NovelToon NovelToon
World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Perperangan / Robot AI
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.

Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.

WORLD OF CYBERPUNK: NEO-KYOTO

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Badai Perak di Jantung Kekacauan

Sementara itu, Anya menyerang dari samping. Dia memukul komandan itu dengan Palu Perusak, menciptakan gelombang kejut yang kuat. Komandan itu terhuyung, namun armor biologisnya menahan serangan itu.

Zazzi, dengan sabit Sky Death-nya, melompat ke udara. Dia berputar, dan sabitnya mengeluarkan gelombang energi perak yang dingin. Gelombang itu menghantam komandan itu, dan untuk pertama kalinya, armor-nya retak.

"Kekuatannya... dia tidak hanya memotong," bisik komandan itu, terkejut.

Zazzi mendarat dengan mulus, dan dia tersenyum. "Sabit ini ditempa untuk melawan kegelapan. Ia memotong ikatan, memutuskan koneksi. Dan itu akan memutuskan koneksimu dengan Korporasi Xenon."

Sora mengerti. Dia melihat komandan itu, lalu menatap Zazzi. Mereka harus bekerja sama.

"Aku akan mengalihkan perhatiannya!" teriak Sora. "Anya, kau serang dari samping! Zazzi, kau harus memotong koneksinya!"

Mereka bertiga menyerang komandan itu dengan kekuatan penuh. Sora menggunakan Kode Genesis untuk menciptakan ilusi, mengganggu pandangan komandan itu. Anya memukulnya dengan Palu Perusak, membuatnya semakin terdesak.

Zazzi, dengan sabit Sky Death-nya, melompat ke udara, dan dia berputar. Kali ini, dia tidak hanya memotong. Dia menggunakan kekuatan roh angin Cybumi untuk menciptakan badai perak di sekitar komandan itu. Badai itu memotong armor biologisnya, dan setiap luka yang tercipta memutuskan koneksi komandan itu dengan Korporasi Xenon.

"Tidak!" teriak komandan itu, kekuatannya mulai melemah. "Aku... aku akan menghancurkan kalian!"

Dia melepaskan serangan terakhirnya, sebuah ledakan energi besar yang mengancam untuk menghancurkan mereka semua. Namun, Sora, Anya, dan Zazzi bersatu. Sora menciptakan perisai energi dengan Kode Genesis. Anya memperkuat perisai itu dengan Palu Perusaknya. Dan Zazzi menggunakan sabit Sky Death-nya untuk memotong ledakan itu menjadi potongan-potongan kecil.

Ledakan itu berhasil ditahan, dan komandan itu jatuh ke lantai, tak sadarkan diri. Anak-Anak Xenon di seluruh Neo-Kyoto pun ikut tumbang, karena koneksi mereka ke komandan telah terputus.

Kemenangan mereka terasa hampa. Anak-anak Xenon tumbang, tidak sadarkan diri, koneksi mereka ke jaringan Korporasi Xenon telah terputus. Namun, di dalam markas, hologram itu berkedip-kedip, dan sebuah sinyal baru muncul. Sinyal itu jauh lebih kuat dari sebelumnya, dan ia datang dari luar Neo-Kyoto.

"Mereka mengirimkan sinyal baru," kata Sora, suaranya tegang. "Bukan untuk pasukan di sini, tapi untuk markas pusat mereka."

Zazzi berjalan ke arah hologram, matanya menyipit. "Ini adalah sinyal darurat. Mereka akan melakukan sesuatu yang drastis."

"Apa yang akan mereka lakukan?" tanya Anya.

Sora menggigit bibirnya, matanya menyala dengan cahaya Kode Genesis. "Aku tidak tahu. Tapi aku bisa merasakannya. Mereka akan melepaskan senjata terkuat mereka. Senjata yang bisa menghancurkan seluruh Neo-Kyoto."

Tiba-tiba, hologram itu menampilkan sebuah gambar. Gambar itu adalah sebuah stasiun luar angkasa, mengorbit di atas Neo-Kyoto. Stasiun itu tidak terlihat seperti stasiun luar angkasa biasa. Ia terlihat seperti sebuah monster, dengan tentakel-tentakel biologis yang menjulur dari tubuhnya. Di tengah stasiun itu, sebuah energi besar berdenyut, siap untuk ditembakkan.

"Itu adalah Jantung Xenon," kata Raina, suaranya dipenuhi rasa takut. "Senjata utama mereka. Mereka akan menembakkannya ke Neo-Kyoto, mengubah setiap makhluk hidup di sini menjadi pasukan mereka."

"Kita harus menghancurkannya," kata Sora.

"Tidak semudah itu," jawab Raina. "Jantung Xenon dilindungi oleh perisai energi yang kuat. Kita tidak bisa menghancurkannya dari sini."

"Kalau begitu, kita harus pergi ke sana," kata Zazzi, memegang sabit Sky Death-nya.

Sora, Anya, dan Raina menatapnya, terkejut. "Ke luar angkasa?"

Zazzi mengangguk. "Itu satu-satunya cara. Kita harus masuk ke dalam stasiun itu, dan kita harus menghancurkan inti Jantung Xenon dari dalam."

Mereka tahu, misi ini adalah misi bunuh diri. Mereka harus melawan pasukan Xenon yang tak ada habisnya, dan mereka harus menghadapi jantung dari mesin itu sendiri. Namun, mereka tidak punya pilihan.

Sora menggunakan Kode Genesis untuk memanipulasi teknologi di markas mereka. Ia menemukan sebuah pesawat ruang angkasa tua yang sudah lama ditinggalkan. Dengan Palu Perusak Anya, mereka memperbaikinya dan memberinya upgrade untuk membuatnya lebih cepat dan lebih kuat.

Mereka bertiga naik ke dalam pesawat ruang angkasa, bersama Zazzi. Mereka meninggalkan Neo-Kyoto, sebuah kota yang kini mereka cintai, dan terbang menuju kegelapan luar angkasa.

"Kita akan kembali," bisik Sora, menatap ke arah Neo-Kyoto. "Kita akan kembali, dan kita akan membawa kedamaian."

Pesawat ruang angkasa tua itu bergetar saat menembus lapisan atmosfer yang tebal, meninggalkan Neo-Kyoto yang berkilauan di bawahnya. Di dalam kokpit yang sempit, Sora, Anya, dan Zazzi duduk dalam keheningan yang tegang. Cahaya dari bintang-bintang dan planet-planet jauh memantul di mata mereka, menerangi wajah-wajah yang penuh tekad.

"Ini jauh lebih mengerikan daripada yang aku bayangkan," bisik Anya, menatap ke luar jendela. Keindahan yang brutal dari luar angkasa terasa menakutkan sekaligus memukau.

"Di luar sana, tidak ada udara, tidak ada suara," jawab Sora, pandangannya lurus ke depan. "Hanya keheningan yang bisa mematikan."

Zazzi, di sampingnya, memegang sabit Sky Death dengan erat. "Namun di dalam keheningan itu, ada kehidupan. Roh angin Cybumi bisa merasakannya. Dan mereka mengatakan, kejahatan Korporasi Xenon tidak hanya mengancam Neo-Kyoto, tetapi juga seluruh alam semesta."

Mereka semakin mendekat ke stasiun luar angkasa Korporasi Xenon, yang terlihat seperti monster biologis raksasa. Tentakel-tentakelnya menjulur ke angkasa, berdenyut dengan energi yang mengerikan. Di tengahnya, Jantung Xenon berdetak, siap melepaskan kehancuran.

"Kita tidak bisa menyerang dari depan," kata Sora. "Perisainya terlalu kuat."

Sora menggunakan Kode Genesis untuk memindai stasiun itu, mencari titik lemah. Anya, dengan Palu Perusaknya, membantu Sora, memproyeksikan hologram dari struktur stasiun.

"Aku menemukannya," kata Sora, suaranya dipenuhi ketegangan. "Ada sebuah celah di perisai. Sebuah celah yang sangat kecil, tapi itu cukup. Celah itu... ada di bagian bawah stasiun. Tepat di bawah Jantung Xenon."

Namun, celah itu dijaga oleh pasukan Xenon yang tak terhitung jumlahnya. Tentara-tentara ini tidak seperti Anak-Anak Xenon yang mereka lawan sebelumnya. Mereka adalah Ksatria Xenon, tentara yang diperkuat dengan armor biologis yang jauh lebih tebal dan senjata-senjata plasma yang mematikan.

"Kita harus mendarat di sana," kata Zazzi. "Dan kita harus bertarung sampai ke inti stasiun itu."

Mereka mendaratkan pesawat mereka di dekat celah itu, dan mereka keluar. Di luar, keheningan luar angkasa digantikan oleh suara tembakan plasma yang menggelegar. Ksatria Xenon menyerang mereka dengan brutal, tidak memberikan mereka waktu untuk bernapas.

Sora, Anya, dan Zazzi bertarung dengan berani. Sora dengan Katana Jiwa-nya, menebas setiap musuh yang mendekat. Anya dengan Palu Perusaknya, menghancurkan armor Ksatria Xenon. Zazzi dengan sabit Sky Death-nya, memotong setiap musuh, memutuskan koneksi mereka dengan Korporasi Xenon.

"Ini... ini lebih sulit dari yang aku bayangkan," teriak Anya, kelelahan.

"Tahan, Anya!" balas Sora. "Kita sudah hampir sampai!"

Mereka bertarung hingga ke inti stasiun. Di sana, di depan Jantung Xenon yang berdetak, mereka melihat seorang pria yang mengenakan armor biologis yang sama dengan Ksatria Xenon, tetapi dengan armor yang lebih tebal dan lebih kuat. Pria itu adalah Dr. Corvus, pendiri Korporasi Xenon.

"Selamat datang," kata Dr. Corvus, suaranya dingin dan kejam. "Kalian datang terlambat. Jantung Xenon akan segera ditembakkan. Dan Neo-Kyoto akan menjadi milikku."

1
Yusi Yustiani
Next...
Isa Tawaf
Semangat thorrr🔥🔥🔥
Isa Tawaf
Next thorrrr🔥
Nomaero
Fress banget Thor ini🥶
Nomaero
Nanggung😌
Asep Opow
Lanjutkan jngan kasih kendor thoorrrr
Asep Opow
🤯🤯🤯
Hidden
Semangat Thor 😁
Hidden
Mati semua kah??
Arifah Hidayat
Lanjutkannya ditunggu Thor udh tambah ke rak buku hehe
Arifah Hidayat
Mantep nih
Amrullah Algifari
moga up nya konsisten😁
Amrullah Algifari
Next next
Alvin Mirza
Next lanjutkan thorrrrr
Alvin Mirza
Next Thor masih penasaran, ga mungkin sampe sini ka?🤣
Alvin Mirza
Thor becanda
Alvin Mirza
pembawaan karakternya bagus
Alifa Alfatunisa
Aku suka cerita yg alurnya fantasi, kebanyakan rata2 alurnya hampir sama, TPI ini beda baru Nemu ada author yg buat cerita tema cyberpunk.
Keren Thor Aku ikutin novelnya😉😉😉
Alifa Alfatunisa
ditunggu lanjutannya Thor😉
Alifa Alfatunisa
MC Mati beberapa chapter🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!