NovelToon NovelToon
Ipar Dan Mertua Rasa Madu

Ipar Dan Mertua Rasa Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Keluarga / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Konflik etika
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya

Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,

Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Tangis Fatan pecah seketika, dulu ketika dia tidak punya apapun dan dalam keadaan kalut istrinya juga kembali bekerja dan membantu ekonominya bahkan keluarganya tapi begitu dirinya sukses dia seakan lupa kalau ada yang bergerak untuk membantunya agar dia sukses.

Dadanya seperti dihantam palu, penyesalannya kini menggunung dan begitu menghimpit dirinya, dia sungguh menyesali segalanya.

"Aku mohon dek, jangan pernah tinggalin dan khianati aku seperti keluarga ku, aku tidak tahu akan percaya pada siapa lagi jika semuanya seperti ini".

Tubuh Fatan bergetar hebat, perasaannya sungguh campur aduk, marah, kecewa dan sangat sakit.

"Aku tidak pernah mengkhianati mu, hanya kau yang melakukan nya, saat kau diatas, kamu lupa segalanya, kau selalu beranggapan jika semua kesuksesan yang kamu raih berkat ibu dan keluargamu tapi kau lupa ada aku yang mengorbankan uang TabunganKu untuk membuatmu punya usaha, kau lupa jika aku yang membantumu dari awal".

Mata Rossa berkaca-kaca, dia sangat sakit hati atas perlakuan suami dan keluarganya kepada nya, lelaki yang harusnya berada di pihaknya setelah semua yang dilakukan keluarganya pada dirinya

"Maafkan aku". Cicitnya pelan

Tak ada kata yang bisa melukiskan bagaimana perasaannya saat ini, jika ada tubuh hancur lebur karena penyesalan maka itu adalah tubuhnya.

"Tidak apa, aku sudah mulai terbiasa untuk disakiti oleh mu dan keluargamu, hanya saja aku tidak bisa menampik jika luka itu terlalu besar untuk bisa kuhapus begitu saja dalam ingatanmu, setiap melihatmu, hatiku selalu teringat bagaimana kau begitu merendahkan aku sebagai istri terutama soal nafkah".

Dia hanya bisa menangis menyesali segala perbuatannya pada sang istri, ini mungkin karma untuknya karena terlalu mendengarkan apa perkataan keluarganya tanpa mau mendengar apa yang dikatakan istrinya.

"Maafkan aku, tolong jangan pergi dan tinggalkan aku, aku akan berusaha, walau aku tidak berjanji tapi aku akan melakukannya dengan nyawaku, sungguh aku menyesal".

Fatan semakin mempererat pelukannya pada perut istrinya dan menenggelamkan wajahnya disana semakin dalam, dia sungguh takut kehilangan istrinya setelah semua yang terjadi selama ini.

"Entahlah, aku tidak bisa mengatakan apapun, kita lihat saja nanti, aku tidak mau terlalu banyak berharap lagi, itu rasanya sakit sekali".

Baju Rossa basah karena tangisan suaminya, tangisan pilu penuh penyesalan, tapi entah mengapa dirinya seakan mati rasa untuk mau sekedar menenangkan, mungkin karena dia terlalu banyak kecewa.

Sedangkan dirumah Farah terjadi pertengkaran besar antara sepasang suami istri itu, mereka saling membalas tatapan nyalang karena tidak mau mengalah.

"Dengar Farah, kalau kamu tidak bisa merubah prilaku mu yang selalu seperti ini, lebih baik kita jalan masing-masing, aku sudah lelah selalu menjadi tameng semua perbuatan mu". Pras menatap istrinya dalam penuh kekecewaan.

Istrinya selalu memperlakukannya seperti tidak punya harga diri, dia lelah selalu menasehati istrinya tapi istrinya tidak pernah menggubris perkataannya.

"Mas, jangan seperti ini, lagian itu memang adalah hak ku, aku kakak tertua Fatan, aku berhak menikmati harta milik adikku, memangnya salahnya dimana".

Dia kekeh mempertahankan keyakinan yang dia pegang selama ini, saudara itu milik bersama.

"Terus kalau harta milik kita kamu juga mau bagi pada adik-adikmu, kamu ngomong ngaco banget". Ucapnya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ya tidaklah, enak saja, kita capek-capek kumpulin malah mau dibagi mereka". Sungut Farah tidak terima.

Pras menatap istrinya tidak percaya, bagaimana istrinya ini berpikir egois dan licik seperti itu, menikmati punya saudaranya tapi miliknya tak mau dibagi dengan mereka.

"Sepertinya keputusanku sudah tepat, aku mengurus semuanya, aku tidak mau hidup dengan perempuan licik dan keterlaluan seperti mu".

Pras hendak pergi dari hadapan istrinya tapi tangannya dicekal oleh istrinya.

"Mas jangan seperti itu, aku tidak mau berpisah darimu, tolong mengertilah, aku hanya ingin menikmati segala yang ada, memang apa salahnya kalau aku menikmati itu". Farah merengek seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

"Tapi perbuatan kamu salah Farah, gara-gara kamu adikmu sendiri terancam bangkrut terus bagaimana dia bisa memberikan nafkah pada anak dan istrinya, ibu dan adik kamu itu".

Pras menggelengkan kepalanya tanda dia kebingungan menghadapi pola pikir istrinya yang tidak masuk akal menurutnya.

"Aku tidak mau tahu, mas tidak boleh mengganti uang itu, itu hakku, Fatan hanya menggertak saja, jangan pedulikan dia". Farah menghentakkan kakinya menuju kamarnya.

Dia sangat kesal pada suaminya karena tidak mau mengabulkan keinginannya untuk tidak mengganti uang itu, baginya itu semua haknya karena dia kakak Fatan.

"Tapi bagaimana jika Fatan betul-betul serius dengan niatnya untuk membawa ini ke polisi, kau akan dalam masalah Farah". Pras mengacak rambutnya kasar, dia betul-betul stres sekarang.

"Tidak akan, tenang saja Fatan hanya menggertak, dia pikir aku takut dengan ancamannya seperti itu".

Tapi dia tidak tahu jika Fatan serius dengan apa yang dia ucapkan tadi dirumah ibunya.

Dia sudah menghubungi polisi dan siap mengeksekusi sang kakak jika sampai malam uang yang menjadi haknya tidak dikembalikan sang kakak

Pras mencoba tenang, dia mengumpulkan semua tabungan mereka ternyata uang itu sangat cukup karena dialah yang memegang semua keuangan rumah, andai itu istrinya maka mereka akan tidak punya simpanan.

"Aku sudah siap dengan uang gantinya, tapi jika benar kata Farah jika adiknya itu tidak akan menuntut maka akan lebih bagus".

Kini hari sudah malam, Fatan menghela nafasnya, dia melihat handphonenya sejak tadi tapi tak ada notifikasi perbankan dari handphonenya, itu artinya kakak dan kakak iparnya tidak mengembalikan uangnya malam ini.

"Seperti nya kalian berdua ini sangat meremehkan aku sampai kalian memperlakukan aku seperti ini, jadi maaf aku juga bisa bertindak sesuka hatiku". Monolognya dalam hati.

Istrinya tak banyak berubah, dia tahu istrinya butuh waktu, itu sebabnya dia tidak memaksakan segalanya agar istrinya bisa kembali seperti dulu apalagi semua ini disebabkan oleh kesalahan dirinya dan keluarga nya sendiri.

"Kalian akan menerima kejutan dariku besok pagi, lihat saja, kalian tidak akan lolos terutama kamu kak Farah.

Keesokan harinya Farah dan Pras bangun dengan perasaan teramat gembira, mereka pikir jika Fatan hanya menggertak semata karena hingga pagi tidak ada polisi yang datang ke rumah mereka.

Mereka bahkan sarapan dengan baik, bahkan terkesan semangat.

"Benarkan apa yang kukatakan, Fatan itu hanya menggertak kita, dia tidak akan berani dan tega pada kakaknya sendiri". Sombong Farah menatap suaminya penuh jumawa.

"Kamu benar juga, aku hanya mempersiapkan saja, sapatau fatan datang untuk mengambil ganti rugi itu" .

Percakapan keduanya terhenti karena ketukan pintu diluar, mereka berdua saling melirik karena tidak tahu siapa yang datang pagi-pagi.

Pembantu mereka segera membuka pintu yang sedang terkunci itu, dan mempersilahkan tamu itu.

Sesampainya dihadapan keduanya, polisi yang mengenakan seragam polisi itu, awalnya keduanya cuek, tapi begitu melihat seragam polisi, keduanya kini dilanda ketakutan.

"Selamat siang, kami dari kepolisian membawa surat penangkapan bu Amira dan ini surat penahanannya".

"Apa". Teriak Farah

1
Adi Sudiro
Ratih apa Ningsih thor
ChikoRamadani
bagaimana mau bicara kamu saja terlalu sibuk dengan keluargamu daripada istri & anakmu.... sampai kamu lupa memberikan mereka kepercayaan dan perhatian.
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...
ChikoRamadani
baru beberapa bab udah nyesek x ... rani harus mengalami trauma karena perbuatan fattan sampai dia merasakan ketakutan ... keluarga macam apa yang dibangun fatan ini ya allah. kasian istri & anaknya hidup nya terganggu dengan keluarga fatan yg toxic termasuk ibu dan kakak fatan...
Ummu Umar
ok Terima kasih kritiknya😄
Soraya
dh mampir thor, untuk kata bawah sama bawa itu beda artinya thor baru awal perhatikan typo nya lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!