menceritakan tentang perjalanan anak manusia yang lahir dengan sebuah cerita tentang perjalanannya.. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banyu Aji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
teman baru
"Apakah kakek pertapa dalam goa yang kamu maksud itu adalah kakek ku ..?" tanya jaka kendi.
..
"kakekmu ..?" monyet itu malah bertanya balik kepada jaka kendi.
..
"iya .. Aku sudah delapan tahun tinggal bersama kekek ku di goa itu .." ucap jaka kendi
..
"itu berarti kamulah bayi yang membawa keajaiban untuk ku .. Kamu adalah bayi yang aku seret dari pemukiman warga sampai ke goa itu .. " ucap monyet itu.
..
"aku tidak menyangka akan bertemu danganmu lagi, dan kamu sudah sebesar ini .." imbuh monyet itu.
..
"wah .. berarti kamu adalah seekor monyet yang pernah kakek ceritakan dulu, aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi .. " ucap jaka kendi.
..
"ha ha ha .. boleh aku tau siapa namamu..? Tanya monyet itu..
..
"aku jaka kendi ." jawab jaka kendi
..
"nama yang bagus .. " ucap monyet.
..
"terimakasih .. apa kamu juga punya nama?" tanya jaka kendi.
..
"aku tidak punya nama, kamu bebas memanggilku dengan sebutan apapun.. " jawab monyet itu.
..
Jaka kendi diam dan berfikir sejenak.
..
"baiklah, mulai saat ini aku akan memanggilmu sublokong .. Nama yang bagus bukan..?" ucap jaka kendi kemudian ia berdiri lalu duduk bersila di hadapan monyet itu.
..
Monyet itu menatap wajah jaka kendi dengan seksama seperti ada sesuatu yang masih ingin ia sampaikan kepada jaka kendi ..
..
"bagaimana sublokong..?" ucap jaka kendi
..
"sublokong..? Monyet itu meneringai memincingkan matanya ..
"bagus sekali nama itu jaka .. Aku sangat menyukai nama itu .. " ucap monyet itu.
..
jaka kendi juga melakukan hal yang sama, ia menatap lekat wajah sublokong, seperti ada hal lain yang akan ia sampaikan ..
..
"baiklah mulai sekarang kita adalah teman, terimakasih kau telah menolongku dan mempertemukan aku dengan kakek trabas sublokong .. Aku tidak akan pernah lupa akan kebaikanmu itu .." ucap jaka kendi.
..
"aku adalah perantara saja jaka, sejatinya yang maha kuasa lah yang masih menginginkanmu untuk hidup." ujar sublokong.
..
"menurutmu, mungkinkah aku masih mempunyai orang tua ..?" tanya jaka kendi
..
monyet itu terdiam sejenak mendengar pertanyaan jaka.
..
"emmmm... " kali ini terlihat sedikit keraguan pada sublokong untuk berbicara ..
..
..
"sebenarnya aku memiliki rahasia yang mungkin bisa menjadi petunjuk tentang asal usulmu dan kedua orang tuamu .. Aku menemukan sebuah batu yang sangat indah berwarna biru, di dalam sarung tepat di sebelahmu waktu itu, aku menyimpannya di atas pohon randu besar di seberang air terjun, aku menyelipkannya pada lubang kecil bekas patukan burung pelatuk .. namun ada yang aneh pada batu itu .. " jelas sublokong ..
..
sublokong melihat sesuatu yang lain di mata jaka kendi, karena itulah ia memutuskan untuk mengembalikan batu itu kepada jaka kendi ..
"maksudmu aneh bagaimana..?" tanya jaka kendi penasaran.
..
"setiap kali aku memegang batu itu, aku selalu berpindah - pindah tempat dengan sendirinya, sesaat setelah aku membayangkan tempat itu, tiba - tiba ijig - ijig dalam satu kedipan mata aku sudah berada di sana .." jelas sublokong.
..
"wah sungguh batu yang sangat unik .." jawab jaka kendi.
..
"batu itu adalah milikmu, besok akan aku ambil batu itu dan akan kuserahkan kepadamu .. Aku yakin suatu saat batu itu akan mempertemukanmu dengan kedua orang tuamu, mudah - mudahan saja batu itu masih ada disana .." ucap sublokong.
..
"baiklah kita akan pergi bersama - sama ke air terjun itu, kebetulan sekali memang aku sedang mencari keberadaan air terjun itu .." ujar jaka kendi
..
" untuk apa kamu mencari air terjun jaka..?" tanya sublokong.
..
"emmm .. Anu .. "
..
Jaka kendi bingung, ia teringat perkataan kakeknya kalau tidak boleh ada yang tau selain dia dan kakeknya tentang tugas untuk membuat sungai ..
Akhirnya jaka kendi terpaksa mengarang cerita kalau ia hanya ingin mandi dan berendam di sana ..
Namun yang lebih membuat jaka kendi bingung yaitu, tergolong dalam jenis apakah sublokong saat ini? Manusia kah? Hewan kah ..?
..
..
"kamu keluyuran sampai sejauh ini , sampai kemalaman begini, apa kakekmu tidak mencari - cari dirimu jaka..?" tanya sublokong.
..
"justru kakek lah yang menyuruhku untuk mengembara, Dia tidak mengijinkanku untuk pulang sebelum aku mendapatkan pedang pusaka yang mampu mengancurkan batu besar dalam satu kali tebasan .. " jaka kendi semakin jauh mengarang cerita, karena begitulah yang sering terjadi, satu kali kita berbohong, akan ada kebohongan lainya ..
..
"pedang pusaka apa itu ..? Aku belum pernah mendengarnya .. ?" tanya sublokong.
..
"katanya sih pedang itu ada di suatu tempat dimana penjaganya adalah seekor naga api yang sangat besar.." jawab jaka kendi semakin menjadi - jadi membuat karangan, ia semakin liar berimajinasi ..
..
"anak sekecil dirimu sudah di suruh mengembara di hutan belantara seorang diri..? Gila juga kakekmu itu jaka .." ujar sublokong.
..
"kakek memang agak gila, tapi aku sangat mengagumi cara berfikirnya, bijak, dan penyayang .. Kakek juga selalu mengajarkanku untuk menyayangi semua makhluk .. ia mengajariku ilmu bela diri untuk menegakkan keadilan dan membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan, aku yakin ada maksud tertentu di balik pengembaraanku kali ini .. " jelas jaka kendi.
..
"kakemu itu memang bukan orang sembarangan jaka .." ujar sublokong.
..
..
Setelah puas berbincang - bincang jaka kendi teringat akan ular sanca besar yang telah ia bunuh ..
Muncul sebuah ide di kepalanya untuk membuatkan sublokong sebuah pakaian dari kulit ular itu ..
..
"bagaimana menurutmu jika kita kuliti saja ular besar yang akan memakanmu itu sublokong..? Kita buat sebuah baju untukmu . " ucap jaka kendi.
..
"sebuah baju..? " jawab sublokong
..
"iya .. Kamu harus optimis suatu saat kamu akan menjadi manusia normal sublokong, maka dari itu kamu harus memulainya dari berpakaian, bagaimana? " terang jaka kendi.
..
"baik jaka, ayo .. !!" sublokong berdiri lalu berjalan cepat tanpa ragu
..
Jaka kendi tersenyum senang, ia teringat nasehat kakeknya kalau ia harus berguna untuk orang lain, sekecil apapun kebaikan yang ia lakukan ..
..
Senyum jaka kendi menjadi agak lain sesaat setelah ia membayangkan sublokong yang mengenakan pakaian bermotif ular sanca .. Pasti unik dan lucu sekali hehehe .. Dasar jaka kendi.
..
..
Di malam yang sunyi, dua makhluk kecil sedang memeras keringat berusaha untuk menguliti ular besar yang telah mati ..
..
mereka begitu kompak, disaat sublokong menarik kulit ular itu dengan gigitannya, jaka kendi bertugas untuk menggesek bagian yang melekat antara daging dan kulitnya dengan menggunakan mata anak panahnya.
..
"iwnyi ewahh e awwi waka .." ucap sublokong yang saat ini sedang menggigit dan menarik kulit ular besar itu ..
..
"ha ha ha .. kamu ngomong apa sih..!!" jaka kendi tertawa keras sekali mendengar ucapan yang tak jelas dari sublokong.
..
Sublokong kemudian melepas gigitannya kemudian ia berkata .. "ini keras sekali jaka..!!"
..
"ooooh .. Maaf sublokong maaf .. Hehehe " jawab jaka kendi sambil menahan tawa.
..
"mata anak panahmu itu kurang tajam jaka .. bagaimana kalau kita ambil beberapa senjata?" tawar sublokong.
..
"ambil dimana..? Kerajaan bulukumba..?" jawab jaka kendi.
..
"aku mempunyai beberapa senjata yang aku temukan dari beberapa penjuru di wilayah gunung pakubumi ini jaka, aku mengumpulkan dan menyimpannya di bawah akar pohon beringin besar di atas sana .. " ujar sublokong sambil menunjuk pohon beringin besar tak jauh dari keberadaan mereka saat ini ..
..
"wah kamu memang lebih layak di sebut seorang manusia dari pada seekor monyet sublokong .." Ucap jaka kendi dan membuat raut wajah sublokong berbinar seolah ada kebanggaan tersendiri yang sublokong rasakan.