Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Gagal
Revan memilih tempat bulan madunya di Madrid. Walaupun bahasa spanyol nya kurang bagus tapi ia ingin memanjakan istri mudanya itu di negara matador itu. Selanjutnya dia akan memikirkan lagi negara mana yang akan mereka singgah hingga Aleta hamil anaknya.
"Apakah kamu pernah ke sini?" tanya Revan ketika mobil mereka menuju hotel.
"Yah. Tapi itu sudah lama sekali aku ke sini," ucap Aleta.
"Aku sudah sering ke sini tapi tidak pernah lama. Paling hanya ada urusan bisnis," ucap Revan.
Mobil memasuki hotel. Revan menemui resepsionis dan bicara dengan bahasa inggris. Sementara itu ada seorang ibu yang sedang bicara kepada resepsionis dengan bahasa inggris yang terbata-bata. Dilihat dari aksen nya ibu itu berasal dari Rusia. Aleta mendekati ibu itu sebagai penerjemah karena resepsionis juga kurang paham dengan bahasa inggris yang ibu itu sampaikan.
"Maaf nyonya..! Sepertinya anda berasal dari Rusia. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Aleta.
Ibu itu menatap wajah Aleta dan tersenyum." Bahasa Rusia mu sangat bagus, apakah kamu juga berasal dari Rusia?" tanya ibu itu.
"Tidak, saya dari Asia. Kebetulan saya menguasai bahasa Rusia dan juga bahasa spanyol. Sampaikan saja keinginan anda dan saya akan menerjemahkan nya ke dalam bahasa spanyol pada resepsionis ini," ucap Aleta.
Mendengar istrinya bicara dalam dua bahasa membuat Revan berhenti bicara dengan resepsionis sebelah rekannya itu. Revan tampak kagum dengan kecerdasan Aleta.
"Masya Allah, Dia terlihat sangat keren. Jika dia menguasai beberapa bahasa mengapa memilih jadi resepsionis hotel?" batin Revan menatap istrinya yang fasih bicara dalam dua bahasa itu.
Setelah urusan ibu Rusia itu selesai, Aleta kembali ke suaminya yang tersenyum padanya.
"Aku tidak menyangka kalau kamu sangat mahir menguasai dua bahasa. Ada berapa bahasa yang kamu kuasai, princess?" tanya Revan.
"15 bahasa." Aleta menyebutkan bahasa setiap negara pada suaminya yang hanya bisa tercengang.
"Bagaimana bisa kamu menguasai 15 bahasa dengan kekuatan ingatan yang luar biasa princess? Apakah kamu kuliah ambil jurusan bahasa?" selidik Revan.
"Aku ambil jurusan hukum dan bisnis dalam satu waktu. Aku memang menguasai setiap bahasa karena ayahku selalu menetap satu negara dalam dalam waktu yang lama dan kadang aku mengikuti pelajaran secara home schooling," jelas Aleta.
"Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi asisten pribadi ku. Kebetulan asisten ku saat ini sedang cuti karena istrinya akan melahirkan," pinta Revan.
"Maafkan aku mas. Sepertinya aku tidak bisa karena tugasku hanya mengandung anakmu bukan yang lainnya. Jika dihadapkan dengan pekerjaan aku bahkan setres dan sulit untuk mengandung," tolak Aleta.
"Tidak untuk selamanya. Hanya tiga bulan ke depan. Setelah itu kamu bisa melanjutkan niatmu untuk mengandung. Bukankah kalau kita selalu bersama malah lebih bagus? Kita bisa bercinta kapan saja dan di mana saja," goda Revan sambil tersenyum nakal menatap wajah cantik Aleta yang selalu membuat libidonya bangkit.
Kamar itu dalam sekejap senyap. Hanya terdengar suara desahan erotis yang menggairahkan. Aleta tidak pernah menolak jika diajak bercinta. Ia menjadi ketagihan untuk melakukan percintaan panas itu lagi dan lagi. Seprei putih itu yang tadi terlihat rapi kini mulai kusut. Bahkan selimut sudah berpindah tempat di mana sepasang suami istri itu sedang berbagi keringat.
"Tolong lebih cepat baby...!" pinta Aleta karena Revan yang sedang memimpin permainan. Tubuh jenjang nan mulus itu sudah dalam kungkungan Revan. Rasanya Revan tidak ingin berhenti bercinta. Tubuh Aleta sudah menjadi candu baginya.
...----------------...
Tidak terasa sudah tiga pekan mereka berada di luar negri. Aleta yang hendak mandi tiba-tiba merasakan perutnya sakit. Ia mulai curiga kalau dia akan mendapatkan haid. Biasanya selalu diawali sakit perut. Benar saja ia merasakan ada cairan yang keluar dari intinya. Aleta langsung menangis karena belum bisa mengandung anaknya Revan.
Isakan nya terdengar oleh Revan sehingga suaminya itu segera membuka pintu kamar mandi.
"Ada apa Aleta?" tanya Revan panik.
"Aku gagal. Aku sekarang haid," ucap Aleta terdengar parau.
Revan hanya menarik nafas berat. Ia memeluk tubuh telanjang itu.
"Tidak apa princess. Memang belum waktunya kamu hamil. Kenapa kamu harus buru-buru hamil? Dengan kamu hamil agak lama, kita akan selalu bersama. Aku tidak masalah jika kamu belum hamil," ucap Revan membuat Aleta terkejut.
"Kenapa mas berkata seperti itu?" tanya Aleta menatap mata Revan.
"Karena aku lebih nyaman bersamamu. Banyak hal baru yang aku belajar darimu. Kamu tahu segalanya yang aku tidak tahu. Kamu terlihat menggemaskan bahkan aku selalu merasa rindu padamu walaupun kita berdekatan. Betapa takutnya aku tiap kali waktu berlalu. Waktu seakan sedang mengintai kita karena kesepakatan mu dengan Rere berdasarkan waktu," ucap Revan.
"Apakah mas tidak ingin berpisah denganku?" tanya Aleta dan Revan mengangguk.
"Iyah princess. Kamu segalanya bagiku. Seolah kehadiranmu membuat hidupku kembali bergairah. Aku seakan punya tujuan untuk mencari nafkah," ucap Revan.
"Jangan katakan kalau kamu telah jatuh cinta padaku, Revan...! Jika itu terjadi perpindahan kita akan lebih sulit dan aku sangat takut akan datangnya hari itu," batin Aleta menunduk sedih.
Revan meraih dagu itu lalu memagut bibir lembut itu lebih dalam. Keduanya kembali berciuman. Seakan sedang merayakan kebahagiaan untuk waktu yang lebih lama. Jika bisa Aleta hamil di akhir tahun perjanjian kontrak yang dibuat oleh Rere. Dengan begitu Revan bisa bersama Aleta dalam waktu dua tahun.
"Baiklah sekarang kamu mandi. Aku akan memesan pembalut untukmu di supermarket dibawah hotel ini," ucap Revan yang kini berada di negara Yunani.
Aleta mengangguk lalu meneruskan mandinya. Sementara di luar sana Revan harus menerima panggilan telepon dari Rere. Sebenarnya Revan sedikit malas menerima telepon dari Rere namun ia juga tidak ingin diganggu oleh Rere secara terus-menerus jika tidak buru-buru menjawab telepon dari istri pertamanya itu.
"Apakah Aleta sudah ada tanda-tanda kehamilan?" tanya Rere semangat.
"Baru saja Aleta kedatangan tamu bulanannya. Ini aku baru saja menerima paket pembalut dari supermarket hotel," ucap Revan.
"Baiklah tidak apa. Sebaiknya kalian harus ke rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter kandungan. Mungkin dokter lebih tahu cara untuk bisa cepat hamil. Ingat Revan jangan pernah melibatkan hatimu pada Aleta karena aku tidak ingin dimadu," ucap Rere sedikit penekanan pada suaminya.
"Maafkan aku Rere. Justru cintaku pada Aleta terus bertumbuh disetiap detiknya," batin Revan.
"Telepon dari siapa mas?" tanya Aleta yang sudah terlihat rapi.
"Rere."
"Apakah dia menanyakan tentang aku?" tanya Aleta.
"Yah, begitulah." Revan menarik tangannya Aleta agar duduk di pangkuannya. Ia memeluk pinggangnya Aleta dan mencium aroma tubuh istrinya yang begitu wangi dan menggoda.
"Aleta, apakah kamu mau kita kabur saja dari Rere agar bisa tinggal bersama selamanya tanpa ada kata pisah?" tanya Revan membuat Aleta tertegun.
"Kabur...?"
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina