Mengulang Kisah

Oscar berjalan menyusuri jalan ia melihat beberapa aktifitas orang disekitarnya. Hari ini hati nya sangat bahagia. Ia ingin hari ini cepat berlalu dan bertemu Alena kembali

"semoga besok aku bisa melewati hari seperti hari ini"

****

Pukul 7.30 Alena sudah mulai bersiap-siap. ia mulai mencari baju yang akan dikenakannya nanti. Alena menggunakan knit turtleneck oversize berwarna putih dipadukan dengan rok panjang plisket berwarna peach. Simple tapi terlihat classy. Ia pun menambahkan accesories sebuah kalung kecil.

Tepat pukul 8.40 Alena pergi meninggalkan apartemen nya menuju hotel tempat Oscar menginap. Butuh waktu 10 menit untuk sampai kesana.

Sementara itu Oscar telah siap dari setengah jam yang lalu. ia menunggu Alena di lobby hotel bersama kopernya, ia akan berencana akan langsung pergi ke airpot setelah menemani Alena.

Dan akhirnya ia melihat Alena turun dari mobil nya. Seperti biasa, Alena terlihat sangat cantik, rambut panjang nya yang terurai membuat Oscar menjadi gugup.

Alena masuk ke lobby dan mendapati Oscar telah menunggu nya. Mereka pun saling mendekat, semakin dekat aroma parfum Alena tercium oleh Oscar. Aroma yang ingin dia cium terus menerus, aroma yang membuat dirinya ingin berada di dekatnya setiap hari nya.

"sudah lama nunggu nya? "

Oscar menggelengkan kepala nya.

"kamu mau langsung ke airport? "

"iya"

"ok, aku antar sekalian nanti" Alena memberikan kunci mobilnya kepada Oscar.

" hari ini boleh kah kalau kamu yang bawa mobilnya? "

Oscar tidak mampu menolak permintaan wanita ini, ia pun mengiyakan permintaan Lena. Mereka berjalan beriringan menuju mobilnya.

Oscar membukakan pintu mobil untuk Alena. Alena tidak menyangka dibalik sikap angkuh dan ketus nya ternyata Oscar adalah pria yang hangat dan sangat menjaga orang terdekat nya. "pantas saja Lyka menyayanginya"

Dalam perjalanan mereka tidak banyak bicara. sesungguhnya ada yang ingin Alena ketahui dari Oscar tentang hubungan nya dengan Cyntia, namun ia mengurungkan nya.

Alena menyimpan ke ingin tahuan nya dalam hati.

" aku boleh tanya sesuatu? " Alena mulai memecah keheningan

Oscar menoleh dan seperti biasa dia menjawab dengan anggukan.

" waktu sekolah aku pernah mendengar cerita kalau Lucas pernah mendekati Lyka, apa perkelahian kalian waktu itu karena masalah ini? "

Oscar tersenyum tipis

" cerita konyol! "

Alena mengeryitkan dahi nya.

"Lucas dan Lyka itu adalah saudara sepupu" jelas Oscar

"Hah! " Alena benar-benar terkejut mendengar info ini.

Oscar pun kembali tersenyum tipis melihat ekspresi Alena.

"Lyka tidak suka jika Lucas mencoba akrab dengan nya, jadi tidak banyak yang tau jika mereka saudara sepupu"

" pantas saja kamu marah, Lucas mungkin mencoba mendekati nya "

" perkelahian waktu itu bukan karena itu, tapi karena kamu "

Alena terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang di ucapkan Oscar.

"aku??"

" hhmm, aku tidak perlu menjelaskan nya karena apa, kamu sudah tau jawaban ny "

" seingat ku pada saat itu kita belum saling kenal, kenapa kamu membantuku? " ucap

" aku dan Lyka memang tidak mengenalmu pada saat itu tapi kami tau kamu anak om Bima, dan Lyka meminta ku untuk memberi pelajaran pada Lucas, dan terjadi lah pada sore itu"

Selama ini Alena telah salah menilai Oscar. Benar kata Lyka pada saat itu, Oscar bukan orang yang jahat ia hanya tidak tau cara mengungkapkan isi hati nya. Ia tidak tau cara berbicara dengan baik. Dan terkadang ucapan serta tindakan nya sama sekali tidak sesuai.

Mereka pun sampai di galery tempat pameran dilangsungkan. Mereka berjalan beriringan, sesekali tangan mereka bersentuhan. Sehingga Oscar sedikit mengambil jarak. Ia tidak ingin khilaf menggenggam tangan Lena, walaupun hatinya sangat ingin, tapi ia melakukan hal yang sebalik nya.

Oscar berhenti di salah satu lukisan, entah kenapa lukisan tersebut membuat hati nya sedih. Dia bukan lah orang yang pandai melukis, apalagi menilai sebuah lukisan. Oscar tidak memiliki jiwa seni sama sekali. Berbeda dengan Alena, ia sangat menyukai lukisan, dan melukis. Lukisan yang dilihat Oscar saat ini, adalah lukisan nya. Ia memerkan beberapa lukisan nya di pameran kali ini.

" kesedihan yang mendalam adalah ketika aku ditinggal mami selamanya" ucap Alena tiba-tiba

Oscar menoleh melihat Alena menatap lukisan tersebut.

" lukisan ini aku buat ketika mami aku meninggal " Alena menunjuk inisial nya di lukisan tersebut.

Oscar terkejut, ternyata lukisan yang menyentuh hati nya ini adalah lukisan dari wanita yang ia cintai. Semakin ia mengenal Alena semakin ia mengagumi wanita ini.

" Lena " seorang pria memanggil nya.

Alena menoleh dan melihat siapa yang memanggil nya.

"Hai"

"aku hampir tidak mengenali mu tadi, kamu tambah cantik "

"hahaha, kamu juga makin keren aja" balas Alena

Alena tampak akrab dengan pria tersebut. Mereka saling berbincang satu sama lain, sementara itu ada hati yang mulai terbakar rasa cemburu.

Pria itu mulai merasa tidak enak hati dengan Oscar karena Alena tidak memperkenalkan Oscar pada nya. Ia pun mulai bertanya pada Alena.

" oh iya kenalin ini Oscar " ucap Alena memperkenalkan Oscar pada pria tersebut.

Pria tersebut mengulurkan tangan nya untuk memperkenalkan diri, Oscar pun menyambut tangan tersebut.

" Eric " ucap pria tersebut menyebutkan nama nya sembari tersenyum

" Oscar "

Eric bertanya lewat tatapan nya kepada Alena "apakah dia pacarmu?"

" ah bukaaan, dia bukan pacarku" jawab Alena.

"ooohh" Eric terlihat sedikit lega dengan jawaban Alena.

Namun tidak dengan Oscar. Hatinya tampak kesal dengan pernyataan Alena namun itu adalah kenyataan. Mereka memang bukan lah sepasang kekasih. Dan Alena pun tidak mengetahui apapun tentang perasaan Oscar pada nya.

" nanti malam ada acara ngga? " tanya Eric

Alena menggeleng kan kepalanya.

" aku jemput kamu ya, aku mau tunjukin sesuatu sama kamu "

"apa itu?"

" lihat aja nanti malam" ucap Eric membuat Alena penasaran.

Dan Oscar semakin merasa cemburu, ia hampir tidak bisa mengontrol diri nya. Raut wajahnya pun tampak jelas tidak menyukai hubungan Alena dan Eric walau hanya sekedar teman.

Eric pun berpamitan dengan Oscar dan Alena. Alena kembali pada Oscar

" kita pulang, aku harus ke airport " ucap Oscar ketus dengan raut wajah sulit diartikan Alena.

Alena melihat jam ditangan nya. Ini masih terlalu cepat jika ia harus ke bandara.

" ini masih siang, bukan nya pesawat mu berangkat malam, kenapa?"

" aku hanya ingin cepat pergi " ucap nya ketus, emosinya mulai tidak bisa dikontrol.

Alena mengeryitkan dahi nya " kenapa lagi dia?" ia pun bertanya dalam hati atas perubahan sikap Oscar.

Didalam mobil Alena ingin bertanya namun takut salah bicara. Namun ia sangat penasaran.

" kenapa? Apa ada masalah? " tanya Alena hati-hati

Oscar diam tidak menjawab. Alena merasa aneh dengan sikapnya. Ia pun menjadi kesal melihat perubahan sikap Oscar.

" aneh! " celetuk Alena tanpa sadar.

Mendengar celetukan Alena, Oscar tidak mampu mengontrol perasaan nya lagi. Dengan cepat ia mengarah kan mobil Alena kepinggir jalan untuk berhenti.

*cup*

Oscar mengecup bibir Alena, dan Alena pun terkejut dengan sikap Oscar.