NovelToon NovelToon
CupidCore System

CupidCore System

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Sistem / Romansa
Popularitas:713
Nilai: 5
Nama Author: stells

Di masa depan, kota futuristik Neo-Seraya mengandalkan sebuah algoritma canggih bernama CupidCore untuk menentukan pasangan romantis setiap orang. Dengan skor kompatibilitas hampir sempurna, sistem ini dipercaya sebagai solusi akhir bagi kegagalan hubungan.

Rania Elvara, ilmuwan jenius yang ikut mengembangkan CupidCore, selalu percaya bahwa logika dan data bisa memprediksi kebahagiaan. Namun, setelah bertemu Adrian Kael, seorang seniman jalanan yang menolak tunduk pada sistem, keyakinannya mulai goyah. Pertemuan mereka memicu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh angka: bisakah cinta sejati benar-benar dihitung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon stells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Sementara itu, kelompok Adrian menyusun rencana. Mereka akan bergerak malam berikutnya menuju distrik timur. Milo menyiapkan perangkat penyamaran sinyal, dan Rania memeriksa jalur keluar alternatif. Mereka memutuskan untuk tidak kembali ke stasiun lama untuk sementara waktu.

Kai mematikan terminal dan menyimpan salinan data ke tiga perangkat terpisah.

“Kalau salah satu dari kita tertangkap, salinan lain harus tetap aman,” katanya.

Adrian berdiri dan memandang ketiga temannya. “Mulai sekarang, tidak ada langkah spontan. Setiap gerakan harus diperhitungkan.”

Rania bertanya, “Apa kita perlu memantau distrik selatan dulu?”

Adrian mengangguk. “Ya. Tapi prioritas utama: jaga kotak data ini.”

Mereka menghabiskan sisa malam dengan memetakan rute dan memeriksa peralatan. Meskipun kelelahan, tak ada dari mereka yang berani tidur.

Di pagi hari, kota tampak normal. Pasangan-pasangan berjalan di bawah papan iklan CupidCore. Tidak ada yang tahu bahwa sebagian besar kebahagiaan mereka dikontrol dari balik layar.

Adrian keluar sebentar untuk mengamati distrik selatan. Ia melihat beberapa drone patroli tambahan berputar di udara—dewan jelas telah memperketat pengawasan.

Ia kembali ke gudang dengan ekspresi serius. “Kita harus lebih hati-hati mulai sekarang.”

Milo bertanya, “Apa kita tetap bergerak malam ini?”

“Ya,” jawab Adrian.

“Semakin lama kita menunggu, semakin besar kemungkinan mereka menemukan kita.”

Sore itu, mereka menyamar sebagai pekerja pengiriman untuk menghindari kecurigaan saat memindahkan kotak data. Kai membawa tas besar berisi perangkat. Milo mengatur jammer sinyal untuk digunakan saat perjalanan.

Sebelum berangkat, Rania menatap mereka satu per satu. “Kita masuk terlalu dalam sekarang. Tidak ada jalan kembali.”

Adrian mengangguk. “Aku tahu. Tapi ini penting. Kita tidak bisa biarkan sistem ini terus mengendalikan hidup semua orang.”

Mereka keluar dari gudang tepat setelah matahari terbenam, bergerak menuju distrik timur dengan hati-hati.

Di tempat lain, Liora memantau peta gangguan sinyal dan aktivitas patroli. Ia menyiapkan tim pengintai bayangan, tapi belum memberi mereka perintah. Ia ingin melihat ke mana kelompok itu akan pergi sebelum membuat langkah besar.

Ketika malam semakin larut, kelompok Adrian tiba di dekat distrik timur. Mereka bersembunyi di sebuah gudang kosong untuk beristirahat sejenak. Milo memeriksa ulang jammer sinyal.

“Masih berfungsi. Tidak ada jejak kita di jaringan publik.”

Rania membuka jendela kecil dan menatap kota. Lampu-lampu neon yang indah itu kini tampak seperti kedok besar.

Ia berkata datar, “Aku tidak tahu apakah kita bisa mengubah semua ini.”

Adrian mendekat. “Mungkin tidak sekaligus. Tapi kita bisa mulai dengan satu langkah kecil—menunjukkan kebenaran.”

Gudang kosong di distrik timur berbau logam dan debu. Rania mengamati pintu masuk sambil memegang alat pemindai sederhana. Adrian duduk di lantai beton, memeriksa ulang tas berisi kotak data. Milo membersihkan lensa drone pengintai, sementara Kai memeriksa peta digital kota.

Kai berkata datar, “Teknisi yang kumaksud tinggal beberapa blok dari sini. Namanya Yara. Dia pernah bekerja di departemen jaringan CupidCore sebelum keluar karena menolak menandatangani kontrak rahasia tambahan.”

Milo mengangkat alis. “Dia bisa dipercaya?”

“Dia benci CupidCore,” jawab Kai.

“Tapi dia tidak suka risiko. Kita harus meyakinkannya.”

Rania menatap Adrian. “Kita perlu berhati-hati. Distrik timur punya pengawasan tak resmi dari para broker data. Mereka sering menjual informasi pada siapa pun yang membayar.”

Adrian menutup tas dan berdiri. “Kita akan bergerak dalam formasi kecil. Tidak ada langkah ceroboh.”

Mereka menyusuri gang sempit menuju apartemen Yara. Distrik timur berbeda dari distrik selatan. Di sini, neon lebih redup, papan iklan berkedip-kedip tak stabil, dan beberapa bangunan menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural. Para penghuni berjalan cepat, menunduk, seolah menghindari masalah.

Milo menoleh ke Rania. “Aku tidak suka tempat ini. Banyak mata-mata bayangan.”

Rania menjawab singkat, “Fokus saja.”

Mereka berhenti di depan pintu logam dengan nomor rusak. Kai mengetuk tiga kali, jeda, lalu dua kali—kode lama yang pernah ia gunakan dengan Yara.

Suara perempuan dari dalam bertanya datar, “Siapa?”

Kai menjawab, “Teman lama.”

Pintu terbuka sedikit. Seorang perempuan berambut pendek dengan kacamata data menatap mereka curiga.

“Kai? Sudah lama. Siapa mereka?”

“Orang yang butuh bantuanmu,” jawab Kai.

Di dalam apartemen, Yara menyilangkan tangan. “Aku berhenti terlibat dengan urusan CupidCore bertahun-tahun lalu. Kalau kalian datang untuk balas dendam, aku tidak ikut.”

Adrian menaruh tas di meja dan membuka kotak data. “Kami bukan mencari balas dendam. Kami mencari kebenaran.”

Hologram biru menampilkan folder Proyek Jejak Tersembunyi. Yara menatapnya lekat-lekat, wajahnya berubah serius.

“Aku pikir mereka sudah menghapus semua ini.”

Rania berkata, “Mereka menyimpannya. Dan mereka masih menggunakannya.”

Yara mendekat, mengetik perintah cepat di terminal pribadinya untuk memeriksa file.

“Sebagian besar file ini terenkripsi tingkat tinggi. Aku bisa mencoba mendekripsi, tapi butuh waktu dan bisa menarik perhatian.”

Milo menimpali, “Kita tidak punya pilihan lain.”

Di sisi lain kota, Liora menerima laporan tentang aktivitas tidak biasa di distrik timur. Ia tidak memberi tahu dewan.

Ia memanggil seorang agen lapangan dan berkata, “Pantau gang timur. Jangan campur tangan dulu.”

Yara memutuskan untuk membantu. Ia mengambil drive tambahan dan mulai menyalin file.

“Aku akan memecah enkripsi jadi beberapa bagian kecil. Itu akan menyulitkan CupidCore untuk melacak.”

Kai bertanya, “Berapa lama?”

“Minimal dua hari,” jawab Yara.

“Mungkin lebih cepat kalau aku dapat akses ke jaringan bayangan lama.”

Adrian berkata, “Kita akan menjagamu selama itu. Jangan keluar sendirian.”

Yara menatap mereka. “Kalian tahu apa artinya ini? Jika mereka tahu kita memiliki file ini, mereka akan mengirim unit penangkap, bukan hanya drone patroli.”

Rania menarik napas. “Kami sudah tahu risikonya.”

Di luar, dua bayangan bergerak di atap bangunan seberang—pengintai bayangan yang disewa oleh broker data. Salah satu dari mereka menekan tombol pada alat komunikasi rahasia.

“Ada aktivitas mencurigakan. Mungkin terkait CupidCore.”

Yara memindai data yang baru saja ia salin ke drive tambahan. Hologram di ruang tamunya menampilkan deretan kode terenkripsi yang berlapis-lapis. Jari-jarinya bergerak cepat di atas papan holografik.

“Sebagian dari enkripsi ini kuno, sebagian lagi jelas buatan baru. Mereka sengaja menambah lapisan agar siapa pun yang mencoba mengakses harus melewati dua era teknologi.”

Milo duduk di kursi dekat jendela, matanya mengamati jalan di bawah. “Kamu yakin bisa menanganinya?”

“Bisa,” jawab Yara singkat.

“Tapi kita butuh koneksi jaringan lama—semacam server bayangan yang tidak lagi terhubung ke CupidCore. Aku tahu satu tempat, tapi berbahaya.”

Kai mengernyit. “Tempat yang mana?”

“Gudang relay lama di tepi kanal timur. Itu pernah dipakai teknisi bawah tanah sebelum operasi mereka ditutup,” jelas Yara.

Rania memperhatikan hologram kota yang diproyeksikan Yara. “Kalau kita pergi ke sana, risiko deteksi akan naik.”

Adrian menimpali, “Kita tak punya pilihan. Kita harus ambil resiko itu kalau ingin memecahkan enkripsi lebih cepat.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!