Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Yudistira di rumah aurel.
“Kamu…”
Aulia mendekati Yudistira, dia ingat jika dia pernah bertemu Yudistira. Aulia segera duduk di samping Yudistira, dia melihat wajah tampan Yudistira meneliti ke seluruh tubuh Yudistira.
“Kamu baik baik saja.”
Tanya aulia melihat Yudistira yang tampak sehat sehat saja, sedangkan aurel mengeryit heran melihat mamanya yang tiba tiba mengenali Yudistira.
“Saya sehat sehat tante, tanya bagaimana…? Sehat…?”
Ucapan yang keluar dari mulut Yudistira terdengar sangat manis, sampai aurel ingin muntah mendengarnya.
“Tante sehat, kamu masih ingat tante.”
Aulia memastikan apa Yudistira masih mengingatnya, karena aulia dengan jelas masih mengingat Yudistira.
“Tentu saja tante, waktu itu saya melihat tante sepertinya mengkawatirkan kondisi saya sehabis kecelakaan tunggal yang saya alami.”
Senyum manis aulia terbit di bibir manisnya, dia senang jika Yudistira mengingatnya.
“Syukurlah jika kamu masih mengingat tante.”
Yudistira melirik sekilas ke arah aurel yang menautkan kedua alisnya, Yudistira yakin aurel tengah dengan keras mengingat kejadian sebelumnya.
“Aurel pasti sedang mengingat pertemuan kita waktu itu, dia tuh anaknya suka pelupa. Tante juga heran sama dia, sejak kecelakaan waktu itu ingatan aurel sepertinya melemah.”
Yudistria yang terkejut akan ucapan aulia menjadi penasaran, sebenarnya apa yang telah terjadi dengan aurel.
“Kecelakaan… apa kecelakaan yang terjadi kemarin tant.”
Aulia menggelengkan kepalanya, saat aulia akan menjawab pertanyaan Yudistira, aurel berseru yang membuat Yudistira dan aulia serta oma ana berjengit kaget.
“Aku ingat, mama pernah ketemu yudistria waktu nih cowok kecelakaan waktu itu kan. Aku ingat sekarang.”
Aulia, Yudistira dan oma ana menatap aurel, tingkah aurel seperti seseorang yang sedang mendapat jackpot.
“Iya, kamu benar.” Jawab aulia pelan menjawab seruan aurel.
“Kamu yudis, kamu juga telah membohongi aku kalau kamu pernah ke sini kan. Kenapa kamu tadi berpura pura tidak tahu rumah aku.”
Aurel menatap tajam ke arah Yudistira, dia sangat kesal dengan cowok tampan yang ada di depannya sekarang ini.
“Maaf… aku ingin menggoda kamu aja tadi.”
Aurel yang terlihat kesal segera masuk ke dalam rumah, dia tidak peduli dengan Yudistira yang menatap kepergiannya.
“Lah… tuh anak, main masuk aja.” Ucap aulia melihat aurel yang tiba tiba pergi.
“Kaku begitu saya permisi pulang yan tant, besok saya akan kesini lagi buat anter aurel pulang.”
Saat Yudistira akan berdiri, aulia menghentikannya.
“Memang dari tadi aurel sama kamu.”
“Iya tante, aurel membantu saya. Jadi selama beberapa hari atau mungkin sampai beberapa bulan, aurel akan membantu saya. Jadi saya juga mau minta ijin ke tante, jika saja aurel pulang agak kemalaman.”
Aulia penasaran dengan bantuan yang aurel lakukan untuk Yudistira.
“ memang aurel membantu apa, pantas saja dari tadi aurel tante hubungi tidak bisa. Ternyata dia bersama kamu.”
Yudistira menundukkan kepalanya, dia merasa bersalah membuat seorang ibu yang tengah kawatir dengan anaknya.
“Maaf tante, saya yang salah. Saya lupa mengingatkan aurel agar mengabari tante terlebih dahulu, aurel membantu membersihkan apartemen saya tante. Karena selama beberapa bulan ini saya tidak masuk ke kampus karena saya membantu papa yang sedang mengurus oma sakit.”
Mendengar kejujuran Yudistira entah aulia merasa simpati, apalagi niat yudistria yang berkata jujur membuat rasa iba di hati aulia muncul.
“Baiklah, saya ijinkan aurel membantu kamu selama orang tua kamu merawat oma kamu yang sakit. Tapi tante berpesan, tolong antarkan aurel pulang. Karena tante tidak ingin terjadi apa apa dengan aurel.”
“Siap tante.” Jawab Yudistira mantap.
Oma ana melihat jika yudistria adalah anak yang baik, oma ana sangat menyukai Yudistira sampai dari tadi dia hanya melihat interaksi Yudistira dan aulia.
“Saya permisi pulang ya tante, oma.”
Aulia dan oma ana menganguk serempak, mereka menatap kepergian Yudistira.
“Dia anak yang baik dan sopan.” Ucap oma ana setelah Yudistira pergi.
“Mama juga merasa jika dia anak yang baik.”
“Iya, dia berani mengantarkan aurel pulang tanpa menurunkan aurel di depan sana. Coba jika dia anak yang tidak baik, pasti dia tidak akan berani menghantarkan sampai ke sini.”
Oma ana membalikkan badannya tanpa menunggu jawaban dari aulia, dia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Aurel yang akan keluar berhenti ketika melihat mama dan oma nya masuk ke dalam.
“Tun cowok udah pergi ma…”
Tanya aurel sambil melihat ke arah luar rumah, aulia hanya mengangukan kepalanya menjawab pertanyaan aurel.
Melihat oma dan mamanya yang menuju ke meja makan aurel mengikuti langkah mereka dari belakang.
“Kita makan bareng.” Ajak oma ana.
“Aurel sudah makan tadi oma.”
“Bareng yudistria…?” Tebak aulia tepat.
“Iya…”
“Jangan jangan kamu tertarik sama Yudistira, trus angga bagaimana.” Goda aulia sambil tersenyum melihat ke arah aurel.
Oma ana yang melihat aulia menggoda aurel hanya bisa tersenyum, dia juga penasaran dengan jawaban yang akan aurel ucapkan.
“Aku dan angga hanya teman biasa ma.”
“Benarkah, berarti boleh dong jika angga mama kenalkan dengan anak teman mama besok.”
Entah kenapa mendengar aulia yang akan menjodohkan angga dengan wanita lain, hati aurel sepertinya tidak rela. Dengan kesal aurel berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar, dia kesal karena dari tadi sepertinya aulia sengaja menggoda aurel.
“Tuh anak, kalau cinta kenapa menolak pernyataan cinta dari angga.” Ucap aulia melihat aurel yang menutup pintu kamarnya dengan keras.
“Gengsinya ketinggian tuh anak.” Celetuk oma ana yang tahu akan sifat cucu nya.
Sedangkan di dalam kamar, aurel yang masih tampak kesal meninju ninju guling punya yang tidak bersalah. Dia kesal dengan dirinya sendiri, dia kesal kenapa dia menerima cinta dari angga.
Tapi saat mendengar jika angga akan di kenalkan dengan wanita lain, rasanya aurel tidak rela.
“Sadar aurel, sadar… kamu sudah menolak angga, jadi iklasin angga bahagia dengan wanita lain.” Geram aurel yang masih memukul mukul gulingnya.
Getar handphone milik aurel menyadarkan nya dari kekesalannya, dia melihat nama cak sono muncul di layar handphone miliknya. Segera dia angkat tanpa menunggu lama, terdengar dentuman keras music di balik telpon sana.
“Halo… cak, kamu dimana…?” Tanya aurel yang merasa penasaran dengan suara musik yang terdengar ribut.
“Aku lagi di bar bersama teman teman.” jawab angga jujur.
“Ngapain kamu ke sana, pulang cepat. Besok kan masih kuliah, atau jangan jangan kamu mabuk ya.” Tebak aurel asal.
“Ngarang kamu, nggak lah. Aku cuma main aja ke sini, tadi di ajak Leon.”
“Ish… si Leon lagi, aku nggak seneng ya kamu ikutan kemauan Leon. Aku nggak ingin kamu kenapa kenapa, sekarang kamu pulang. Besok kamu ke sini jemput aku.”
Aurel berkata dengan tegas, dia tidak ingin pengaruh buruk Leon membuat angga mengikutinya.
“Baik baik, aku akan pulang. Tapi aku harap kamu tidak marah sama aku.” Angga tahu jika aurel tengah masalah dan kesal dengan angga, dia tahu dari nada bicara aurel tadi ketika menyuruhnya segera pulang.
“Oke, jika kamu pulang sekarang aku tidak akan marah.”
“Baik aku pulang sekarang,”
“Tunggu.” Ucap aurel tiba tiba.
“Ada apa rel…?” Angga heran dengan aurel yang tiba tiba menghentikan gerakkan angga.
“Kirim bukti video saat kamu pulang, aku tunggu lima menit dari sekarang.”
Begitulah aurel, dia tidak kalah akal meminta bukti ke angga jika dia benar benar pulang.
Seketika angga tersenyum dan segera mengalihkan panggilan ke mode VC, aurel yang terkejut akan pengalihan panggilan angga refleks menekan tombol video di layar handphone nya.
Terlihat wajah tampan angga di layar handphone milik aurel, senyum indah angga terlihat jelas menatap aurel.
“Lihat aku sudah mau pulang, itu motorku.” Angga membalikkan video ke arah depan di mana motornya terparkir.
“Hmm… baik aku percaya.” Jawab aurel terlihat malu sambil membenarkan baju tidur miliknya.
Pandangan mata angga seketika menatap sempurna saat aurel membenarkan lengan baju tidur miliknya, mungkin seperti ini lah penampakan baju yang di pakai aurel saat ini.
“Rel…” angga memanggil aurel lirih, aurel yang merasa angga memanggilnya terdiam sesaat.
“Iya..”
Angga menggeram merasakan sesuatu milik angga yang tengah akan memberontak melihat kulit putih dan mulus milik aurel, dia kesal kenapa harus sekarang dia bisa melihat keindahan di depan matanya.
“Aku pulang sekarang ya, aku… aku matiin telponnya.” Tanpa mendengar jawaban aurel, angga segera mematikan telponnya.
Dia segera pulang ke kos annya, dari pada harus menunggu Leon yang tengah asik berjoget dengan teman temannya.