NovelToon NovelToon
Salah Kamar

Salah Kamar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat
Popularitas:240.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.

"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.

"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.

"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.

Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persahabatan yang kompak

Malam itu setelah pulang dari club malam, Gia dan teman-temannya segera kembali kedalam kamar hotelnya. Meskipun ketiganya gemar mengunjungi dunia malam namun sama sekali tak pernah menyentuh minuman berakohol maupun rokok karena mereka benar-benar hanya ingin menikmati masa muda bukan untuk menghancurkan masa depan maupun kesehatannya sendiri.

Saat hendak masuk kedalam kamar hotelnya Gia tiba-tiba tak sengaja melihat sekelebat seorang pria masuk kedalam kamar hotel yang berada diseberang kamarnya, dahi gadis itu pun langsung mengernyit karena saat melihat punggung lebarnya seperti tak asing sayangnya pria tersebut langsung menutup kamarnya dengan rapat.

Karena tak ingin memikirkan lebih jauh Gia pun segera menyusul teman-temannya yang telah masuk kedalam kamarnya lebih dahulu, mereka memang sengaja memesan satu kamar hotel dengan dua kasur agar bisa selalu bersama-sama.

Kini tak terasa sudah beberapa hari Gia dan teman-temannya menghabiskan liburannya, setiap hari mereka pergi ke tempat wisata maupun hiburan malam hingga kini sisa satu hari lagi sebelum mereka kembali pulang ke ibu kota.

"Apa liburan kita bisa diperpanjang lagi?" Nadia yang sedang memeriksa hasil jepretannya nampak tak rela jika esok hari harus kembali pulang sebelum memori kameranya penuh oleh kenangan mereka bertiga, tiba-tiba gadis itu memperhatikan sebuah foto yang ia ambil beberapa hari yang lalu ketika tak sengaja bertemu pria yang sangat mirip dengan pria yang ia temui di club malam waktu itu.

"Tubuhnya sangat bagus," gumamnya dalam hati. Gadis pengoleksi foto laki-laki tampan itu pun langsung mengaguminya sejak pertama kali melihatnya.

"Benar, masih ada beberapa barang yang ingin ku beli." timpal Moana sembari menyusun barang bawaannya kedalam koper. Gadis penyuka barang antik itu nampak membeli beberapa oleh-oleh khas pulau tersebut, ayahnya pasti suka pikirnya mengingat hobby nya menurun dari sang ayah.

"Sayangnya tidak bisa karena kita hanya mendapatkan izin satu minggu saja." tukas Gia yang sedang membaca sebuah novel sembari tiduran diatas sofa, dahinya sesekali mengernyit ketika membaca peran wanita dalam tokoh novelnya yang begitu tergila-gila dengan sang pria hingga terlihat bodoh di matanya.

Gadis itu memang gemar membaca, terutama novel romantis meskipun terkadang suka sekali kesal dengan tokoh yang ia anggap lemah.

"Ini tahun 2025 masih saja ada orang bodoh," gumamnya seraya menutup bukunya tersebut dengan kesal lantas dilemparnya keatas meja.

Ia memang kurang suka melihat seseorang yang tertindas baginya selagi masih punya tangan dan kaki harusnya mampu membela dirinya sendiri bagaimana pun caranya.

"Astaga Gia itu cuma cerita fiksi," Nadia hanya menggeleng kecil melihat sikap sahabatnya yang berlebihan itu begitu juga dengan Moana yang baru selesai merapikan barang-barangnya.

"Ini malam terakhir kita disini, bagaimana jika pergi ke club malam lagi?" tawar wanita itu menatap kedua sahabatnya tersebut.

"Aku masih tidak mood," Gia yang telah beralih memainkan gawainya nampak tak berminat dengan ajakan temannya itu.

"Benar, kapan lagi kita bisa menghabiskan malam di club karena setelah kembali ke kota mungkin kita akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing sungguh aku benar-benar belum siap menjadi dewasa." Nadia nampak menghela napas panjangnya, kehidupan remajanya terlalu indah untuk ia tinggalkan begitu saja.

Gia berpikir sejenak, benar kata sahabatnya itu mungkin setelah mereka kembali pulang ketiganya akan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing apalagi dirinya sudah diminta oleh sang kakak untuk bekerja di kantornya.

"Baiklah, kenapa tidak." ucapnya menyetujui dan tentu saja itu membuat kedua sahabatnya itu sontak berteriak senang.

Kemudian ketiganya pun segera bersiap-siap, sepertinya tak ada lelah di kamus mereka sebelum tumbang meskipun seharian juga telah menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan diluar.

Kini mereka nampak bergabung dengan pengunjung lain di club malam yang ada di hotelnya tersebut, menari nari di lantai dansa mengikuti irama yang dimainkan oleh sang DJ.

"Gi, bagaimana jika kita duduk saja?" pinta Nadia yang selalu membawa kamera setiap pergi itu bahkan kini gadis itu nampak sibuk memotret setelah lelah menari.

"Benar, sepertinya aku juga mulai haus." timpal Moana menambahi.

"Baiklah ayo," Gia pun segera meninggalkan lantai dansa menuju meja kosong yang sebelumnya telah mereka pesan.

"Aku mau segelas jus jeruk," Gia segera memesan minuman kepada pelayan yang baru mendatangi meja mereka.

"Aku juga," timpal Moana.

"Aku mau satu botol whiskey," imbuh Nadia tiba-tiba yang langsung membuat kedua temannya melotot menatapnya.

"Kamu pasti bercandakan Nad?" Moana nampak tak percaya.

"Kenapa tidak, anggap saja ini perpisahan dengan masa muda kita karena setelah ini kita tidak akan pernah tahu dengan kehidupan dewasa seperti apa, kita akan menikah dengan siapa bahkan kita tidak tahu kita bisa sukses atau tidak dengan hidup kita." terang Nadia, sepertinya bagi gadis itu mungkin juga gadis-gadis diluaran sana juga memiliki kekhawatiran yang sama akan masa depannya yang tak pasti.

"Aku sih yang pastinya tak ingin segera menikah," tukas Gia menimpali.

Ia masih sangat muda dan belum memikirkan akan mengurus rumah tangga bahkan harus menghadapi konflik dengan suami maupun keluarga suaminya seperti cerita novel yang ia baca dan membayangkan hal itu pun ia langsung bergidik ngeri apalagi ketika mengingat film yang sering ditonton oleh ibunya bagaimana hubungan menantu dan mertua yang kurang akur.

"Kalau pun nanti menikah aku ingin memiliki suami yatim piatu," imbuhnya lagi mengutarakan kegalauannya. Kehidupan di keluarganya memang sangat harmonis saat ini namun masa lalu kedua orang tuanya bahkan kakak lelakinya juga tak berjalan mulus.

"Namanya hidup itu tak pernah berjalan mulus Gi, kalau tidak di uji oleh ekonomi ya orang ketiga ataupun keluarga." tukas Moana menganggapi.

"Tapi saranku sih kita harus tetap memegang prinsip kita yaitu ...."

"Sayangi diri sendiri sebelum menyayangi seorang pria karena pria itu kalau tidak diambil pelakor ya diambil Tuhan," ucap mereka bersamaan lantas ketiganya pun nampak tertawa lepas.

Begitulah persahabatan mereka meskipun memiliki hobby yang berbeda tapi ketiganya selalu kompak dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

Beberapa saat kemudian minuman yang mereka pesan telah datang dan untuk pertama kalinya ketiganya mencoba minuman berakohol tersebut.

"Jangan sampai mabuk jika tidak itu akan sangat membahayakan kita," Gia kembali mengingatkan kedua sahabatnya seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar mereka untuk melihat keadaan.

Beruntung malam itu tak banyak pengunjung dan juga tak ada orang yang mereka kenal kecuali para pelayan bar maupun bartender.

"Tenang saja cuma sebotol kecil untuk kita bertiga," Nadia yang sebelumnya memesannya pun langsung menuang kedalam ketiga gelas lalu mereka segera mengangkatnya untuk bersulang.

"Selamat tinggal masa muda dan selamat datang kehidupan dewasa yang bahagia," ucap mereka bersamaan lantas segera meneguknya.

Ketiganya yang baru merasakan minuman tersebut untuk pertama kalinya nampak sedikit mengernyitkan dahinya ketika cairan berwarna pekat itu telah melewati kerongkongannya, semoga setelah ini mereka benar-benar bahagia sesuai harapan bukan justru menjadi awal mula sebuah petaka.

1
Rohima
suka bnget sama novel ini antusiasme bnget buat nunggu up kakanya tiap hari, apalagi pas libur gelisah bnget nunggunya, kecintaan bnget sama alurnya nggk ngebosenin, kadang pas nunggu ku baca ulang" hihihihi
lucu aja sma mereka😁
tiap baca aku selalu bayangin visualnya kak bara valentino sama esta pramanita
kyak cocok bnget melekat bnget sama mreka visualnya 😊😊😊
semangat upnya tor👍👍👍👍
kalok boleh crazy up lh ya sekali "😊😊😊😊
Rohima
suka bnget s
Piet Mayong
gia kalau kamu gabut mending ngerjain Tania aja dirumah biar g garing hidupmu🤣🤣🤣
Sugiharti Rusli
wah si Gia mau melakukan apa dia di depan kamar si Tania tuh nanti😛😛😛
Sugiharti Rusli
sejatinya memang si Gia itu kalo mau merubahnya butuh kesabaran dan contoh yang nyata sih yah, buktinya ketika melihat suaminya menyapu dia berinisiatif menggantikannya,,,
Sugiharti Rusli
tapi apa yah maksud kakeknya Gio bilang mengulangi hal yang semu itu, apalagi sang kakek tahu kalo Gio dan Gia sudah menjadi suami-istri secara utuh🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
jadi sejatinya si Gio pun sudah tahu kalo dia dijodohkan sama Gia, dan pertemuan dulu mereka di club karena mau melihat bagaimana calon istrinya itu😆😆😆
Sugiharti Rusli
oh ternyata kakek Hadikusumo teman baik ayahnya Gerard yah sepertinya beliau ini,,,
Retno Harningsih
lanjut
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
iya juga dah di pake mau di pulangin....emang ada perjanjian kah barang rusak bisa di retur tapi gia bukan barang ya 🤣....si medit ada2 aja bilang aja belum move on dari masa lalu
nyaks 💜
🤣🤣🤣🤣🤣
nyaks 💜
bodoh!!
Uba Muhammad Al-varo
Gio....dengar tuh, omongan nya kakek "nggak boleh membalikkan barang yang sudah di pakai kecuali barang nya utuh seperti semula,makanya Gio mulai dari sekarang buat Gia nyaman berada didekat mu
MD...
alesan mau berhenti karna Gia mau pulang, sneng kan mantan Lo balik.... Dihhh ntar waktunya Gia pulang beneran, ngerasa kehilangan lagi Lo... tau kan rasanya sakit kehilangan. Mau di ulangi apa?
BOLEH....
MD...
hati2 Gi, jgn sampai Kalah ma Tania kalau wanita itu ngelak gak mau bayar utang
MD...
jgn panggil Gia kalau hidupnya adem-adem saja... Gia kan suka keramaian, keributan kecil gak masalah lah ya😅😅🤣
Rokhyati Mamih
setuju Gia kalau kamu nagih hutang dengan Tania jadi pembantumu 5 bulan
MD...
belajar alon² Gi... ntar juga terbiasa
Oma Gavin
nah itu gio dengerin nasehat kakek jgn jadi pecundang udah menikmati perawan mau dikembalikan meskipun itu permintaan gia harus nya kamu bisa lebih lunak dan berusaha berubah lebih perhatian sama istri gimana gia mau jatuh cinta bila suami nya aja jurek ngomong seperlunya ngga ada manis" nya kayak le mineral, punya istri cantik itu dijaga diluaran banyak yg ngantri jandanya gia
MD...
belom move on kan...dasarrrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!