Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05.
Para prajurit Ham Bo segera sadar dari keterkejutan mereka.
Dengan wajah penuh ketakutan dan kebingungan, mereka bergegas menghampiri kapten mereka yang tersungkur.
Dua prajurit dengan hati-hati menarik Ham Bo yang mengerang kesakitan, terutama pada tulang keringnya yang terasa remuk.
Ham Bo sendiri, wajahnya merah padam menahan rasa sakit dan malu yang tak terhingga. Ia tidak berani menatap mata Yao Ming lagi.
Tanpa berkata-kata, kelompok itu segera meninggalkan halaman latihan Yao Ming, langkah mereka tergesa-gesa seolah dikejar hantu.
Mereka membawa serta pedang Ham Bo yang terlempar.
Yao Ming hanya berdiri di sana, mengawasi kepergian mereka dengan tatapan dingin.
"Ham Bo hanyalah umpan," pikirnya. "Aku sudah memberikan pesan. Sekarang, kita lihat bagaimana Yao Fang bereaksi."
Ia lalu melanjutkan latihan fisiknya, seolah pertarungan barusan hanyalah pemanasan ringan.
Sementara itu, di kediaman mewah, Yu Pang berlari secepat mungkin menuju ruangan Yao Fang. Ia tampak panik, napasnya tersengal-sengal, dan wajahnya pucat.
Ia membuka pintu ruangan Yao Fang tanpa mengetuk, melanggar etika pelayan.
Yao Fang, yang sedang bersantai di kursinya, mengerutkan kening karena terganggu.
"Dasar tidak tahu sopan santun! Apa yang terjadi, Yu Pang? Kenapa kau terburu-buru seperti dikejar anjing?" hardik Yao Fang.
Yu Pang membungkuk dalam-dalam, berusaha mengatur napasnya.
"Tu-Tuan Muda Kedua! Maafkan hamba! Tapi ini... ini sangat penting!" Yu Pang kemudian mengangkat kepalanya, matanya dipenuhi ketakutan. "Ham Bo... Ham Bo dikalahkan oleh Yao Ming!"
Senyum Yao Fang seketika menghilang.
"Omong kosong macam apa ini?" Yao Fang mencibir. "Ham Bo adalah Kapten Penjaga, seorang praktisi seni internal! Sedangkan Yao Ming hanyalah sampah yang nyaris mati setahun penuh!"
"Tapi itu benar, Tuan Muda!" Yu Pang memohon. "Saya melihatnya sendiri! Yao Ming menangkis tinju Ham Bo, bahkan membuat Kapten Ham Bo mundur tiga langkah! Lalu, dia berhasil memukul pelipis Ham Bo hingga lebam, dan... dan mengakhiri pertarungan dengan tendangan ke tulang keringnya!"
Yu Pang menelan ludah. "Kapten Ham Bo tidak berdaya, Tuan Muda. Dia dikalahkan dalam beberapa gerakan! Yao Ming... dia sudah berubah. Dia tidak seperti Yao Ming yang dulu!"
Wajah Yao Fang seketika menjadi gelap. Senyum sinisnya benar-benar hilang, digantikan oleh amarah yang membara dan ketidakpercayaan yang mendalam.
"Mustahil!" Yao Fang bangkit dari kursinya, suaranya dipenuhi ancaman. "Dia hanya seorang pecundang! Dia seharusnya lumpuh dan mati perlahan karena racun! Kau yakin kau tidak berhalusinasi, Yu Pang?"
"Yakin, Tuan Muda. Sebelum pergi, Yao Ming juga menyampaikan pesan," lapor Yu Pang pelan, menunduk ketakutan.
"Pesan apa?"
Yu Pang gemetar. "Dia mengatakan, 'Sampaikan pada orang yang menyuruhmu datang ke sini: Saya sudah bangun.'"
Ruangan itu hening sesaat, hanya diisi oleh napas Yao Fang yang memburu. Yao Fang mengerti, pesan itu ditujukan langsung padanya.
Yao Ming sudah tahu.
Yao Fang mengepalkan tinjunya sekuat tenaga hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah dan rasa terhina membakar dirinya.
"Beraninya!" geram Yao Fang. "Yao Ming, kau pikir hanya karena kau bisa bergerak lagi, kau bisa mengancamku? Kau sudah berani menantangku!"
Ia menatap Yu Pang dengan mata menyipit. "Awasi dia terus. Aku akan memikirkan cara lain untuk menghadapinya. Jika dia sudah 'bangun', maka aku akan mengirimnya kembali ke tempat tidur... kali ini, selamanya!"