akan tetapi, Agus dan Bagas semakin penasaran dengan ekspresi tenang yang Reza tunjukkan seolah tidak tertarik untuk membahas hal tersebut.
Ponsel Reza tiba-tiba berdering dan dia langsung mengangkatnya.
"Halo, bagaimana hasilnya?" tanya Reza to the point.
"Seperti yang sudah kita duga. Tapi dia masih tidak terima dan terus menyalahkanmu," sahut Dimas dari seberang.
"Biarkan saja, aku tidak peduli. Yang penting Dhea sudah bersamaku," kata Reza.
"Dan mengenai tanah itu, aku serahkan padamu pengurusan sertifikatnya, juga pengelolaannya," lanjutnya menambahkan.
"Kamu percaya padaku, Za?" tanya Dimas dengan ekspresi terkejut.
"Silakan jika kamu berniat mengkhianatiku juga," pungkas Reza sambil tergelak. Sementara di seberang sana Dimas mengumpat yang sayangnya Reza tidak mendengarnya.
*
Marisa menatap wajah Dhea yang begitu damai tertidur pulas di sofa panjang. Dibantu Lira, dia mengatur posisi sofa sedemikian rupa agar anak itu bisa tidur dengan nyaman. Setelah selesai makan siang dan bermain tadi Dhea tiba-tiba menguap lebar dan mengatakan bahwa ia mengantuk.
Marisa masih terpaku memandangi wajah mungil Dhea, seolah enggan beranjak. Lalu ia bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah aku bisa mendapatkan hati ayahnya, ya?" Suara Marisa sangat pelan hampir tidak terdengar, bersamaan dengan embusan napasnya yang panjang.
Tiba-tiba, Lira menjawab, "Tidak ada yang tidak mungkin, Bu. Terus berjuang mengambil hati malaikat kecilnya dan jangan menyerah."
"Saya berdoa semoga Anda dan Pak Reza bisa berjodoh," ucapnya dengan tulus.
"Aamiin," sahut Marisa seraya menatap Lisa dengan pandangan mata berkaca-kaca. Dia berdiri dari duduknya lalu menghampiri sekretarisnya itu dan memeluknya.
"Terima kasih doanya, Lira," kata Marisa sambil menyeka airmata yang menetes di sudut matanya.
*
"Apa yang Dhea lakukan di kantor Bu Marisa seharian tadi?" tanya Reza sambil berbaring di tempat tidur.
Dhea langsung duduk kembali, wajahnya tampak berbinar. "Ayah, Tante Icha ternyata sangat baik, loh!"
Reza yang merasa penasaran, ikut duduk, dan menghadap Dhea. "Siapa Tante Icha, Sayang?" tanyanya lagi
"Tante Icha itu namanya panggilan Tante Marisa waktu kecil, Yah," Dhea memberitahu.
"Ooh..." Reza mengangguk.
Dhea makin bersemangat. "Tante Icha membawakan makanan yang enak-enak, trus dia juga membawakan mainan untuk Dhea."
"Masakan Tante Icha enak banget, deh, Yah. Dhea suka," kata Dhea dengan antusias, ia terus berceloteh tentang kebersamaannya dengan Marisa.
Sementara itu, pikiran Reza mulai berkecamuk. Dia merasa tidak enak hati, khawatir Dhea akan menjadi ketergantungan dan merepotkan Marisa. Ekspresi wajah Reza berubah serius, memperlihatkan kekhawatirannya.
Pagi harinya drama baru terjadi antara ayah dan anak. Dhea tak mau memakan makanan yang telah Reza dimasak dengan susah payah. Alasannya?
"Nanti Dhea makan sama Tante Icha, Yah. Kemarin Tante Icha sudah janji masakin makanan kesukaan Dhea." Selesai berkata Dhea langsung menutup mulutnya rapat dengan kedua tangannya.
Reza menarik napas panjang, berusaha sabar menghadapi Dhea yang mulai bersikap aneh. Reza merasa sedikit kesal, tetapi berusaha untuk tidak menunjukkannya.
"Baiklah kalau begitu, ayah tidak akan memaksa," kata Reza berusaha tetap sabar.
Dhea mengangguk, masih menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Reza tidak bisa tenang dan merasa khawatir tentang bagaimana reaksi Dhea jika Marisa tidak bisa memenuhi janjinya.
"Ya sudah, ayo... kita berangkat!" ajak Reza dengan suaranya yang sedikit tegas.
Dengan penuh semangat, Dhea mengikuti langkah Reza. Senyumnya langsung mengembang begitu dilihatnya Marisa telah berdiri di ujung jalan, tersenyum dengan manis.
"Tante Icha...!" seru Dhea sambil berlari ke arah Marisa dengan gembira.
"Hai, Dea..." Marissa merentangkan tangan menyambut pelukan Dea, membuat Reza sedikit heran dengan antusiasme anaknya.
"Selamat pagi, Mas Reza," sapa Marisa pada Reza.
"Selamat pagi, Bu," jawab Reza dengan sedikit tersenyum kaku
"Oh ya, Pak Reza. Hari ini saya tidak ke kantor. Jadi boleh ya, saya mengajak Dhea ke rumah saya?" ucapnya meminta ijin.
Reza terkejut dengan permintaan Marisa, dan untuk sejenak dia terdiam, tidak yakin harus menjawab apa.
Marisa tersenyum melihat reaksi Reza. "Mas Reza jangan khawatir. Saya sudah memiliki rencana yang menyenangkan untuk Dhea."
Reza mengangguk lalu menatap sang anak. "Dhea, tidak boleh nakal ya, Nak. Dhea--" Ucapan Reza langsung terpotong.
"Harus jadi anak manis dan penurut," sahut Dhea melanjutkan ucapan ayahnya.
Marisa dan Dhea kemudian berpamitan. Reza menatap keduanya dengan pandangan yang rumit, hingga masuk ke dalam mobil dan perlahan menjauh. Senyum tipis terbit di bibirnya seraya menggelengkan kepala.
"Cieee... Pertama mengasuh anaknya, lama-lama kecantol sama bapaknya. Hahaha..." Tanpa terduga Agus dan Bagas datang lalu menggoda Reza.
Reza seketika terkejut melihat kedatangan mereka. "Apaan sih, kalian. Bisa-bisanya ngomong nggak jelas," elak Reza dengan wajah memerah karena malu.
"Cuit, cuit..." Agus dan Bagas makin gencar menggoda, tetapi hanya mendapatkan tanggapan biasa saja dari Reza.
*
Marisa membawa Dhea masuk ke dalam rumahnya, ketika mereka sampai di rumah yang tampak asri. Tanaman bunga dan buah berjejer rapi di pinggir halaman.
"Selamat datang di rumah tante, Sayang. Yuk...kita sarapan dulu," ajak Marisa seraya membawa Dhea ke meja makan.
"Tante tahu, Dhea pasti belum sarapan, kan?" tebaknya kemudian.
Dhea menyengir dan menganggukkan kepalanya. Matanya langsung berbinar dengan mulutnya mengangga, begitu melihat banyak makanan yang terhidang di atas meja makan.
"Tante, makanannya banyak sekali?" tanya Dhea dengan penuh kekaguman.
"Sengaja tante sediakan semuanya untuk calon putri tante yang cantik ini." Selesai berkata Marisa langsung menepuk mulutnya sendiri.
Dhea tampak bingung, tetapi Marisa tidak kehilangan akal.
"Ya sudah, kita makan, yuk! Dhea pasti sudah menahan lapar, kan?" Marisa mengambil piring, lalu diisi dengan nasi goreng beserta telor ceplok.
"Nasi goreng spesial untuk putri tante yang sangat spesial," kata Marisa sambil meletakkan sepiring nasi goreng di depan Dhea. Senyum tak lepas menghiasi wajah cantiknya.
"Terima kasih, tante." Dhea tampak antusias dan sepertinya tak mempermasalahkan ucapan Marisa yang menyebutnya anak.
"Jangan lupa berdoa, dan makannya pelan-pelan ya, Sayang." Marisa mengingatkan.
Dhea mengangguk lalu berdoa. Setelahnya dengan tak sabar, ia langsung mengambil sesendok dan menyuapkan ke mulutnya.
"Hemmm..." Dea lantas memejamkan mata, lidahnya merasakan sensasi kelezatan makanan yang baru masuk ke mulutnya. "Ini benar-benar enak, Tante," komentar Dhea dengan wajah berseri.
"Benarkah...?" tanya Marisa. Ekspresi wajahnya menunjukkan kegembiraan dan kebanggaan.
Dhea mengangguk cepat lalu menyantap makanannya dengan lahap. Sementara Marisa menatapnya sambil tersenyum bahagia.
Selesai sarapan, Marisa mengajak Dhea ke halaman belakang dan menunjukkan sesuatu.
"Surprise...!" kata Marisa sambil merentangkan kedua tangannya.
"Ini buat, Dhea. Selamat ulang tahun, Sayang." Marisa langsung berjongkok dan mencium kening Dhea lama lalu memeluknya penuh kasih sayang.
Dhea tampak begitu gembira, matanya memancarkan binar kebahagiaan. Senyumnya merekah melihat sesuatu yang sangat diidamkannya kini ada di depan mata.
*
Hingga menjelang senja, Reza masih berkecimpung dengan pekerjaannya. Pria itu benar-benar totalitas dalam bekerja, sebelum beres pantang baginya untuk pulang.
Hari sudah petang ketika Reza keluar dari gudang bersama Agus dan Bagas. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka, saat melewati barak Mandor Sobri. Ketiganya saling berpandangan dengan pemikiran yang sama. Penasaran....?
masih mending Sean berduit, lha Farhan?? modal kolorijo 🤢
Siapa yg telpon, ibunya Farhan, Rinjani atau wanita lain lagi ?
Awas aja kalau salah lagi nih/Facepalm/
maap ya ibuu🙈🙈
Rinjani....kamu itu hanya dimanfaatkan Farhan. membuang Reza demi Farhan dan ternyata Farhan sudah mencari mangsa yang lain😂