Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.
Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.
Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.
Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??
temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKIT 15
Alma hanya bisa memegangi perutnya yang terasa begitu lapar hingga pada akhirnya dia memberanikan diri untuk pergi ke dapur, sangking tidak kuat menahan rasa laparnya.
"Aduuuh perutku sudah tidak bisa di kendalikan lagi," keluh Alma lalu mulai menuruni anak tangga.
Semua ruangan di sini gelap, akan tetapi masih ada sedikit bayangan dari cahaya lampu teras sehingga tidak membuat Alma kesulitan untuk melangkah ke dapur, sesampainya di dapur tangan Alma mulai memegang pintu kulkas barang kali ada makanan di dalamnya.
Ketika Alma hendak memegang gagang pintu kulkas tersebut tiba-tiba tangan kirinya ada yang menariknya.
"Kau mau maling ya di sini," ucap suara pemuda yang tidak asing bagi Alma.
"Enggak aku tidak maling, aku di sini hanya ingin makan saja," sahut Alma.
Anda yang merasa aneh dari keduanya, kedua pemuda dan juga Alma, mereka sama-sama seperti tidak asing, hingga membuat pemuda itu langsung menyalahkan lampunya, dan benar saja ketika pemuda itu melihat wajah perempuan dihadapannya itu.
"Alma ...!"
"Kak Shaka ...!" gumam mereka bersamaan.
"Al, kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Shaka yang tidak habis pikir.
"Aku wanita yang di nikahi Tuan Ameer Kak," sahut Alma yang membuat hati Shaka terkejut.
Deg!
Shaka sempat tidak percaya bahkan dirinya mulai menampar pipinya beberapa kali berharap ini tidak mimpi buruk, tapi pada kenyataanya rasanya sakit, sama seperti hatinya yang saat ini merasakan kesakitan yang luar biasa ketika dia tahu, kalau perempuan yang dia incar dan mulai tumbuh di dalam hatinya sekarang malah menjadi istri dari abangnya.
"Jadi kamu wanita yang jadi istri abangku Al," ucap Shaka tidak percaya.
"Jadi, Tuan Ameer merupakan Abang Kak Shaka?" tanya Alma yang sama-sama merasa terkejutnya.
"Iya Al, dan aku tidak bisa terima kenapa perempuan yang dinikahi abangku kamu," cetus Shaka yang membuat Alma semakin bingung.
"Maksud Kakak apa," sahut Alma.
"Aku mencintai kamu Al, bahkan mendengar kamu mau dijodohkan saja aku patah hati, tapi apalah daya, kita masih muda dan belum waktunya untuk membahas pernikahan, akan tetapi yang membuat aku tidak menyangka pria yang kau bilang kemarin ternyata abangku sendiri apa tidak tambah sakit hati ini," ungkap Shaka dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Kak, aku harap mulai sekarang Kakak hapus rasa itu, karena sekarang kita sudah menjadi saudara Kak," pinta Alma yang kemungkinan sulit untuk di kabulkan Shaka.
"Tidak semudah itu Al," sahut Shaka sambil pergi meninggalkan Alma yang mematung sendirian.
Alma hanya bisa menatap kepergian Shaka, dia tidak pernah tahu kalau pertemuan singkatnya dengan Shaka akan menimbulkan rasa semacam ini, bahkan dia tidak pernah merasa kalau cowok yang menjadi incaran para gadis di sekolahnya itu akan menaruh hati kepada dirinya.
"Ah, rasanya tidak mungkin Kak Shaka menaruh hati, ini tidak boleh sekuat apapun aku harus menjaga jarak dengan Kak Shaka," gumam Alma lalu mulai meneguk minuman yang ada di dalam kulkas tersebut.
Setelah meminum air, Alma pun langsung kembali ke kamarnya, rasanya pikirannya begitu sulit untuk berpikir jernih karena masalah datang silih berganti, belum lagi dirinya berhadapan dengan keluarga baru yang tidak menyukai dirinya, dan juga seorang suami yang tidak jelas apa yang dia mau.
"Ya Allah, kenapa harus menjadi seperti ini, aku tidak pernah menyangka berada diantara dua saudara yang nantinya akan saling bersitegang jika salah satu dari mereka tidak ada yang mau mengala," ucap Alma sambil memegangi kepalanya.
Tidak terasa pukul sudah memasuki jam tiga pagi tapi wanita cantik itu belum juga tidur, karena dia memikirkan suaminya yang sampai saat ini belum pulang juga, hingga tidak lama kemudian pintu kamar ada yang membukanya dan ternyata benar yang datang adalah Ameer dengan wajah yang terlihat begitu lelah.
Ameer terkejut ketika mendapati sang istri di jam segini masih belum tidur, entah apa yang dilakukan istrinya itu sehingga sampai jam seperti ini masih memejamkan matanya.
"Kau masih belum tidur?" tanya Ameer.
"Menurut anda," sahut Alma yang dianggap langsung nyolot.
"Kok kamu nyolot sih," cetus Ameer.
"Iya aku memang nyolot, semua ini juga karena anda Tuan," sahut Alma.
"Apa salahku?" tanya Ameer.
"Anda masih tidak merasa bersalah, aku di rumah ini anda yang bawah, dan setelah itu anda pergi begitu saja tanpa peduli dengan keadaanku yang sedari tadi kelaparan belum makan apapun," sahut Alma.
Ameer pun langsung terkejut ketika mengetahui istri kecilnya itu kelaparan di dalam rumahnya sendiri.
"Loh kok bisa kamu kelaparan memangnya tidak ada pelayan yang mengantar makanan di kamar mu?" tanya Ameer.
"Tidak ada, bahkan aku nekat sendiri, pergi ke dapur dan tanggapan mereka terkejut dan tidak percaya kalau aku ini istri Tuan, di tambah lagi Ibu Tuan yang melarang mereka untuk memberiku makan," cerita Alma dari A sampa Z.
"Apa! Mereka memperlakukan kamu seperti itu," ucap Ameer sambil mengepalkan tangannya.
"Iya," sahut Alma.
Saat ini amarah Ameer sudah tidak bisa dibendung lagi, karena mendengar sendiri, perlakuan keluarganya terhadap istrinya seperti apa, bahkan mereka sengaja membiarkan wanita yang baru dia nikahi kelaparan di malam pertamanya.
"Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan begitu saja, lihat saja nanti," ucap Ameer yang merasa tidak terima.
Sedangkan saat ini Alma hanya bisa terdiam dan sambil memegang perutnya yang masih kelaparan, beruntung tadi sempat minum akan tetapi tidak bisa menghilangkan rasa laparnya, sehingga membuat Ameer yang ada dihadapannya itu benar-benar merasa bersalah.
"Ayo makan," ajak suara bariton itu tampa menoleh ke wajah Alma.
Alma hanya terdiam dia hanya mengikuti di mana langkah Ameer membawanya, untuk kali ini Ameer membawa istrinya itu ke dapur entah apa yang dilakukan suaminya itu, di sini Alma hanya terdiam.
"Tuan, kamu mau apa?" tanya Alma bingung.
"Sudah kau diam saja!" cetus pria itu dengan tatapan datarnya.
Alma hanya, terdiam dia hanya melihat tangan kekar itu mulai menyentuh peralatan dapur, dan ternyata pria yang di kenal dengan sikap dingin dan cueknya itu begitu telaten dalam memotong berbagai jenis sayur yang ada di dapur, hingga pada akhirnya terhidang lah, sup sayur dan bihun yang lumayan bisa mengganjal perut laparnya.
"Akhirnya selesai juga," ucap Ameer dengan sedikit senyuman.
'Ah, ternyata pria dingin itu, pintar masak juga,' puji Alma tentunya di dalam hati.
Ameer pun mulai membawa makanannya itu di meja makan untuk dihidangkan kepada istrinya yang sedari tadi belum makan sama sekali.
"Ayo duduk," ucap Ameer dengan nada ketusnya.
"Makasih Tuan," sahut Alma.
"Tidak usah berterima kasih seperti itu, ini memang sudah menjadi tugasku, dan ingat satu lagi, jangan panggil aku dengan sebutan Tuan," tekan Ameer di nada terakhirnya.
Bersambung ....
kalau sampai kecolongan ya ttnda global 😂😂😂😂 ya kan thor
ibu ga da otak,, segampang itu ninggalin anaknya segampang itu minta peluk
keren Alma good girl,,smart juga tuan Ammer
itu ibu turu perlu di kasih pelajaran yg sadis bisa Thor,,ku rasa ga yah is ok yg lain aja yg bikin dia sengsara