Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. hanya aku yang boleh menjadi Nyonya rumah ini
sementara di posisi ibu Manda. seperti biasa dia pulang ke rumah dengan mulut yang terus mengoceh tanpa henti. dia tentu saja menyalahkan Desi dan suaminya yang tak pernah berbakti kepadanya.
'anak-anak itu benar-benar sial!! mereka berdua sangat tidak hormat pada orang yang lebih tua. lihat saja, Kalian pasti akan mendapatkan karma karena sudah mengabaikan perintah orang tua.!!" ucapnya dengan marah.
dan sesampainya di rumah, ternyata suaminya Pak Karto menunggu kepulangan dirinya. tampak Pak Karto sedang duduk dengan raut wajah yang tampak tidak bersahabat.
"ke mana saja kamu Manda!! bukannya masak malah keluyuran. Kamu sebenarnya bisa diandalkan nggak sih !!" seru Pak Karto. Pak Karto memang tak sepe perhatian dan sehangat laki-laki pada umumnya. Karena dia sudah cukup muak dengan sikap ibu Manda, yang selalu mencari gara-gara.
tak hanya mempermasalahkan kinerja Desi, tetapi para tetangga-tetangga mereka juga ikut mendapatkan kebencian dari ibu Manda. bahkan para tetangga di samping rumah tidak ada yang tidak diajak berdebat olehnya.
"Kamu kenapa sih Pak marah-marah terus!! Aku baru saja pulang dari rumah Desi. Aku ingin meminta anak itu memasak untuk kita malam ini.!! jangan bapak kira kalau aku juga tidak lapar!!" ketusnya. Pak Karto mengusap wajahnya dengan sedikit kasar.
"Untuk apa kamu meminta Desi memasak ha!! lalu gunanya kamu di sini apa.? Apa kamu tidak bisa memasak ? Apa kamu tidak bisa melakukannya sendiri ? makanya kamu harus meminta kepada Desi. ingat ya Bu, sekarang Desi itu sudah menikah dan punya tanggung jawab sendiri.!! Ibu jangan pernah sekali-sekali mengganggu rumah tangga Desi." ucap pak Karto memperingatkan istrinya.
Karena pada dasarnya, Pak Karto diam selama ini bukan karena membenci Desi. tetapi karena Pak Karto tidak ingin memperkeruh suasana. dia tahu bagaimana temperamen Ibu Manda. bahkan pernah sekali terlintas di kepala Pak Karto untuk menceraikan istrinya ini. tapi Pak Karto telah berkomitmen dalam hidupnya, kalau pernikahan ini hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidupnya.
dan kalau masih bisa bertahan, kenapa harus cepat diakhiri.
"kenapa bapak jadi bela-belain Desi!! bukankah selama ini Desi yang menanggung kehidupan kita!! Ya walaupun dia sudah menikah, dia tetap harus menanggung kehidupan kita. dari kecil sampai sekarang kita yang menanggung hidupnya dan menampungnya di rumah!! tidak ada yang salah kan!!" Pak Karto yang mendengar penuturan istrinya yang benar-benar tak mau kalah itu langsung berdecak pinggang dan mengerutkan keningnya.
"tidak kusangka!! ternyata pikiranmu sepicik itu Manda. wajar kita menampung dan memberi makan Desi, karena dia adalah anak pertama kita ? Apakah selama ini kamu tidak ikhlas membesarkannya ? wah pantas aja, kasih sayangmu pada anak-anak sangat berbeda. dan yang tidak habis pikir, seharusnya kamu lebih sayang sama Desi ketimbang Dita. karena semua pekerjaan kamu di rumah ini dikerjakan oleh Desi. sementara Dita, dia hanya menyuruh ini dan itu dan bahkan nyaris memperbudakmu sebagai ibunya. Apa hal itu juga kamu tidak menyadarinya?" tanya Pak Karto. karena dia diam selama ini bukan berarti dia tidak memperhatikan.
'ya walau bagaimanapun.., Dia anak kandungku dan anak kesayanganku.." bantah Ibu Manda.
"oh begitu!! Kamu pikir aku diam selama ini aku tidak menyimak ? dengar baik-baik, cukup terakhir ini kamu mencari masalah kepada Desi. dan aku tidak ingin mendengar ada masalah lagi." Pak Karto memilih untuk menyudahi perdebatan ini. karena jujur saja perutnya sudah keroncongan dari tadi.
Pak Karto pun memilih untuk keluar rumah, dan mencari makan di luar. dan ibu manda yang melihat kepergian suaminya, tentu saja langsung memanggil.
"Kamu mau ke mana lagi pak!! ini sudah malam!!" teriaknya sambil berjalan menyusul. tapi sayang, suaminya sudah bergegas pergi terlebih dahulu dan mengabaikan teriakannya itu.
"sial!! Sial sekali!! Ini semua gara-gara Desi!!" ucapnya sambil menghentakkan kakinya. ibu Manda pun kembali masuk ke dalam rumah dengan perasaan jengkel.
******
Di posisi Dita. Dia baru saja selesai mandi. Di terlihat puas dan sangat bangga dengan pencapaiannya ini.
"ah!! Akhirnya aku bisa merasakan seperti apa jadi orang kaya, dan memiliki rumah yang bagus." ucapnya dengan senyum puas dibibirnya.
dia tak henti-hentinya tersenyum dan mengedarkan pandangannya mengagumi kamar yang luas yang ditinggalinya saat ini. saat ia sedang melamun dan menikmati kekaguman itu, Marco tiba-tiba masuk. Marco seperti biasa memasang wajah dingin dan datar dan berjalan ke arah Dita.
sementara Dita yang melihat kedatangan suaminya itu mulai bersikap centil. Dia bangkit dari posisi duduknya itu, dan mulai mendekati suaminya.
"Kamu dari mana aja Mas..?" tanyanya dengan gaya yang menggoda sang suami. jari-jarinya menari di atas dada bidang sang suami. sementara Marco yang melihat tingkah seperti, langsung menghela nafasnya dan memejamkan matanya. dan sesaat kemudian, Marco langsung menghentak tubuh Dita, sehingga membuat Dita terdorong menjauh ke belakang.
"mas...!!" Dita yang diperlakukan seperti itu oleh Marco langsung memprotes. dia memandang tidak percaya kepada Marco. laki-laki seharusnya langsung naik ketika mendapatkan rangsangan seperti itu.
"aku peringatkan kamu ya Dita. Kamu tidur di sofa, dan Jangan pernah sekali-sekali kamu tidur di atas ranjang milikku. jangan kamu pikir setelah kita menikah, dan setelah berhasil mengganti pengantin, kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau. aku tetap akan mengirimkan uang bulanan kepadamu sebagai bentuk tanggung jawabku. hanya 10 juta tiap bulan." Dita yang mendengar itu mencoba untuk memprotes. namun Marco kembali memberikan kode agar tak ada bantahan di sana.
"Saya tidak mau ada banyak protesan. kamu yang memilih jalan ini maka kamu harus menerimanya. oh ya, aku sudah menyuruh asistenku untuk menyelidiki masalah yang terjadi di pernikahan kemarin. kalau sampai ternyata kamu memfitnah Desi, maka kamu akan tahu seperti apa konsekuensinya. dan satu hal lagi yang perlu kamu tahu, Jangan kira kamu akan menjadi Nyonya di sini. Karena pada dasarnya, ini Bukan tempatmu." setelah Marco mengatakan hal itu, Dita langsung membeku, karena tidak menyangka Marco akan berkata terterang di hadapannya dan bahkan sudah memerintahkan asistennya untuk menyelidiki masalah pernikahan itu kembali.
Marco meninggalkan Dita sendirian di dalam kamar dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dita yang melihat hal itu langsung menggelengkan kepalanya.
"tidak tidak.. bukan seperti ini yang aku inginkan. sampai kapanpun hanya aku yang boleh menjadi Nyonya di rumah ini. tidak ada siapapun yang berhak menjadi Nyonya di sini kecuali aku." ucapnya sambil menggerakkan bola matanya dengan gelisah. dia juga mengepalkan tangannya untuk mengurai rasa cemas di dalam hati.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...