Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Canggung.
Cilla menghela nafas dengan masih melihat ke arah Rasyid, tetap saja mengalihkan pandangannya, seolah dirinya bukanlah mahram.
"Huhhh, memang seperti itu kebanyakan laki-laki. Kalau yang halal saja enggan untuk dilihat dan yang haram sayang untuk tidak dilihat," oceh Cilla dengan penuh sindiran membuat Rasyid menoleh ke arahnya.
Cilla sepertinya tersinggung dengan Rasyid bisa-bisanya mengabaikan dirinya begitu sangat cantik. Cilla berjalan menuju cermin yang sudah retak tembakan bagian kacanya sudah tidak ada lagi.
Tetapi Cilla harus melakukan rutinitasnya sebelum tidur dengan bersih-bersih dan termasuk memakai krim untuk wajahnya.
Tiba-tiba saja sebuah cermin berada di depannya membuat Cilla menoleh ke sebelahnya dan ternyata Rasyid yang memegang cermin tersebut untuk menggantikan cermin yang retak karena wajah cantik itu tidak terlihat di sana.
Entahlah dari mana Rasyid mendapatkan cermin itu, seperti sudah siap siaga dengan apapun yang dibutuhkan Cilla. Cilla menghela nafas dan kembali mengoleskan kering tersebut pada wajahnya dan bercermin dengan cermin genggam tersebut, mengabaikan Rasyid.
Setelah memberi krim pada wajahnya, tidak lupa Cilla mengambil parfum kecil dan menyemprotkan ke seluruh tubuhnya.
"Uhuk-uhuk-uhuk," Rasyid batuk-batuk saat aroma parfum tersebut mengenai hidungnya.
Cilla melihat kearah Rasyid dengan menautkan kedua alisnya.
"Kamu seperti tidak pernah mencium parfum saja," ucap Cilla berdiri dari tempat duduknya dan kemudian menaiki ranjang dengan berbaring miring menarik selimut.
Rasyid menyergah nafas melihat kelakuan Cilla yang sekarang sudah berada di atas ranjang dan entah apakah dia sudah tidur atau belum.
"Dia sangat berani memasukkanku ke dalam kamarnya," batin Rasyid geleng-geleng kepala.
Tidak pernah terpikir di dalam otaknya bahwa Cilla memintanya untuk tidur di kamarnya, Cilla juga melakukan hal itu karena mereka ada ikatan pernikahan dan kalau belum ada ikatan pernikahan, mana mungkin Cilla mau melakukan semua itu, untuk bersentuhan saja dengan seorang laki-laki membuatnya sangat takut dosa dan apalagi satu kamar dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Cilla ternyata belum tidur dengan tatapan matan penuh dengan pemikiran dan sementara Rasyid memilih untuk duduk di sofa dengan ekor mata terus melihat di sekitarnya, agar tidak terjadi bahaya yang tidak diinginkan.
"Kamu dan Rasyid sudah menjadi suami istri di mata Allah. Awalnya kamu meminta kepada Kakek untuk menikah dengan Rasyid pada saat itu Kakek kaget dan tidak langsung setuju, bukan karena beliau tidak pantas untuk kamu, sungguh Kakek menginginkan kamu menikah dengan orang yang tepat dan Rasyid termasuk pilihan Kakek,"
"Lalu kenapa waktu itu Kakek tidak setuju?"
"Karena kamu hanya menginginkan menikah dengannya untuk melindungi kamu dan untuk menghindari dosa. Kakek menyuruh kamu untuk memikirkan semuanya dan baru mengambil tindakan,"
"Karena bagaimanapun ketika seorang pria dan wanita sudah menikah di hadapan Allah. Maka Allah anggap hubungan itu sah di dalam pernikahan ada kewajiban dan hak yang harus dilaksanakan,"
"Allah sangat membenci pernikahan dengan tujuan yang lain. Jadi Kakek saat itu berharap kamu sudah memikirkan semua itu dan mengubah keputusan kamu menikah hanya karena beliau bisa bebas melindungi kamu,"
"Tetapi sepertinya kamu tidak memikirkan hal yang Kakek inginkan. Kakek berpikir kesiapan kamu menikah memang sudah mengetahui apa yang harus dilakukan istri dan apa yang harus dilakukan suami," ucap Mizwar.
"Kamu jangan terlalu memikirkan perkataan Kakek. Kamu wanita yang dipenuhi dengan bekal agama yang sangat tinggi, Kakek tahu kamu mengetahui dosa dan Kakek tahu mengetahui bagaimana mencari pahala. Kakek tidak perlu menasehati kamu yang terpenting kamu bisa menghormati suami kamu dan untuk masalah lainnya itu urusan dari hati kamu, karena sesungguhnya Allah juga menyukai keikhlasan dan bukan paksaan," ucap Mizwar.
"Kewajiban dan hak memang adalah hal yang dominan dalam pernikahan. Sangat berdosa jika berpura-pura tidak tahu, tetapi dia langsung mengalihkan pandangan saat melihatku sebagai istrinya dan bukan sebagai majikannya," batin Cilla dengan menghela nafas.
Cilla perlahan mengangkat kepala, penasaran apa yang dilakukan suaminya itu dan ternyata Rasyid masih tetap duduk di sofa dengan membaca buku dan satu kakinya diletakkan di atas pahanya.
"Apa membutuhkan sesuatu?" tanya Rasyid membuat Cilla mengerutkan dahi yang ternyata tingkah lakunya disadari oleh suaminya dan pada tidak melihat ke arahnya.
"Bukan hanya telinganya yang memiliki insting yang sangat tinggi dan bahkan juga matanya," batin Cilla.
Rasyid mengangkat kepala dan melihat ke arah istrinya yang masih melihatnya.
"Apa tidak nyaman dengan keberadaanku di sini?" tanya Cilla.
"Saya tidak mengatakan apapun sama sekali," jawab Cilla.
"Lalu aku harus tidur di sampingmu?" tanya Rasyid membuat Cilla mengerutkan dahi dengan mata melotot.
"Maaf, jika lancang, hanya menawarkan diri," sahut Rasyid.
Cilla tampak begitu kesal dengan menarik ujung bibirnya dan kemudian kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidur
"Apa yang barusan saja dia katakan. Apa dia sedang mencoba bercanda denganku, apa dia pikir itu sebuah lelucon, jangan kepedean aku menyuruhnya untuk tidur di kamarku dan bukan berarti aku ingin menyerahkan diri atau memberi kode," batin Cilla tampak begitu kesal.
Rasyid tersenyum miring melihat tingkah istrinya itu dan kemudian kembali melanjutkan bacaannya.
*****
Malam sudah terlewatkan dan kembali berubah menjadi pagi yang sangat indah. Cilla sudah sangat cantik seperti biasa menggunakan blus yang dipadukan dengan rok dan tidak lupa hijab pashminanya menutupi auratnya.
Penampilan yang manis setiap hari memperlihatkan aura cantik di wajahnya.
Kamarnya dimasuki beberapa orang untuk memperbaiki jendela kaca yang pecah dan juga mengeluarkan meja rias yang sudah tidak layak pakai.
Sementara Cilla duduk di sofa dengan sangat serius membaca dokumen yang baru saja diberikan Rasyid. Rasyid juga sudah rapi tampan dengan setelan jasnya berdiri di samping Cilla.
"Ini rute perjalanan menuju kabupaten Asahan," Rasyid menunduk sedikit menunjukkan tablet berisi peta perjalanan.
"Berapa jam perjalanannya?" tanya Cilla.
"Kurang lebih 14 jam melewati darat dengan jalanan yang tidak sempurna aspal," jawabnya.
"Kapan kita akan ke lokasi langsung? Kakek sudah menjanjikan kepada warga di sana untuk langsung terjun ke lokasi?" tanya Rasyid.
"Kita akan berangkat nanti malam dan bisa sampai besok pagi dan kita juga akan melanjutkan rute perjalanan ke desa terpencil yang berada di timur yang sekarang mengalami kesulitan ekonomi," jawab Rasyid.
"Baiklah! Kamu siapkan semua bantuannya dan juga orang-orang yang akan pergi ke sana," ucap Cilla.
"Baiklah," sahut Rasyid.
Cilla menoleh ke arah suaminya itu yang juga melihat ke arahnya dengan jarak mereka ternyata cukup dekat, posisi Rasyid membungkuk seperti itu membuat jarak mereka tampak dekat dengan bahu bersentuhan.
"Bukankah hal ini juga akan mengundang musuh untuk mengganggu penyaluran bantuan ini?" tanya Cilla.
"Benar! Mereka akan bertindak agar kita tidak sampai dan membuat para warga berpikir bahwa tuan Mizwar hanya pencitraan saja dengan menjanjikan di televisi dan tidak langsung datang ke lokasi," jawab Rasyid.
"Itu artinya akan ada bahaya lagi?" tanya Cilla.
"Saya akan menyiapkan tim untuk menjaga keamanan bahan pangan dan juga yang lainnya," jawab Rasyid.
"Baiklah kamu mengetahui bagaimana situasinya dan kamu juga yang bisa mengatasi situasinya, kamu laksanakan saja dan saya akan berpamitan kepada kakek untuk menjalankan tugas ini," ucap Cilla.
Rasyid menganggukkan kepala.
Bersambung.....
penuh rahasia