Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Awal pertemuan dengan Billy
Keesokan harinya Luciana sudah mulai bekerja di toko cake and bakery. Dia ditempatkan di bagian pelayan namun sesekali dia membantu di bagian produksi. Kebetulan Luciana sudah terbiasa membuat kue ,diajari oleh oma. Iya, toko kue di mana Luciana bekerja memang toko kue kecil, namun rasanya tidak kalah dengan kue yang di jual di mall dan toko kue lainnya.
Pelanggan di toko ini kebanyakan orang kantor dan penghuni apartemen, karena toko ini berada di area perkantoran. Dan tak jauh dari area perkantoran adalah apartemen mewah.
Ada banyak kue dan cake yang dijual di sini, ada kue ulang tahun, beraneka roti , cake berbagai rasa, dan kue kering.
Luciana merasa cocok dan betah bekerja di toko ini karena dia seperti sedang menggeluti salah satu hobinya yaitu membuat kue. Walaupun terkadang ketika dia sedih melihat orang kantor mampir ke toko kue untuk membeli kue, karena Luciana teringat dengan cita- citanya dulu yang ingin menjadi psikolog. Seandainya dia tidak melakukan kesalahan yang berakhir dengan dikeluarkannya dari kampus, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi orang kantoran yang berprofesi sebagai psikolog.
Namun Luciana tidak mau terus- terusan menyesali apa yang sudah terjadi. Hidup terus berjalan, dia harus melanjutkan hidupnya ke depan. Walaupun dia tidak menjadi seorang psikolog, Luciana yakin dia akan mendapatkan kesuksesan di jalan yang lain.
Hari berganti, bulan berlalu, Luciana semakin menikmati hari- harinya sebagai karyawan toko cake and bakery. Teman- teman sesama pegawai di sana yang berjumlah enam orang termasuk Luciana pun baik- baik semua. Dan bos mereka yang bernama bu Widi pun baik dan penyayang. Semua pegawai di sana yang terdiri dari tiga laki- laki dan tiga perempuan pun sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Dia tidak pelit dan tidak galak.
Namun di bulan ke tiga dia bekerja, Luciana harus merasakan kesedihan karena oma meninggal dunia. Penyakit struk yang dia derita selama satu tahun lebih semakin parah dan akhirnya dia meninggal di rumah sakit. Luciana jelas terpukul. Sejak kecil hanya oma lah yang selalu memberikan perhatian padanya. Tapi kini oma sudah tidak ada lagi di sampingnya.
Namun lagi- lagi Luciana harus tegar dan tidak boleh berlarut- larut dalam kesedihan. Dia harus mampu berdiri lagi melanjutkan hidup meskipun tanpa oma di sampingnya. Dan satu bulan setelah oma meninggal Luciana harus meninggalkan rumah oma karena sang ibu menjual rumah tersebut untuk melunasi hutang pinjol suaminya yang jumlahnya makin banyak.
Tidak ada cara alin bagi Jeni selain menjual rumah tersebut, walaupun rumah itu adalah peninggalan satu- satunya dari kedua orang tua. Sebenarnya Jeni merasa kasihan karena Luciana karena harus meninggalkan rumah oma. Jeni sudah menawarkan pada Luciana untuk ikut dengannya, namun tentu saja Luciana menolaknya.
Iya, Luciana tidak sudi harus tinggal serumah dengan ayah tirinya si pengangguran yang selama ini hanya memanfaatkan mamanya. Dan Luciana pun memilih untuk tinggal di tempat kost. Sebenarnya sang papa yaitu pak Johan juga menawarkan agar Luciana ikut dengannya. Tapi lagi- lagi Luciana menolaknya. Luciana juga tidak sudi tinggal bersama ibu tirinya yang menyebalkan itu.
Jangankan tinggal bersama, melihat mukanya saja dia tidak sudi. Iya, Luciana begitu membenci ibu tiri dan saudara tirinya yang bernama Nando.
Bagaimana tidak, Luciana mendapat kabar dari teman kuliahnya dulu bahwa yang menyebarkan video saat Luciana hamil dan keguguran adalah Nando. Dan yang merekam saat kejadian itu adalah ibu tirinya.
Iya, Luciana sempat melabrak Nando dan ibu tirinya. Dan saat itu mereka pun bertengkar hebat. Dan hingga kini hubungan mereka pun belum baik- baik saja.
Di bulan ke enam Luciana kerja di toko kue, Luciana kembali mendapati kabar duka. Ibu kandungnya yaitu bu Jeni juga meninggal dunia secara mendadak. Bu Jeni ditemukan meninggal di kamar mandi. Menurut ayah tirinya, bu Jeni terpeleset di kamar mandi lalu pinsan. Dan saat dibawa ke rumah sakit Jeni meninggal di perjalanan.
Tentu saja Luciana kembali sedih dan terpukul. Belum hilang kesedihannya ditinggal oma,kini ibu kandungnya pun juga meninggalkannya untuk selamanya.Kini lagi- lagi Luciana dipaksa untuk tegar menjalani kehidupannya. Dia harus kuat berdiri di kaki sendiri. Iya, setelah oma dan mamanya meninggal, Luciana seperti hidup sebatang kara.
Sedangkan dengan sang papa sudah lama dia tidak bertemu sejak pertengkarannya dengan sang ibu tiri dan saudara tirinya. Apa lagi saat itu pak Johan tidak mau membela Luciana. Dan dia malah terkesan membela istri dan anak tirinya. Iya, tentu saja pak Johan tidak berani menyalahkan istri dan anak tirinya karena pak Johan adalah suami takut istri.
Dulu ketika dia masih berstatus sebagai suami Jeni, dia merupakan suami yang tegas terhadap istri. Namun setelah bercerai dari Jeni dan menikahi Maria, dia berubah menjadi suami takut istri.
Iya, Pak Johan tidak berani membantah ucapan sang istri karena istrinya itu jauh lebih galak dibanding dirinya. Pak Johan rela tidak membela Luciana karena tidak mau istrinya murka.
Luciana pun sudah tidak memikirkan papanya yang tidak perduli padanya lagi karena hanya akan membuatnya sakit hati. Sekarang dia hanya akan fokus untuk dirinya sendiri saja.
"Terima kasih sudah berbelanja..." ucap Luciana dengan memasang senyum manisnya kepada salah satu pelanggan setia di toko kue.
Iya ,dia adalah Billy, pria tampan yang berprofesi sebagai pengusaha itu adalah pelanggan setia toko kue di mana Luciana bekerja. Dalam satu minggu dia bisa datang dua kali ke toko tersebut untuk membeli kue kesukaannya yaitu roti isi coklat dan kue kering untuk dibawa ke kantor.
"Boleh saya minta nomor kamu Luci...?'' tanya Billy.
Iya karena Billy sudah cukup lama menjadi pelanggan di toko kue, maka Billy pun sudah tahu nama Luciana.
"Ehm... No..nomor saya...?'' Luciana balik bertanya.
"Iya nomor ponsel kamu. Aku ingin mengenal kamu lebih dekat. Apa kamu tidak keberatan...?'' sahut Billy.
"Oh... Te... Tentu saja tidak..." jawab Luciana.
Billy tersenyum pada Luciana. Lalu dia memberikan ponselnya pada Luciana dan dia mengetikkan nomornya di ponsel Billy.
"Sudah..." Luciana mengembalikan ponselnya kembali.
"Terima kasih..." ucap Billy.
Luciana pun tersenyum.
"Nanti malam aku hubungi kamu ya..." ucap Billy. Luciana pun lagi- lagi menganggukkan kepalanya.
"Aku pergi dulu...'' ucap Billy.
"Iya..."
Billy lalu keluar dari toko kue menuju mobilnya kemudian pergi ke perusahaannya.
"Hei... Si tampan itu minta nomor telpon kamu Luci...?" tanya Karin kasir toko kue.
"I..iya..." jawab Luciana malu- malu.
"Wah... Pasti dia naksir kamu tuh..." ucap Karin.
"Masa sih Karin..." sahut Luciana.
"Ya iyalah buat apa coba cowok minta nomor telpon kalau bukan karena naksir..." jawab Karin.
Luciana tersenyum tipis. Iya, Billy adalah pria yang tampan dan juga kaya. Tentu saja Luciana merasa tersanjung jika dia benar- benar menyukainya.
"Hei Luci... Kalau dia nembak kamu, udah jangan kebanyakan mikir, langsung terima saja. Jarang lho pria baik dan kaya seperti dia..." ucap Karin.
"Ah... Lagian belum tentu dia naksir sama aku Karin. Siapa tahu dia cuma mau berteman sama aku saja..." sahut Luciana tidak mau kegeeran.
Iya, walaupun Luciana tahu sikap Billy padanya memang beda. Luciana bisa membedakan cara dia menatapnya dengan dia menatap orang lain. Luciana bisa menebaknya kalau tatapan Billy padanya adalah tatapan yang menggambarkan rasa ketertarikan.
Namun lagi- lagi Luciana tidak mau kepedean. Justru Luciana merasa minder, karena dia hanya pelayan toko sedangkan Billy pengusaha.
"Tapi Karin ,dia itu kan orang kaya, masa sih dia bisa suka sama aku yang hanya pelayan toko kue...'' ucap Luciana.
"Eh Luci, yang namanya cinta itu tidak memandang status. Mau kaya, mau miskin, kalau udah cinta ya cinta aja..." sahut Karin.
Luciana hanya mengangguk. Memang benar apa yang dikatakan oleh Karin. Dulu juga Noah memacari Luciana tanpa memandang status Luciana yang hanya sorang waiters di cafe. Ya walaupun pada akhirnya Luciana dikecewakan oleh Noah yang tiba- tiba pergi tanpa ada kabar lagi hingga saat ini.
"Kamu belum pernah pacaran sebelumnya...?" tanya Karin.
"Ehm... Udah sih, tapi udah putus..." jawab Luciana.
"Ya udah nanti kamu terima aja kalau si tampan itu menembakmu. Aku yakin dia pria baik- baik. Dan biasanya pria baik- baik itu nggak suka pacaran lama- lama. Pasti maunya langsung nikah..." ucap Karin.
"Nikah...?'' tanya Luciana.
"Iyalah ngapain coba pacaran kelamaan, capek tahu..." jawab Karin.
Mendengar kata pernikahan, tiba- tiba Luciana merasa takut dan khawatir. Iya, bagaimana tidak, dia sudah tidak perawan lagi. Kalau nanti suaminya marah dan tidak terima dengan kondisinya bagaimana.
"Luci... Kenapa melamun...?'' tanya Karin.
"Oh..ti.. tidak..."
"Karin..."
"Iya...''
"Dulu sebelum menikah ,kamu pernah pacaran berapa kali...?'' tanya Luciana pada temannya yang sudah menikah selama tiga tahun.
Karin menempelkan telunjuknya pada dagunya sambil mengingat berapa mantan pacarnya.
"Empat kali kalau nggak salah..." jawab Karin.
"Wah banyak juga mantan kamu ya...'' sahut Luciana.
"Biasalah namanya masa muda harus dinikmati dengan pacaran. Iya nggak...?" jawab Karin merasa bangga karena mantan pacarnya banyak.Luciana mengangguk.
"Dulu waktu pacaran kamu ngapain aja...?" tanya Luciana.
"Ih kamu ini.. Katanya kamu juga pernah pacaran... Kamu juga pastinya tahu kan pacaran itu ngapain aja...?'' sahut Karin.
"I..iya sih... Tapi maksudnya hal apa yang tidak bisa kamu lupakan bersama mantan pacar kamu...? Maksudnya apa kamu pernah melakukan...'' tanya Luciana tidak melanjutkan perkataannya.
Karin pun tertawa mendengar pertanyaan dari Luciana.
"Maksud kamu tidur bareng ..?'' tanya Karin.
Luciana mengangguk.
"Ih kamu ini... Masa nanya kayak gitu aja pake malu- malu segala..." ucap Karin.
Luciana tersenyum kikuk pada Karin.
"Tidur bareng saat pacaran kan bukan hal aneh Luci..." sambung Karin.
"Hah...? Ehmmm... Kamu sudah biasa melakukan itu sama pacar kamu...?'' tanya Luciana tidak menyangka kalau Karin juga melakukan hal yang sama seperti dia dulu dengan Noah.
"Iya lah..."
"Sama keempat pacar kamu...?" tanya Luciana.
Karin lalu menceritakan pada Luciana kalau dia pernah tidur bareng dengan pacar ke dua, tiga dan empatnya. Untuk pacar pertama mereka hanya cinta monyet saja karena waktu itu mereka masih sama- sama duduk di bangku SMP. Dan pacar kedua mereka sudah duduk di bangku kelas dua SMA. Dan kepada pacar ke duanya lah Karin menyerahkan keperawannya.
"Ja...jadi kamu sudah hilang perawan saat kamu kelas dua SMA...?'' tanya Luciana. Dan Karin mengangguk.
"Ka...kamu nggak hamil...?" tanya Luciana.
"Nggak lah kan pakai pengaman...'' jawab Karin dengan santainya.
"Orang tua kamu tahu...?'' tanyanya lagi.
"Ya nggak lah gila kali, kalau mereka tahu mati lah aku..." jawab Karin.
Luciana pun merasa bodoh kenapa dia dulu waktu melakukan hubungan dengan Noah tidak kepikiran memakai pengaman. Kalau saja dia memakai itu, dia pasti tidak akan hamil dan dikeluarkan dari kampusnya.
"Jadi kamu melakukan hubungan seperti itu dengan ketiga mantan pacar kamu...?'' tanya Luci.
"Iya lah... Mantan pacarku yang ke empat itu ya suamiku itu..." jawab Karin
"Suamimu nggak marah waktu kamu pertama kali melakukan hubungan dengannya dan dia tahu kalau kamu juga pernah melakukan dengan mantan kamu yang sebelumnya...?'' tanya Luciana.
Lagi- lagi Karin tertawa. Iya, di mata Karin, Luciana itu terlihat polos sekali.
"Ya ngapain marah Luci, suamiku aja mantannya banyak, ada enam apa tujuh aku lupa. Dia dulu juga sama sepertiku sering tidur bareng sama pacarnya. Jadi ya nggak masalah..." jawab Karin.
"Oh begitu ya..." sahut Luciana.
"Memangnya kamu nggak pernah tidur bareng sama pacar kamu Luci...?'' tanya Karin.
"Oh.. Ti..tidak..." jawab Luci berbohong.
Iya Luci tentu saja malu mengatakan hal yang sebenarnya pada Karin. Karin pun kembali tertawa.
"Ya ampun Luci... Kamu polos banget sih jadi orang. Kalau kamu nggak pernah tidur bareng sama pacar kamu, trus selama pacaran kalian ngapain aja...?'' tanya Karin.
"Ehmm...kami cuma...
"Cuma ciuman aja...? Apa jangan- jangan kalian juga nggak pernah ciuman sama sekali...?'' tanya Karin.
"Ehmm...
"Oh ya ampun Luci... Payah banget sih pacar kamu itu... Punya pacar secantik kamu cuma dicium aja. Eh Luci .. jaman sekarang itu tidur bersama pacar itu hal yang biasa. Justru yang nggak biasa itu ya seperti kamu yang pacaran tapi nggak ngapa- ngapain..." ucap Karin yang tidak tahu padahal selain tidur bareng ,Luciana juga pernah hamil dan keguguran.
Iya, Luciana sengaja tidak mau memberitahu masa lalu kelamnya kepada Karin. Luciana merasa malu dengan tindakan bodohnya itu dan ingin menguburnya dalam- dalam.
"Berarti kamu masih perawan dong Luci. Hebat kamu bisa mempertahankan itu. Jaman sekarang perawan sudah jarang lho. Kebanyakan mereka yang pacaran pasti rela memberikan keperawanannya pada cowoknya..." ucap Karin.
"Apa menurutmu mas Billy sudah pernah tidur bareng dengan mantan pacarnya...?'' tanya Luciana.
"Memang kenapa kalau dia sudah pernah tidur sama pacarnya...? Kamu nggak mau sama dia...?" Karin balik bertanya.
"Bu.. bukan... Bukan begitu... " jawab Luciana.
"Eh Luci .. jaman sekarang cari perawan dan bujang itu susah. Jarang deh pokoknya. Kalau mas Billy udah nggak bujang lagi ya wajar sih, dia tampan, pengusaha kaya. Pasti mantan pacarnya banyak. Dan nggak mungkin juga dia pacaran tidak tidur bareng. Tapi udah lah itu kan masa lalu dia..." sahut Karin.
"Iya sih..." jawab Luciana.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Dan sejak hari itu Luciana mulai menjalin kedekatan dengan Billy. Hampir tiap malam Billy selalu menghubunginya melalui sambungan telpon dan sesekali mereka jalan berdua untuk makan malam bersama. Dan dua minggu kemudian Billy mengatakan cintanya pada Luciana.
Luciana pun menerima cinta Billy. Dan status mereka pun resmi menjadi sepasang kekasih. Billy begitu perhatian dan sayang dengan Luciana. Billy mempunyai sifat yang sama dengan Noah yaitu royal. Iya, Billy membiayai kehidupan Luciana. Dia membelikan banyak barang dari mulai baju, tas sepatu alat make up dan lainnya.
Di bulan ke tiga masa pacarannya, Billy meminta Luciana agar keluar dari pekerjaannya karena Billy akan segera melamar dan menikahinya. Tentu saja Luciana mengikuti apa perintah sang kekasih. Luciana keluar dari kerjanya di toko kue.
Sesuai janjinya, Billy melamarnya, dan menemui pak Johan untuk meminta ijin menikahi Luciana. Pak Johan pun memberikan restunya.
Dan mereka akhirnya menikah dan melakukan resepsi pernikahan di gedung mewah.
Bersambung....
FLASH BACK SELESAI
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah