NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:454
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15 : Pergi Untuk Kembali

Aku berlari dengan langkah-langkah panjang, jantungku berdegup kencang dengan harapan yang membuncah. Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah Freya benar-benar terbangun? Aku tidak bisa menunggu lagi, aku harus segera melihatnya. Aku melajukan mobil dengan tergesa-gesa, tapi tetap memerhatikan jalanan. Menuju rumah sakit dengan hati yang penuh dengan harapan.

Ketika aku tiba di rumah sakit, aku berlari ke ruang ICU tempat Freya dirawat. Aku melihat Marsha dan Zee berdiri di luar ruangan, mereka menatapku dengan mata yang penuh dengan harapan. Aku mengangguk pada mereka dan masuk ke dalam ruangan.

Aku melihat Freya terbaring di tempat tidur, matanya terbuka dan menatapku dengan mata yang lemah. Aku merasa seperti tersengat listrik ketika melihatnya. Freya terbangun! Aku berlari ke arahnya dan memegang tangannya dengan erat.

"Freya...," kataku dengan suara yang bergetar. Freya menatapku dengan mata yang lemah, tapi aku bisa melihat sedikit senyum di wajahnya. Aku merasa seperti mendapatkan kembali sebagian dari diriku sendiri.

Aku memeluknya dengan erat, merasakan hangat tubuhnya dan detak jantungnya yang lemah. Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana, aku hanya ingin berada di sampingnya dan merawatnya.

Freya terbangun, dan aku merasa seperti mendapatkan kesempatan kedua untuk menebus kesalahanku. Aku akan melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia dan sehat kembali. Aku akan menjadi orang yang lebih baik untuknya.

"Jangan menangis.." ucapnya lembut namun pelan.

Aku tersenyum tipis, menghapus jalur air mata di wajahku. Bukankah jika seperti ini, aku terlihat sangat cengeng?

"Maafkan aku.." Freya menggeleng pelan.

"Ini bukan salah kamu, mamah dan papah sudah menceritakan semuanya. Jangan menyalahkan dirimu sendiri." Ucap Freya.

Aku merasa sedikit lega ketika mendengar kata-kata Freya, tapi rasa bersalah itu masih menghantuiku. Aku memandanginya dengan mata yang penuh dengan penyesalan, berharap dia bisa memaafkan aku sepenuhnya. Freya menatapku dengan mata yang lembut, dan aku bisa melihat kepedulian di sana.

"Aku senang kamu baik-baik saja," kataku dengan suara yang lembut. Freya tersenyum lemah dan memegang tanganku lebih erat.

"Aku juga senang kamu ada di sini," ucapnya dengan suara yang pelan. Aku merasa seperti mendapatkan kembali sebagian dari diriku sendiri ketika mendengar kata-katanya.

Aku memandanginya dengan mata yang penuh dengan kasih sayang, berharap bisa menghilangkan rasa sakit dan kesedihan yang dia alami. Freya menatapku dengan mata yang lembut, dan aku bisa melihat kepercayaan di sana.

"Badanmu panas, kamu sedang Demam." Aku menaikan selimut setengah dada Freya untuk menghangatkannya.

"Apa ada masalah?" Tanya Freya lirih. Mungkin dia bisa melihat jelas apa yang tengah ku pikirkan.

"Ayahku bilang, kalau aku harus kembali ke jepang, untuk mengambil perusahan ibuku, yang ingin di rebut oleh keluarganya." Ucapku.

"Aku mengerti, kamu pasti bingung akan pulang atau tidak, kan?" Ucap Freya lirih. Suaranya semakin lemah setiap kali ku dengar. Wajahnya terlihat lebih pucat.

Aku mengangguk, "Aku tidak ingin meninggalkan kamu di sini, kalau tidak—bagaimana kalau kamu pindah ke jepang bersamaku. Kita menikah lalu memiliki anak-anak yang lucu." Pintaku dengan penuh harap.

"Aku juga menginginkannya. Aku ingin memiliki anak kembar yang lucu. Mereka berlarian sambil tertawa di taman yang penuh bunga. Lalu kita duduk di kursi kayu, dibawah pohon yang rindang. Dibawah langit yang biru, melihat mereka bermain dan saling berlarian." Ucap Freya.

"Kalau begitu kita—"

"Tapi aku tidak bisa.." potong Freya.

Aku merasa sedikit kecewa ketika Freya memotong kata-kataku, tapi aku masih berharap bahwa kita bisa memiliki masa depan bersama. Aku memandanginya dengan mata yang penuh dengan pertanyaan, berharap dia bisa menjelaskan apa yang dia maksud.

"Kenapa tidak bisa?" tanyaku dengan suara yang lembut. Freya menatapku dengan mata yang lembut, dan aku bisa melihat kesedihan di sana.

Freya menggeleng lagi dengan pelan, menatapku dengan pandangan yang sulit di artikan. "Kalau kamu memang cinta sama aku, dan ingin kita menikah, lakukan apa yang harus kamu lakukan di jepang. Aku akan selalu menunggu kamu di sini. Menunggu sampai kamu datang." Ucap Freya.

"Freya.." Ucapku lirih.

"Itu pasti harapan mendiang ibu kamu.." Ucap Freya.

Aku menaruh tangan Freya di pipiku, menggenggamnya dengan erat. "Ya, aku akan segera pulang. Aku akan menjemput kamu di sini. Lalu, setelah itu, mari kita menikah." Freya mengangguk sembari tersenyum.

...***...

Setelah Fonix berpamitan dan meninggalkan ruangan Freya, gadis itu mencengkram Selimut, menangis dalam diam. Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka, menampilkan kedua orang tuanya yang nampak sendu.

"Sayang.." Ibu Freya menghampiri Freya yang membelakanginya.

"Kenapa, kenapa aku harus terlahir dengan penyakit seperti ini.." Ucap Freya di sela-sela tangisannya.

"Mamah dan papah minta maaf.." Ibu Freya ikut menangis.

"Kamu tidak memberi tau Fonix yang sebenarnya?" Tanya Sang ayah.

Freya menggeleng pelan.

...***...

"Aku akan pulang ke jepang, dan menjadi pewaris perusahaan ibu.." Ucapku di hadapan ayah.

"Ayah tidak akan memaksa, apa ini pilihan kamu?" Tanya Ayah.

"Ya, tapi ketika semua masalah ini sudah selesai, aku ingin ayah merestui pernikahanku dengan Freya." Ucapku bersungguh-sungguh.

Kulihat ayah sedikit terkekeh, "Dasar anak nakal, di umur segini kau sudah memikirkan soal pernikahan." Ayah kemudian berdiri dan menepuk pundaku.

"Jangan khawatir, sejak awal ayah merestui hubungan kalian."

"Terimakasih.." ucapku.

...***...

"Jaga diri kamu, aku akan pulang secepatnya.." Sebelum berangkat ke bandara, aku lebih dulu berpamitan pada Freya dan kedua orang tuanya.

"Jaga diri kamu juga.." Ucap Freya. Ia kemudian melepaskan kalung berbandul bulan sabit dan memberikannya padaku.

"Jangan lupain aku.." ucapnya.

Aku tersenyum dan mengambil kalung itu, menggenggamnya erat di tanganku. "Aku berjanji akan menjemput kamu," kataku dengan suara yang lembut. Freya tersenyum lemah dan memandangiku dengan mata yang penuh dengan kepercayaan.

Aku memeluknya erat, merasakan hangat tubuhnya dan detak jantungnya yang lemah. "Aku akan segera kembali pada kamu," kataku dengan suara yang bergetar. Freya mengangguk dan membalas pelukan aku.

"Om, Tante, aku titip Freya.." Ucapku.

"Hati-hati di jalan, ya.." Ucap Ayah Freya.

"Tuan muda, pesawat kita sebentar lagi akan berangkat.." Ucap anak buah ayahku yang menemaniku ke sini.

Aku mengangguk, setelah berpamitan dengan Freya dan kedua orang tuanya, aku menuju bandara untuk berangkat ke Jepang. Aku harap ketika aku kembali, semuanya akan kembali lagi. Senyum Freya yang semanis karamel, aku pasti akan merindukannya.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!