NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Senja Anindya.

Senja Anindya, gadis berusia dua puluh tiga tahun, bungsu dari dua bersaudara. Ia memiliki seorang kakak laki - laki yang lima tahun lebih tua darinya.

Kedua orang tuanya bekerja sebagai tenaga pendidik di sekolah yang berbeda.

Ayah Senja seorang guru di sekolah menengah pertama, sementara sang ibu mengajar di sekolah menengah atas. Dan keduanya berstatus sebagai pegawai negeri sipil, yang baru di angkat dua tahun lalu setelah belasan tahun menjadi guru honorer.

Senja bisa kuliah karena mengikuti program beasiswa dari kampusnya. Dan untuk bekal sehari - hari, gadis itu mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu.

Pertemuannya dengan Cia sekitar tiga tahun yang lalu, di perpustakaan kampus membawa banyak perubahan dalam hidup Senja.

Ia yang tidak memiliki teman, sejak hari pertama menginjakkan kakinya di pelataran kampus, akhirnya dianggap ada oleh mahasiswa lain setelah sering terlihat bersama Cia.

Karena hampir sebagian besar mahasiswa di kampus mengenal Gracia Aurora Wijaya. Salah satu keluarga konglomerat di ibukota. Meski Cia ramah dan mudah bergaul, Namun sangat susah untuk dekat dengan gadis itu.

Dan Senja merupakan salah satu orang beruntung yang bisa berteman dekat dengan Cia.

Gadis itupun tidak berhenti bersyukur. Apalagi, sekarang dirinya diterima bekerja di perusahaan keluarga Wijaya. Sungguh, Senja merasa sangat berhutang budi pada Cia.

“Senja, pinjam uang seratus ribu.”

Senja baru saja turun dari bis yang ia tumpangi dari halte di dekat gedung Wijaya Group. Belum sampai di rumah, baru akan melangkah masuk ke dalam gang, namun langkahnya sudah di hadang oleh sang kakak.

Gadis itu menghela nafas kasar. Ini bukan untuk yang pertama. Bahkan saat Senja masih kuliah, sang kakak yang bernama Langit Jagadita itu, sering meminta uang padanya.

Seharusnya, pemuda itu yang memberikan Senja uang jajan. Bukan malah sebaliknya.

“Aku tidak punya uang, bang.” Senja tak menoleh pada pria itu. Dan tetap melanjutkan langkahnya.

“Bukannya kamu sudah mulai bekerja?” Langit mengekori langkah sang adik.

“Aku baru bekerja selama dua minggu, dan belum mendapatkan gaji. Seharusnya, Abang yang memberikan aku uang untuk bekal sehari - hariku.” Tukas gadis itu.

Terdengar helaan nafas kasar dari bibir sang kakak. “Abang sedang tidak ada pekerjaan, Sen.” Ungkapnya.

Namun Senja tidak perduli. Ia terus melangkah tanpa menghiraukan sang kakak.

“Senja.” Langit kembali memanggil nama sang adik, saat Senja hendak membuka pintu pekarangan rumah mereka.

“Kenapa Abang tidak berusaha mencari pekerjaan tetap? Mau sampai kapan seperti ini? Abang sudah berusia dua puluh delapan tahun. Harusnya bisa membantu ekonomi keluarga. Bukan malah menjadi pengangguran seperti ini.” Ucap gadis itu dengan wajah memerah menahan amarah.

“Abang sedang berusaha mencari, Sen.”

“Mencari apa? Yang serius kalau abang benar - benar ingin bekerja tetap. Kasihan ayah dan ibu. Punya anak sulung tetapi tidak bisa diandalkan.” Kaki Senja menghentak keras masuk ke dalam pekarangan rumah sederhana mereka.

Meski terlahir dari keluarga kalangan menengah kebawah, Senja masih bersyukur karena rumah yang mereka tempati adalah milik sendiri, bukan mengontrak dari orang lain.

“Sudah Abang katakan, Abang sedang berusaha mencari pekerjaan, Sen. Kalau Abang punya uang, Abang tidak mungkin minta sama kamu.” Suara Langit sedikit meninggi karena sang adik sudah berada di teras rumah, dan dirinya berdiri di halaman.

“Kapan Abang pernah punya uang?” Tanya gadis itu dingin. Jujur ia sudah muak melihat tingkah Langit.

“Bukannya selalu meminta pada ibu? Jangan mengira aku tidak tau kelakuan Abang.”

Langit terpaku di tempat. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. Ia berusaha untuk menahan marah pada sang adik.

\~\~\~

“Kenapa kamu melarang aku pulang dengan pak Bima?” Cia membanting pintu mobil Gyan dengan kesal.

Ia hendak pulang kantor bersama dengan pak Bima — sang kepala Devisi Keuangan. Bermaksud untuk menghindari Gyan, agar sang sepupu memiliki waktu bersama Senja.

Namun sayangnya, Gyan justru datang menghampiri gadis itu. Menarik lengan Cia dengan paksa, ketika mendengar pak Bima mau mengantarnya pulang.

“Aku tidak suka kamu dekat dengannya, Cia.” Ucap Gyan pelan. Namun masih bisa di dengar oleh gadis yang duduk di sampingnya.

Pria itu kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukan kereta besi itu dengan pelan, meninggalkan tempat parkir bawah tanah gedung Wijaya.

“Memangnya kenapa? Kami hanya pulang bersama.” Tukas Cia dengan kesal.

Jujur, Cia mulai jenuh dengan sikap posesif Gyan. Ia ingin memiliki banyak teman. Namun pemuda itu selalu membatasi ruang gerak Cia.

“Kamu bisa pulang bersama aku, Cia.” Jawab Gyan pelan.

“Gy, aku ingin memiliki banyak teman. Apa salahnya jika sesekali waktu, kita tidak pergi bersama?”

“Pak Bima itu pria dewasa, Cia!” Suara Gyan tetap pelan namun terdengar sangat tegas.

“Lalu kita? Kamu pikir masih anak - anak? Kita sudah berusia dua puluh lima tahun, Gyan. Tidak ada salahnya memiliki banyak teman.” Cia membuang pandangannya keluar jendela mobil.

“Ada aku dan adik - adik. Apa tidak cukup?”

“Kalian keluargaku. Pak Bima itu rekan kerjaku. Kami hanya berteman, tidak lebih. Tetapi kamu bertindak seolah dia seorang kriminal.”

“Cia —

“Berhenti bersikap kekanakan seperti ini, Gyan. Kita sudah berusia seperempat abad. Kita perlu membangun relasi dengan orang lain. Saat kita remaja, aku setuju kamu membatasi pergaulanku. Tetapi sekarang tidak lagi. Aku bisa menjaga diri, jika kamu takut terjadi sesuatu padaku.” Cia mengakhiri ucapannya dengan helaan nafas kasar.

Ia teringat masa sekolah dulu. Gyan selalu membatasi pertemanan Cia. Pria itu bahkan membuang semua hadiah pemberian dari para penggemar laki - laki Cia. Dan gadis itu sama sekali tidak mempermasalahkannya.

Namun sekarang, Cia merasa sikap Gyan sudah berlebihan. Mereka baru terjun ke dunia kerja. Tentu perlu memiliki banyak teman untuk menambah wawasan dan berbagi pengalaman.

“Sampai disini saja. Kamu tidak perlu masuk.” Ucap Cia ketika mobil Gyan tiba di depan pintu gerbang rumah mewah keluarga Johannes Richard Wijaya.

Pria muda itu menurut tanpa banyak bicara. Ia memberhentikan mobilnya di depan pintu gerbang, kemudian menekan klakson agar petugas keamanan yang berjaga membukakan pintu.

“Maafkan aku, Cia.” Ucap Gyan saat Cia hendak keluar dari mobil.

Cia menghela nafas pelan. “Aku besok berangkat bersama papi.” Ucapnya kemudian keluar dari mobil Pajero Sport berwarna hitam itu.

Pintu gerbang berbahan besi tinggi menjulang itu kemudian terbuka. Seorang petugas keamanan sedikit membungkuk memberi hormat pada Cia yang baru keluar dari dalam mobil.

Gyan menghela nafas kasar. Kemudian memukul kemudi berulang kali.

“Kamu tidak boleh dekat dengan pria manapun selain aku, Cia. Kenapa kamu tidak paham juga.”

Pria itu belum beranjak dari depan rumah papi Richard. Ia masih mengamati jejak Cia yang telah menghilang di balik pintu gerbang.

Andai yang bersaudara sepupu itu, ayah Dirga dan mami Renatta. Mungkin Gyan akan dengan mudah mengungkapkan perasaannya pada Cia.

Namun, semuanya menjadi begitu rumit. Ketika di hadapkan pada kenyataan. Yang bersaudara sepupu itu adalah kedua ayah mereka.

Gyan dan Cia memiliki marga yang sama. Norma, moral, dan kesehatan menjadi penghalang tak kasat mata dalam hubungan mereka.

...****************...

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
iya memang kesalahan.
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!