“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jarum pengendalian diri
Selamat membaca genks!!
***
Lalu, tanpa pernah Krystal duga, Kai sudah berada di belakang tubuhnya, menyentak tangannya dengan kasar hingga ia berbalik dan hampir menubruk dada bidang cowok itu.
Krystal menatapanya kesal. "Kamu apa-apaan sih, Kak!"
"Lo yang apa-apaan! Gue lagi ngomong sama lo!"
Krystal mendesis, sembari tersenyum miris. "Oh, ngomong sama aku? Kirain udah gak kenal!"
Mendengar kata-kata Krystal membuat hati Kai mencelos dan merasa bersalah sekaligus. Tidak, ia tidak boleh kalah. Ini sudah menjadi keputusannya, memang menghindari Krystal sudah seharusnya ia lakukan.
Kai berusaha menghirup udara banyak-banyak, sekedar mencari kesabaran dalam menghadapi gadis di depannya ini.
"Jangan memulai ini!" Kai menurunkan pandangannya membuat mata mereka saling bertemu dalam satu garis lurus.
"Apa!?"
"Berhenti menguji pengendalian diri gue!"
"Aku gak pernah nguji-nguji apa yang kamu bilang itu! Lagian, kenapa Kakak jadi ngurusin hidup aku! Aku baik-baik aja tanpa kamu!" Balas Krystal menantang.
"Karena gue peduli!"
"Peduli?" Krystal medesis kesal. "Apa yang Kakak maksud dengan mengabaikan aku selama lima hari ini."
"Shit!" Kai mengerang frustasi sambil mengusak rambutnya gusar. Ia benci membahas ini. Benci membentak bocah kecil yang sudah membuat hidupnya terasa jungkir balik.
Krystal membelalak, ia adalah seorang perasa. Bentakan Kai membuat matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya terluka. "Kamu gak perlu pura-pura, Kak!"
"Stop!" Bentak Kai kemudian hingga membuat Krystal berjengit kaget. "Gue bilang berhenti sebelum lo nyesel udah mancing emosi gue!"
Sudah ada dimana jarum pengendalian dirinya saat ini. Ah, sudah turun menuju angka enam. Namun Krystal sepertinya tidak ingin berhenti.
"Kenapa kamu marah?! Apa yang aku ucapin memang benarkan?"
Kai menggeram dalam hati. Masih berusaha untuk tetap menahan pengendalian dirinya. Sial! Jarum itu sudah turun ke angka lima.
"Kalo selama lima hari aja kamu bisa, kenapa sekarang kamu harus pura-pura peduli sama aku!"
Kai terdiam, memejamkan matanya erat sembari menarik nafas kasar, berusaha mengontrol emosinya agar tidak lepas kendali.
"Bener kata lo, harusnya gue pulang aja tadi!" Ujarnya dengan senyum sarkas. lantas Kai berbalik, membiarkan Krystal semakin menatapnya penuh benci.
Ia melangkah menuju pintu keluar, membuat Krystal ikut bergerak di belakangnya.
"Iya, pulang aja, memang kamu harusnya pulang." Krystal berteriak nyaring bersamaan dengan langkah kaki Kai yang turun menapaki anak tangga.
"Kamu cuma buang-buang waktu ada di sini!"
Kai berusaha mati-matian untuk mengabaikan teriakan itu, menarik nafasnya dalam agar tidak terpancing dengan teriakan Krystal.
"Kamu udah gak butuh aku 'kan!"
Sudah sampai dimana jarum pengendalian dirinya tadi? Ah ya, di angka lima, dan sekarang turun menjadi angka empat.
"Jadi jangan datang lagi ke sini, jangan ketemu aku! Karena aku gak mau liat muka kamu!"
Suara Krystal terdengar kembali begitu tubuh Kai hampir melewati ruang tengah. Jarum pengendalian dirinya semakin menurun.
"Gak perlu hubungin aku!"
Tiga
"Kalo perlu hapus nomor aku dari hape kamu!"
Dua
"Aku benci kamu, Kak! Benci!"
Satu
"Kamu ngeselin!"
Kai berhenti, memejamkan matanya erat-erat. Sudah habis pertahanannya, Krystal benar-benar berhasil menguji kendali dirinya. Dengan geraman tertahan, Kai lalu berbalik, menatap wajah gadis itu dengan sorot mata yang tidak ia mengerti.
Krystal terpaku sambil merapatkan bibirnya. Perlahan ia memundurkan tubuhnya takut saat kaki Kai melangkah maju menujunya. Krystal tidak pernah mengerti mengapa ia selalu merasa terintimidasi setiap kali Kai menatapnya seperti itu.
"K-kak.. aku-"
"Gue udah ngasih kesempatan lo untuk berhenti, tapi nyatanya lo gak ngedengerin omongan gue. Jadi, gue harap lo gak pernah nyesel udah memancing emosi gue saat ini." Ujar Kai saat tangannya berhasil memenjarakan tubuh Krystal pada balik tembok.
"Karena gue gak akan berhenti!"
Lalu kecupan di bibir Krystal adalah sebagai pembuka bagaimana mereka akan menghabiskan malam ini. Sesuatu yang tidak Kai lakukan pada perempuan manapun selama lima hari kebelakang.
Semuanya berada di luar kendali mereka. Baik Kai maupun Krystal tidak ada yang menyadari jika keduanya kini saling merindukan sentuhan satu sama lain. Saling membutuhkan.
Kai tau bukan hanya dirinya yang sudah berhasil memiliki Krystal. Namun ia pun merasa mulai bergantung penuh pada sosok itu. Kai sudah siap untuk menanggung resikonya. Bahkan jika nanti Krystal telah berhasil menaklukannya, dan membuatnya bertekuk lutut.
***
berikan cinta kalian untuk penulis dengan menekan vote, like, dan memberikan komentar ❤❤❤❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤