NovelToon NovelToon
Gabby

Gabby

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Persaingan Mafia
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nasella putri

Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra



Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wanita tua yang aneh

BROOM!! BROOM!!

Sebuah mobil sedan berwarna hitam melesat masuk ke dalam pekarangan mansion Santoro.

Ebru yang sedang hendak masuk ke dalam mobil pun mengurungkan niatnya.

Dari pintu belakang, keluar seorang gadis yang sudah menangis seraya berlari ke arahnya.

“Kakek!!!!”

Gerp.

“Ada apa Vanya? Kenapa kau menangis?” Tanya Ebru dengan bingung.

Gevanya tidak menjawab, ia asik menangis di dalam pelukan sang kakek.

“Gian, Gani, ada apa? Kenapa Vanya menangis?” Tanya Ebru pada kedua cucunya yang sudah datang menghampiri Ebru.

“Dan, kenapa wajah mu Gian?” Lanjut Ebru yang menyadari banyak luka lebam di wajah sang cucu.

“Ah, Gian tidak apa-apa kakek” Jawab Gian dengan senyum mirisnya.

Ia benar-benar tidak tau apa yang harus di katakan kepada sang kakek mengenai luka lebam nya itu.

“Vanya menangis karena harus lebih dulu. Zora sedang latihan taekwondo. Tadinya Vanya ingin menunggu sampai Zora selesai. Tapi menunggu Zora sampai jam lima nanti, itu cukup lama kek” Ujar Gani.

“Jadi kau menangis karena harus pulang lebih dulu tanpa Zora?” Tanya Ebru.

Gevanya menganggukkan kepalanya dengan pelan di dalam pelukan sang kakek.

“Awalnya dia begitu gigih ingin menunggu Zora. Dia bahkan menghampiri Zora di GOR. Tapi Zora menyuruhnya untuk segera pulang. Itulah kenapa Vanya menangis kek. Karena Zora menyuruh nya pulang” Jelas Gani.

“Astaga... Cucu kakek yang cantik ini. Coba lihat kakek”

Ebru memegangi kedua pundak sang cucu lalu menatap mata sembab mungil itu dengan lembut.

“Zora hanya berlatih sebentar. Dia tidak akan selamanya ada di GOR itu. Jam lima nanti, dia sudah akan sampai di rumah. Vanya mengerti?”

“Tapi nanti Vanya bosen kek.... Biasanya Vanya kan di kamar sama Zora....” Rengek Vanya.

“Vanya, kau hanya berpisah dengan Zora beberapa jam saja. Bukan selama nya” Ujar Gani.

“Tetap saja! Beberapa jam itu sama saja dengan beberapa tahun!”

Gani dan Gian mengernyit dalam. Mereka benar-benar merasa heran dengan drama adik nya itu.

“Sudah sudah, lebih baik kita masuk dulu. Nenek kalian sudah menunggu sedari tadi. Dia khawatir pada kalian”

kedua cucu laki-laki nya pun mengangguk lalu mempersilahkan sang kakek untuk lebih dulu naik.

Ebru pun melenggang menaiki anak tangga bersama Gevanya.

.

.

.

“Nenek!”

Gevanya berlari menghampiri sang nenek.

“Astaga! Vanya! Kau dari mana saja?”

Rosetta dengan cepat memeluk sang cucu dengan begitu erat.

“Cucu mu itu merajuk karena Zora tidak pulang bersama” Ujar Ebru.

“Memangnya Zora kemana?” Tanya Rosetta masih mendekap Gevanya.

“Zora sedang berlatih taekwondo. Hari ini adalah jadwal nya” Jawab Ebru.

“Astaga... Membuat nenek khawatir saja...”

Rosetta pun akhirnya bisa bernafas lega.

“Gian? Ada apa dengan wajahmu?” Tanya Rosetta saat melihat wajah Gian yang berantakan.

“Ah... Gian gapapa kok nek”

“Coba sini nenek lihat”

Rosetta pun memeriksa wajah Gian.

“Wah! Baru hari kedua udah adu jotos aja. Sama siapa?” Sahut Zavier.

“Benarkah itu? Kau berkelahi?” Tanya Rosetta dengan mata yang bergetar.

“Engga nenek.. Ini.. Ini cuma salah paham” Jawab Gian berbohong.

“Udahlah nek gapapa, biasa kalo anak laki-laki pulang-pulang bonyok dikit” Ujar Zavier.

“Vier!” Tegur Zayn.

Yang di tegur malah cengengesan.

“Nanti nenek suruh maid untuk mengobati mu. Sekarang kita makan dulu, kalian pasti sudah sangat lapar”

Rosetta pun membawa cucu-cucu nya ke meja makan.

.

.

.

“Kak! Cewek itu udah ngehina kita! Samudra juga! Dia udah ikut campur sama urusan kita! Lo harus lakuin sesuatu kak!” Ujar Noah bersungut-sungut.

Nicholas meremas tangannya seraya mata yang menyorot ke luar jendela. Mata yang menyimpan dendam yang begitu dalam.

“Mereka udah kurang ajar! Mereka pasti akan dapat balasannya!” Desis Nicholas tanpa menoleh ke arah kedua adik sepupunya.

“Ya! Mereka harus di kasih pelajaran! Kita harus bikin mereka malu di depan umum!” Ujar Noel.

“Kita bisa kurung mereka di gudang! Atau kita bisa kempesin ban motor mereka! Oh! Kita bisa taruh cacing di makanan mereka!” Usul Noah dengan begitu bersemangat.

“Noah! Itu cuma permainan receh! Kita bisa lakuin lebih dari itu!” Sanggah Noel.

“Ya! Kita bisa lakuin lebih dari itu!” Balas Noah dengan seringai oon nya.

“Kak, lo ada ide buat ngebales mereka?” Tanya Noel.

“Tentu aja. Gue udah punya ide buat bikin mereka berdua malu!” Jawab Nicholas dengan menggeram.

“Bagus! Kita harus kasih tau mereka, siapa kita! Biar mereka ga semena-mena lagi sama kita!” Ujar Noel.

“Apa yang mereka rencanain? Siapa yang mereka maksud?”

.

.

.

“Huft!”

Gevanya mendudukkan dirinya di anak tangga yang berada di depan pintu utama. Matanya terus menatap ke arah gerbang, berharap sebuah mobil melewati pagar besar itu.

“Vanya? Sedang apa kau disini?”

Gallilea yang keluar dari dalam mansion di buat heran oleh Gevanya yang duduk sendirian di anak tangga dengan ekspresi lesu nya.

“Vanya lagi nungguin Zora, bibi” Jawab Gevanya dengan lesu.

“Menunggu Zora? Vanya bisa nunggu Zora di dalam. Kenapa harus disini?”

“Vanya bosen. Jadi Vanya mau nunggu Zora disini aja” Jawab Gevanya.

“Ah... Begitukah? Ya sudah, tunggu Zora disini dan jangan kemana-mana. Sebentar lagi Zora pasti akan sampai. Bibi masuk dulu. Nanti kalo Zora sudah pulang, kalian harus masuk ke dalam, okay?”

Gevanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

Gallilea pun bangkit dari duduknya lalu melenggang masuk kembali ke dalam mansion.

Gevanya pun tertinggal sendirian lagi. Ia menangkup sebelah pipinya dengan ekspresi lesu nya. Mata nya masih terfokus pada gerbang besar yang tertutup.

Bukannya mendapati Gheazora, Gevanya malah mendapati seorang wanita tua yang sedang kesusahan membawa karung di punggungnya. Bahkan wanita tua itu jatuh tersungkur di depan gerbang.

Gevanya yang penasaran pun berlari ke arah gerbang.

“Nona, anda mau kemana?” Tanya seorang penjaga yang menjaga gerbang mansion Santoro.

“Cuma mau ke sini sebentar pak”

Gevanya menjawab seraya keluar dari arah pintu gerbang kecil yang terdapat di samping pos penjaga.

Dengan cekatan, Gevanya membantu memasukkan botol-botol bekas yang berserakan ke dalam karung.

“Ah... Terimakasih...” Ucap wanita tua itu dengan suara yang bergetar lemah.

Gevanya pun bangkit dari jongkoknya seraya memberikan beberapa botol bekas yang masih ada di tangannya.

“Ini”

Gevanya menyodorkan botol-botol tersebut dengan senyuman yang manis.

Namun, bukannya menerima, wanita tua itu malah menatap Gevanya dengan begitu intens. Tangan wanita tua itu bahkan terangkat hendak menyentuh pipi Gevanya.

“Gadis malang.... Gadis lucu seperti mu harus berakhir di tangan keluarga mu sendiri....” Ucap wanita tua itu dengan ekspresi sedih.

Gevanya sendri mengkerut bingung dengan perkataan wanita tua di hadapannya itu.

“Singkirkan tangan mu dari nona muda!”

Suara penjaga menyentak kedua perempuan berbeda generasi itu.

”Nona muda, saya mohon kepada anda untuk masuk ke dalam, sebelum tuan besar melihat nona di luar sini” Pinta penjaga tersebut dengan memohon.

Gevanya pun menganggukkan kepalanya mengiyakan. Namun sebelum ia melangkah lebih jauh, sebuah klakson mobil terdengar di telinga nya dan membuat nya berbalik.

“Zora?!”

Wajah Gevanya pun berubah sumringah saat melihat mobil sedan putih.

Mobil itu berhenti tepat di hadapan wanita tua yang masih berdiri di tempatnya tadi. Pintu belakang pun terbuka dan menampilkan Gheazora yang kini berlari ke arah Gevanya.

Gheazora pun memeluk Gevanya yang di balas oleh Gevanya dengan begitu erat.

“Sedang apa disini?” Tanya Gheazora.

“Menunggu mu” Jawab Gevanya.

“Kenapa tidak di dalam saja? Ah! Lihat! Aku baru saja mendapatkan sebuah buku dari teman latihan ku. Ini komik, dia memberi pinjam. Mau baca?”

Gevanya mengangguk dengan penuh semangat.

Gheazora pun menarik Gevanya, lalu keduanya berlari masuk ke dalam mansion.

Sementara wanita tua yang tadi berbicara melantur menatap kedua gadis kembar itu dengan sendu.

“Sungguh anak-anak yang malang...”

.

.

.

.

TBC.

1
nonoyy
apa gabby punya alter ego 🤔
Ayudya
lanjut kak
Ayudya
mampir kak.kak maaf ya ceritanya seru dan enak tuk di baca.tapi tolong dong bahasa luarnya di ganti aja ma bahasa indonesia jujur aku ga ngerti.maaf ya kak thor/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Matchalatte: Baik, terimakasih sudah membaca😍 Author terima untuk saran nya😍
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
aku mulai tertarik kekanjutanya
Zhunia Angel
Ngangenin ceritanya!
Matchalatte: Terimakasih 🤗
Dan selamat datang💕
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
Matchalatte: Baik🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!