Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

 "Ibu ku, bukan pengemis!" teriak sander yang sudah menahan emosi saat ibu nya dihina seperti ini. Wanita itu menghina ibunya, dan mengatakan bahwa mereka datang untuk mengemis.

 "Sander, tenang ya." ucap Fili yang merangkul anak laki laki nya itu.

 "Ibu, dia menghina penampilan kita, apakah aku diam saja saat ibu ku dihina seperti ini." ucap nya dengan mata yang berkaca kaca.

Fili yang melihat ketulusan anaknya, menjadi terharu, sekaligus bangga. Bocah itu berani mengeluarkan pendapat yang menurut nya tak salah. Dia bangga dengan keberanian sander saat ini.

 "Hei bocah ingusan, berani sekali menentang ucapan ku, kalau bukan pengemis, lalu apa?" cibir wanita itu dengan tatapan datar nya.

"Jangan berkata seolah kau paling tinggi disini, apalagi kau cuman pesuruh yang memiliki keberanian untuk menghina yang lebih rendah, ingat nona, kau bukan pemilik apotik tan. Jadi jangan bertindak semena-mena dengan pelanggan." ucap Fili dengan nada tegas dan mata tajamnya.

wanita itu menahan geram dan ingin sekali mencabik cabik, wanita dan juga bocah kecil itu, harga dirinya direndahkan di depan banyak orang. Tangan nya mengepal kuat, seolah tak terima dengan ucapan dari kedua orang itu.

 keributan terjadi di depan apotik, beberapa orang melihat dan beberapa orang juga mencibir, kelakuan pegawai apotik tan. Apalagi tak hanya Fili dan anak nya yang direndahkan, bahkan beberapa orang yang ingin membeli obat di sana juga, di hina oleh pegawai wanita itu. Dia merasa apotik tan, hanya pantas untuk orang orang pejabat saja.

"Bener, jangan melihat dari penampilan saja gadis muda, kau juga sering sekali menatap sinis para pembeli dengan pakaian mereka yang seadanya." ucap ibu ibu yang mendukung ucapan Fili.

tadinya dia sempat di salahkan, dan hampir saja kehilangan muka di hadapan banyak orang itu. Tapi saat pemilik toko keluar, dia langsung merasa tenang dan lihat saja mereka pasti akan diusir oleh pemilik toko ini.

Pemilik toko yang sedang beristirahat, di ruangan kerja nya, merasa tak nyaman saat ada orang yang berteriak di depan toko nya. Langsung saja dia bergegas turun, untuk memastikan ada apa di depan.

 "Kenapa mereka ribut sekali, sebenarnya ada apa ini?" gumam nya sambil berjalan menuju ke apotik nya itu.

Dia sudah bilang kepada pegawai toko nya itu, bahwa saat ini, dia sedang beristirahat, jadinya tak ingin diganggu, beberapa hari ini, penyakit di sebuah desa lain, membeli beberapa obat, sebab beberapa anak anak desa mengalami cacar air di sana. Itulah sebab nya dia meracik, pereda nyeri, agar mereka bisa sembuh dalam waktu yang singkat. Tidurnya juga terganggu, sehingga memutuskan untuk beristirahat di ruangan kerja nya itu. Tapi siapa sangka, akan terjadi keributan di depan toko nya sendiri.

"Ada apa ini?" ucap seorang pria paru baya dengan tatapan tajam nya.

"Pemilik toko, lihat lah para pengemis itu, mereka membuat keributan, seolah merasa tersakiti saat di usir dari sini." ucap Sinis wanita pegawai itu, kepada pemilik toko Tan.

Fili yang menatap nya dengan tajam, berdecak kesal, dengan tuduhan wanita muda itu. lalu Pandangan nya melihat ke arah pria paru baya yang memakai pakaian mahal, dengan tatapan yang angkuh.

"Paman, maaf telah membuat mu merasa terganggu, aku hanya ingin bertemu dengan mu, aku memiliki sesuatu hal untuk ku jual di toko Tan. Aku yakin, kau akan menyukai nya." ucap Fili dengan Sorot mata yang sama sekali tak menunjukkan kebohongan.

Paman Tan melihat penampilan wanita itu, dan seorang bocah kecil yang berada di sebelah nya. Mereka sangat miskin, lihat lah penampilan pakaian nya sangat lusuh dan buruk, Seperti pengemis. Pantas saja pegawai nya berucap seperti itu. Tapi dia tak ingin menghina secara langsung, dia masih terus mengamati, dan begitu penasaran dengan ucapan nya tadi.

"Hm.... Baiklah, ayo berbicara di dalam. Tak baik di dengar banyak orang." ucap paman Tan yang masih menjaga image nya. Apalagi wanita itu membawa sesuatu yang katanya penting, jadinya dia tak ingin orang orang mendengar nya.

"Pemilik, mereka hanya sekelompok orang yang ingin menipu kita." ucap pegawai itu dengan tatapan tak terima, saat pemilik toko menerima mereka seperti ini.

"Kau lanjutkan pekerjaan mu, jangan membuat keributan lagi, atau kau akan disingkirkan dari tempat ku!" ucap paman Tan dengan sorot tajam nya.

pegawai wanita itu, menahan saliva nya, dia sama sekali tak berani berkata apa apa, sebab gaji yang diberikan oleh sang pemilik toko cukup mahal, sehingga membuat nya merasa di atas angin, dan bertindak seenaknya.

"Baik pemilik." ucap wanita itu dengan nada terbata.

Fili merasa senang, tapi tak puas, apalagi wanita seperti itu, tak cocok bekerja di tempat ini, dia menghina orang orang dan melihat hanya dengan penampilan saja. orang orang seperti ini, biasanya memiliki hati yang hitam, dan bertindak sesuka nya.

Saat di ruangan yang kecil, dan terlihat rapi itu, Fili mengeluarkan sesuatu dari tas nya, dan seperti yang dia harapkan bahwa sang pemilik toko merasa kaget dan merasa tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Gingseng." ucap nya dengan tatapan berbinar memandang gingseng yang berada di tangan wanita itu.

"Aku menemukan nya di gunung, aku ingin menjual gingseng ini, di toko milik mu, karena kudengar dari orang orang, pemilik toko Tan Sangat ramah dan baik hati." ucap nya dengan penuh sindiran.

"Eh, kau terlalu memuji ku nyonya_

"Nama ku Fili coksu, bisa panggil aku Fili saja."

"Ha, baiklah nyonya Fili, maafkan atas sikap karyawan ku itu, dia hanya seorang wanita muda, yang memiliki emosi yang meningkat. Aku akan menegur nya dan memberikan peringatan kepada nya."

"Paman, aku tau kau orang yang baik hati dan sangat ramah, toko mu ini sangat terkenal di kota yang. Aku tau itu dari beberapa warga desa kami. Tapi saat aku datang untuk menjual gingseng ini, pegawai mu menatap ku dengan sinis nya, aku begitu kecewa paman, karena toko Tan, menilai orang dari pakaian yang bagus saja." ucap Fili dengan menekankan dan sedikit merubah pola pikir paman Tan.

paman Tan merasa kaget dengan ucapan wanita itu, dan buru buru menjelaskan, agar wanita itu tak pergi membawa barang yang berharga itu.

"Baiklah, aku merasa prihatin dengan mu nyonya Fili, tapi sungguh aku akan memberikan pegawai itu pelajaran, dan akan ku pecat dari toko ku ini. Nyonya Fili tenang saja, jadi apakah gingseng itu di jual di sini?" ucap nya dengan berbinar, seolah menemukan harta Karun.

Fili merasa puas, dan berdehem dengan Menetralkan perasaan nya. "Bener paman, aku menjual gingseng ini, untuk mu. Aku merasa kau sangat bijak dan sangat baik." ucap nya dengan penuh semangat memuji sang pemilik toko.

Pemilik itu, merasa puas dengan pujian tentang dirinya, dia memang sedikit narsis saat ada orang yang memuji nya dengan kata kata yang pantas.

"Baiklah, aku akan membeli nya dengan harga yang mahal." ucap nya dengan tatapan tegas dan mengeluarkan 10 koin emas.

"Ini, 10 koin emas, aku memberikan nya untuk mu, aku sangat baik hati kan?" ucap nya dengan sedikit narsis dan tersenyum lebar.

"Tentu saja paman sangat baik hati, aku merasa terharu dengan harga yang paman berikan." ucap Fili dengan tatapan puas nya.

sander hanya diam, dan menatap wajah paman Tan yang merasa sangat suka di puji, ibunya sangat pintar, dan memanfaatkan kondisi, agar menghasilkan banyak uang.

"Ibu memang sangat cerdas." gumam nya sambil mengangguk puas.

setelah kepergian kedua orang itu, paman Tan merasa begitu bahagia, akhirnya benda langkah ini, di dapatkan. lalu pandangan nya ke arah pegawai wanita yang sedang duduk sambil menggerutu kesal.

"hari ini, kau ku pecat!" ucap paman Tan dengan tatapan tegas nya

deg.....

"Pemilik, kenapa aku di pecat, apa salah ku?"ucap nya dengan perasaan yang takut.

"Bereskan barang barang mu, dan pergi segera. Aku tak menerima pegawai seperti mu, yang merasa hebat dan menjadi sangat sombong. Kau membuat citra apotik tan menjadi sangat buruk, pergilah!"bentak paman Tan yang langsung masuk dan meninggalkan wanita itu yang merasa sangat menyesal sekarang.