Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 Berantem?
Bunyi ponsel, mengagetkan kan Lindi, siapa gerangan yang menelpon nya.
Perlahan ia meraih ponsel yang berada di atas meja, ponsel itu sudah lama berdering, Lindi pun segera melihat nama penelpon dan mengangkat nya.
~Telpon on~
"hallo, ma ada apa" ucap Lindi di ujung telepon.
yang menelpon nya ternyata, adalah mama nya sendiri, Bu Riana.
"kamu apa kabar sayang, kamu udah dapat kerjaan yah, ko ngak bilang-bilang sama mama nak" ucap Bu Riana setengah merajuk di ujung telpon.
"aduh.. maaf ma Lindi lupa kasih tau ke mama, maafkan anak mu ini ma" jawab Lindi memukul kepalanya, dan sambil menenangkan sang mama yang tengah merajuk.
"maaf yah mama Lindi lupa, dan yah, sebenarnya Lindi udah dapat kerjaan ma" ucap Lindi kembali membujuk sang mama dan ia pun memberitahu kalau ia sudah mendapatkan pekerjaan.
"baiklah-baiklah, mama maaf kan, tapi apakah kamu baik-baik saja di sana kan nak?" tanya Bu Riana khawatir.
"aku baik-baik saja ma, mama jangan khawatir, majikan ku pun sangat baik begitu pun anak-anaknya" jawab Lindi, ia pun tersenyum tipis di ujung telepon, yang tak di lihat mama nya.
"yah sudah, kalau begitu mama tutup telponnya yah, hati-hati di sana, sering-seringlah kabarin mama yah nak" ucap Bu Riana kemudian mengakhiri percakapan.
"Iyah, ma" Lindi
~Telpon off~
Lindi pun kembali menyimpan ponsel nya di atas meja.
Setelah panggilan telepon usai, Lindi pun berniat untuk ke dapur.
Perlahan ia keluar dari kamar dan menutup kembali pintunya dengan rapat.
Di tengah berjalan, tiba-tiba Lindi yang tengah melihat-lihat kuku nya dan tak melihat kalau ada orang di depannya pun, tiba-tiba menabrakkan dirinya di punggung Xiver.
Lindi yang menabrak pun pura-pura tak tahu dan memasang wajah tanpa dosa.
Xiver pun, terhenyak kaget, dia pun berbalik guna melihat siapa yang berani menganggu dirinya.
Xiver pun berbalik dan langsung berhadapan dengan Lindi yang tengah menatap ke arah nya dengan wajah tanpa dosa.
"eh kalau jalan itu pake mata" ucap Xiver sinis.
"di mana-mana, orang kalau jalan pake kaki kali om" ucap Lindi membalas perkataan Xiver, dengan wajah mengejek.
"lu.." ucap Xiver sambil menodongkan jari telunjuk nya ke arah Lindi.
"apa" tantang Lindi.
"lu ngeselin, dasar tompel besar" ucap Xiver dengan kesal.
"gini-gini juga gw cantik kali meskipun ada tompel nya" jawab Lindi membalas perkataan Xiver.
"lu yah, dari tadi, ngelawan aja terus" ucap Xiver kesal setengah mati.
Di tengah pertengkaran mereka tiba-tiba Bu Deria datang, ke arah mereka dan bertanya.
"ada apa, kenapa kalian ribut-ribut?" tanya Bu Deria.
Kedua nya pun spontan saling menunjuk, Lindi menunjuk ke Xiver dan Xiver pun menunjuk ke arah Lindi.
"jadi mana yang benar ini" tanya Bu Deria kembali, ia bingung siapa yang memulai duluan.
"nak Lindi coba jelas kan" ucap Bu Deria kembali kini pandangan nya tertuju ke arah Lindi, yang tengah menatap Xiver dengan pandangan kesal.
"Bu, ko ngak tanya aku saja" ucap Xiver sambil menunjuk dirinya sendiri.
Bu Deria pun melotot kan matanya, tanda tak ingin di bantah, Xiver hanya menghela nafas pasrah.
Kemudian Lindi pun menjelaskan.
"gini Bu, saya ngak sengaja nabrak om Xiver Bu, maaf kan saya yah Bu" ucap Lindi dengan mimik wajah sedih.
"omm??..pfftt" Bu Deria pun menahan tawanya agar tak keluar, ia tak menyangka anak nya yang selalu membanggakan wajah nya yang ganteng itu, di bilang om-om.
"mahh" ucap Xiver setengah merajuk ke arah Bu Deria.
Lindi yang tengah menundukkan kepalanya itu pun, mengangkat nya dengan perlahan dan melihat Bu Deria yang tengah menahan tawanya dan Xiver yang tengah memajukan bibir nya ke arah Bu Deria dengan wajah kesal.
"what??, ada apa dengan mereka, apakah gw mengatakan sesuatu yang lucu" batin Lindi.
"ehem, Bu saya ngak di marahin kan" tanya Lindi kembali takut-takut.
Bu Deria yang sedang mengejek anak nya pun, segera berbalik ke arah Lindi dan berjalan ke arah nya.
Puk..
Bu Deria memegang pundak Lindi, Lindi pun seketika menutup matanya takut ia akan di pukul, tapi ternyata tidak, ia merasakan Bu Deria memegang pundak nya, perlahan Lindi membuka matanya kembali.
"njayy..hampir jantungan aku" batin Lindi.
Dia pun mengusap dadanya dengan pelan, dan tak di lihat siapapun, Bu Deria kembali menatap ke arah nya.
"ibu ngak akan apa-apain kamu nak Lindi, mending nak Lindi ikut saya saja ke belakang" ucap Bu Deria sambil tersenyum ia pun mengajak Lindi pergi dari sana, yang menyisakan Xiver.
"oh..tunggu sebentar bukanya kamu ngak enak badan nak Lindi?" tanya Bu Deria.
"saya sudah mendingan Bu" jawab Lindi tersenyum.
"yah sudah, ayo ikut ibu ke belakang" ucap Bu Deria kemudian kembali memegang pundak Lindi dan mengajak nya ke halaman belakang.
Xiver pun yang tengah kesal di ejek oleh sang mommy, kembali kesal karena di tinggal pergi.
dia pun melihat ke arah sang mommy yang tengah memegang pundak si tompel itu.
Lindi yang sadar sedang di perhatikan dari belakang pun perlahan menoleh dan melihat Xiver yang tengah menatap tajam ke arah nya, bukanya takut Lindi malah menjulurkan lidah nya ke arah Xiver.
"tompell..., awas aja lu, gw dapat" ucap Xiver menatap tajam ke arah Lindi sambil mengeram menahan emosi.
"hahaha... kasian banget mukanya itu kayak kepiting rebus yang siap meledak kapan saja" batin Lindi tersenyum senang akhirnya pembalasan untuk Xiver pun selesai.
Keduanya pun pergi ke halaman belakang rumah, di samping kolam renang sudah berdiri anak Bu Deria yang bernama Alea, sedang menunggu kedatangan sang mommy nya itu.
"mommy ko lama banget sih ke dapurnya" ucap Alea setengah merajuk ke arah sang mommy nya.
"maaf sayang, mommy niat nya tadi emang mau ke dapur tapi tak jadi karena, kakak kamu dan nak Lindi ini sedang berantem" jelas Bu Deria perlahan ia pun mendekat ke arah sang anak.
Alea pun merangkul pinggang sang mommy dengan antusias, Bu Deria pun membalas dengan pelukan, kemudian mengusap kepala Alea dengan lembut.
"berantem, kenapa?, kakak aku siapa yang berantem sama kakak lindi" ucap Alea bingung siapa yang berantem bersama Lindi.
"siapa lagi kalau bukan Xiver" jawab Bu Deria.
"ohh.. Kak Xiver ternyata, emang kak lindi ngak takut sama kak Xiver" tanya Alea ke arah Lindi.
"takut?, apa yang harus di takut kan, kan sama-sama manusia" jawab Lindi dengan polos nya.
"astaga maaf kan aku, tompel-tompel gini tapi polos nya jangan tanya kan ahahahha" batin Lindi, bersorak kegirangan dalam hati.
Kedua nya pun saling berpandangan, kemudian mengangguk dan tersenyum.
"wah kak Lindi hebat, padahal yah kalau kak Xiver udah marah tuh, uh ngak akan di lepasin mangsanya" ucap Alea dengan mimik wajah takut, membayangkan nya saja sudah membuat Alea bergidik apa lagi merasakan kan pukulan kakak nya itu.
"wah kalau gitu, gw sudah membangun kan singa yang sedang tertidur dong, waduh lain kali kalau berpapasan dengan om Xiver sebaik nya segera, kabur saja" batin Lindi setengah takut.
"Iyah kah?" tanya Lindi.
"Iyah kak, tapi ngak papa kalau kak Lindi di ganggu sama kak Xiver, Alea siap pasang badan" ucap alea bangga.
Lindi pun tersenyum sebagai jawaban.
**Selamat membaca 🙏**
**Abaikan typo 🙏**
**Makasih** :)