Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
" Kalian kenapa malah terdiam selesaikan pekerjaan kalian dengan cepat , aku ingin tidur " kata Axel menatap pelayan dan bodyguard nya dengan sebal karena mereka hanya terdiam memperhatikan dia dan Zea sedari tadi .
" Zea selesaikan pekerjaan kamu sampai selesai " kata Axel menarik selimut yang menutupi tubuh Zea .
" Pelayan obati dulu luka tuan Axel " kata Zea duduk bersandar ke kepala ranjang karena Axel menarik selimut nya .
" Kamu yang aku minta kenapa malah menyuruh mereka" ucap Axel menatap Zea .
" Tadi aku obati dibilang menggoda tuan , demi tuhan bahkan aku sama sekali tidak,"
" Zea obati dengan cepat " tegas Axel yang tidak ingin mendengar lagi sambungan ucapan Zea yang lidahnya setajam pedang .
" Tidak mau " kata Zea yang membuat pelayan dan bodyguard yang sudah menyesuaikan tugas itu menghentikan langkah ketika akan keluar mendengar Zea berani menolak Axel .
" Kalian keluarlah dengan cepat , biar aku hukum wanita tidak patuh ini " kata Axel yang membuat mereka semua saling tatap dengan pikiran tak karuan mereka.
" Tuan tidak bisa menghukum ku karena aku bukan wanitamu tuan " pernyataan Zea .
" Aku bukan seperti pelayan-pelayan itu yang bisa tuan perintah dan hukum sesuka hati " Pernyataan Zea .
" Lalu apa ?" pertanyaan Axel menatap Zea yang duduk memeluk lututnya itu .
" Aku istrimu tuan jadi tidak boleh berlaku semena-mena" pernyataan Zea yang membuat jantung Axel berdegup kencang ketika Zea menyatakan status nya sebagai istri Axel .
" Walaupun hanya untuk 2 bulan kedepan tapi tetap saja sesuai hukum tuan tidak ,"
" Aku tetap berhak menghukum mu Zea " pernyataan Axel dengan senyum lebarnya.
" Kenapa ? Ohhhh, aku lupa kalau tuan adalah seorang kriminal tentu saja tidak akan pernah mematuhi hukum serta ,"
Axel mendekat dan menutup bibir Zea dengan telunjuknya agar berhenti bicara " Dengar , aku adalah suamimu dan ayah dari bayi yang akan kamu kandung jadi aku punya hak penuh terhadap dirimu berdasarkan hukum negara dan agama , bukankah begitu Zea ?" pertanyaan Axel dengan senyum puas nya.
" Tuan ingat janjimu , jika aku tidak hamil maka ,"
" Kamu pasti hamil Zea " batin Axel yakin hal itu dan kalaupun tidak Axel akan tetap menghamili Zea .
" Tepati janjimu sebagai seorang pria sejati tuan " kata Zea yang diangguki Axel .
" Tapi aku tidak pernah berjanji untuk tidak menghamili mu selama 2 bulan ini Zea " batin Axel tersenyum simpul dengan pikiran yang tiba-tiba berubah .
" Yasudah obati luka dileherku serta pijit kepalaku juga " kata Axel tiba-tiba menarik kedua kaki Zea sampai lurus kembali dan berbaring menjadikan salah satu pahanya bantal .
" Sudah aku katakan kalau tuan tidak bisa memerintahku" tegas Zea menatap Axel yang berbaring di pangkuan nya .
" Baiklah istriku , tolong aku" kata Axel .
" Dihhhh, ucapan romantis yang keluar dari bibirmu seperti bisikan kematian tuan " ilfeel Zea mulai mengobati luka dileher Axel .
Deg
Axel memegang dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang ketika Zea menunduk untuk mengobati lehernya namun Axel merasakan perasaan tidak biasa .
" Kamu benar-benar wanita yang sempurna Zea , wajar setiap pria yang jatuh cinta pada sampai terobsesi" batin Axel menatap mata indah Zea yang berada begitu dekat dengan nya.
" Sudah aku ingin tidur " kata Zea menutup kotak obat dan menaruhnya di atas nakas .
" Zea permintaan ku ada 2 " kata Axel mengingatkan Zea kalau dia juga ingin dipijit .
" Tuan ini sudah larut malam aku ingin tidur besok kuliah pagi jadi ,"
" Mmmh, baiklah aku akan menghilangkan sakit kepalaku dengan minum sebotol wine " kata Axel segera bangun .
" Sebotol ?" pertanyaan Zea yang dengan spontan memegang kerah baju bagian belakang Axel yang akan turun dari ranjang itu .
" Iya itu porsi paling sedikit biasanya 2-3 botol setelah itu aku ,"
" Huhhh, aku heran kenapa ada orang yang suka minum minuman keras dan merokok seperti mu masih hidup dengan tubuh bugar dan sehat ?" kata Zea akhirnya memilih memijit kepala Axel saja .
" Kamu mengharapkan aku sakit ?" pertanyaan Axel yang berbaring menjadikan paha Zea bantalnya menikmati pijitan di kepalanya .
" Tidak berharap tuan sakit ataupun sembuh , aku tidak peduli " kata Zea dengan jujur .
" Lalu kalau kamu tidak peduli kenapa mencegah aku minum dan merokok ?" pertanyaan Axel yang selama ini senang karena Zea peduli padanya disaat tidak ada lagi orang yang peduli padanya termasuk Papa dan Mama .
" Ya karena takut lah , emang tuan pikir aku menginginkan apa ? Tuan merokok dan minum atau tidak itu hak tuan kalaupun sakit tuan sendiri yang merasakan kenapa aku harus ,"
" Zea lalu apa alasan kamu sebenarnya melarang aku ?" tanya Axel yang ingin mendengar jawaban to the poin.
" Ya karena tidak ingin tuan mabuk lah, nanti kalau mabuk tuan perkosa aku lagi " kata Zea yang membuat Axel tertegun mendengarnya .
" Hummm, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi " senyum hambar Axel setelah beberapa saat , ternyata Zea tidak benar-benar peduli padanya .
" Tuan apa boleh aku menanyakan sesuatu ?" kata Zea .
" Tidak , sekarang aku ingin tidur " ketus Axel bad mood memindahkan kepala nya keatas bantal dan berbaring memunggungi Zea yang masih duduk .
" Tuan kenapa lampunya dimatikan?" Zea yang duduk itu segera berbaring dan menarik selimut karena takut dengan gelap .
" Tuan nyalain lagi " kata Zea mengetuk-ngetuk punggung Axel dengan jarinya karena takut .
" Aku bilang tidak ya tidak" tegas Axel menarik selimut dan menggulung nya sampai hanya tersisa sedikit untuk Zea.
Duarr.
" Akkkk" Zea memeluk Axel ketakutan ketika hujan deras turun dan suara petir bergemuruh di langit .
Axel kembali menyalakan lampu dan berbalik menghadap Zea yang sudah menangis takut .
" Berpikir dua kali untuk bunuh diri Zea " tawa Axel tiba-tiba.
" Kenapa ?" tanya Zea mengusap air matanya dengan cemberut mendengar Axel tertawa keras .
" Kamu takut karena gelap saat aku mematikan lampu itu belum seberapa dibandingkan gelapnya didalam kuburan " kata Axel .
" Yasudah aku akan meminta sebuah permintaan padamu , nanti setelah mengeksekusi aku berikan lampu dalam makam ku " kata Zea mengatupkan kedua tangannya karena benar-benar takut .
" Tidak mau Zea , itu hanya pemborosan listrik " kata Axel yang membuat Zea melotot .
" Kau benar-benar pelit , nanti aku akan ,"
" Akan apa , bayar sendiri token nya ?" tawa ngakak Axel yang bahagia sekali mengolok-olok Zea .
" Mmmm, Tuan benar-benar jahat " kata Zea berbaring memunggungi Axel .
" Zea berbaring menghadap ku atau aku akan mematikan lampu lagi " kata Axel dengan semena-mena.
" Kenapa tidak kau matikan aku saja dari pada lampu " kesal Zea berbaring menghadap Axel yang menyebalkan itu.
" Sudah aku katakan Zea berpikir dua kali untuk mati , kamu penakut untuk tinggal dikuburan " kata Axel bicara dengan mata yang sudah tertutup .