Istri Cantik Mafia

Helena mengamuk sebab satu minggu sejak Lyanna menghilang setelah diperintahkan untuk menjebak Mike. Dia sangat marah, Helena merasa ditipu dan dibodohi oleh anak tirinya yang diam-diam kabur membawa uang dispensasi dari Mike. Adrian di jadikan pelampiasan amarah karena Helena tidak berhasil menemukan Lyanna.

"Aku akan menyiksa putrimu sampai dia tidak berani lagi membodohiku! Putrimu memang tidak berguna!"

Tubuh Adrian bergetar, fakta bahwa putrinya telah tidur dengan Mike membuat hati Adrian teriris. Lyanna yang malang, Adrian bahkan tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong putrinya. Dia sungguh tidak berdaya sebagai ayah.

Tangan Adrian terkepal kuat. Kilat amarah memenuhi matanya yang berkaca-kaca. Amarah dan rasa sakit itu melebur menjadi satu.

"Lyanna kabur membawa uangku! Sekarang anak sialan itu pasti sudah bersenang-senang dengan uang ku! Jika tau begini mendingan aku jual saja dia langsung!"

Impian untuk kembali merasakan hidup mewah dengan menggunakan kekayaan Mike sirna karena Lyanna kabur. Helena gagal mendapatkan menantu yang paling kaya dan berpengaruh di kota LA.

"Helena! Kamu bukan manusia!!" Suara Adrian melengking memenuhi kamarnya. Dia sudah dikuasai amarah akibat perbuatan biadap istri keduanya. Jika bukan karna kakinya yang tidak mampu berdiri dia pasti sudah menampar Helena, wajah yang dulu membuatnya terpikat dan berakhir menikahinya setelah kepergian istri pertamanya.

Helena tertawa kecil, dia persis seperti jelmaan iblis dimata Adrian. Helena tidak sebaik itu, entah bagaimana Adrian bisa jatuh cinta padanya.

"Kamu baru tau sekarang Adrian? Jujur saja, aku sudah muak berpura-pura baik di depanmu! Sekarang kamu sudah tidak berguna! Satu-satunya yang bisa dimanfaatkan adalah Lyanna agar menghasilkan banyak uang untukku. Tapi lihat! Anak sialan itu malah kabur!"

Helena menendang meja rias di depannya, membuat barang dan kaca rias di atas meja jatuh berserakan.

"Anak sialan! Lihat saja, aku pasti akan menghajarnya!" Geramnya kemudian keluar dari rumah.

***

Mike menuruni tangga menuju ruang bawah tanah di markas besar yang diketuai olehnya. Rumah bawah tanah yang dibangun di atas rumah terbengkalai di perbatasan Lost Angeles. Sekilas rumah itu memang seperti rumah horor dari luar, namun jika sudah melangkah masuk semua orang pasti takjub dan nyaman di sana.

Tempat itu dipilih lantaran belum banyak aktivitas di dalamnya dan jarang tersorot. Mike dan anggota lainnya banyak melakukan aktivitas ilegal di markasnya karena selalu aman.

Perdagangan obat-obatan terlarang dan senjata ilegal sudah dijalani Mike dan anggota lainnya 5 tahun terakhir. Mereka menjalani bisnis gelap itu setelah berdiskusi panjang dan terjadilah group mafia yang sering disebut The Alpha Mafia.

Mike berdiri di depan pintu berwarna hitam dengan penjagaan ketat. Mereka membungkuk sopan lalu salah satu penjaga segera membukakan pintu untuk Mike.

Mike masuk ke ruangan, di sana sudah ada Kai yang memerintahkan anak buah untuk memasukkan berbagai jenis senjata api ke dalam peti-peti kayu berlapis besi. Semua senjata itu akan dikirimkan ke beberapa negara-negara besar malam ini.

Tidak hanya senjata api, di dalam ruang bawah tanah yang luas itu juga digunakan untuk menyimpan obat-obatan terlarang. The Alpha Mafia adalah bisnis paling besar dibanding bisnis mafia diberbagai negara lainnya. Menjadikan The Alpha Mafia menjadi Mafia paling kaya dan disegani banyak orang dalam dunia gelap itu. Tidak ada yang berani bermain-main dengan group mafia yang dipegang oleh Mike karena sadar bahwa resikonya bukan hanya kehancuran tapi juga kematian.

"Mike? Tumben datang." Ucap Kai basa-basi. Karna memang benar, Mike jarang datang ke Markas. Dia hanya memantau lewat CCTV dan duduk manis di kursi kebesarannya.

"Bagaimana transaksi kita? Aman?"

"Sedikit ada kendala kemarin. Penyeludupan narkoba ke singapur terciun oleh aparat di sana." Kata Kai santai, "tapi sudah aman, itu masalah kecil bagi saya." Kai memainkan matanya, dia memang ahli di bidang ini, hingga dia selalu mendapat kepercayaan dari Mike untuk melakukan transaksi besar.

Mike mengangguk, "bagaimana dengan masalah di pesta kemarin, sudah dapat orangnya?"

Kai mengangguk, tentu saja dia tau kemana arah pembahasan Mike saat ini. "Orang-orang kita sudah menyelidiki nya kemarin." Kai menghisap sisa rokoknya dan membuangnya ke asbak kecil yang ada di atas meja. "Namanya Helena, ibu tiri Lyanna. Dia yang memasukkan obat perangsang ke minumanmu saat pesta itu. Sepertinya Lyanna memang tidak diberi pilihan lain oleh ibu tirinya."

"Lakukan penyelidikan terhadap gadis itu." Ucap Mike setelah mempertimbangkan beberapa hal.

***

Sudah hampir 2 minggu Lyanna melarikan diri dari Helena.

Lyanna kesulitan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Belum ada satupun orang yang bisa Lyanna ajak berkomunikasi di sekitar tempat tinggalnya. Lyanna memang pernah tinggal disini bersama neneknya, tapi lingkungan itu terasa berbeda di matanya. Ia tidak mengenal siapapun di sana. Orang-orang terlalu acuh dan hanya peduli dengan kehidupannya sendiri, tidak bersosialisasi dengan penghuni rumah sekitar mereka.

Langit mulai gelap ketika Lyanna melangkah dengan gontai menuju rumah. Setengah hari ini dia menelusuri perbatasan kota, berharap menemukan pekerjaan untuk mengusir kejenuhannya. Tetapi tidak ada yang mau menerimanya, dia memang tidak punya apa-apa untuk melamar pekerjaan, semua berkas-berkas berada di rumah ayahnya. "Apakah aku akan mati kebosanan disini?"

Namun tepat saat dia berbelok di gang kecil yang menjadi jalan pintas menuju rumah, langkahnya berhenti. Mike berdiri disana.

Lyanna merasa jantungnya berdegup kencang, "minggir!" Tukasnya.

Mike tidak bergerak, dia hanya menyeringai menatap Lyanna. "Sulit mencari pekerjaan ya?

Lyanna mengepalkan tangan, " Bukan urusanmu!"

Mike menyeringai kecil, "sebagian besar perusahaan di kota ini punya koneksi denganku. Mereka tahu lebih baik diam daripada menerima seorang wanita yang membuatku kesal.

Lyanna merasakan matanya panas karena emosi. Kenapa pria ini suka sekali membuatnya naik pitam? Lyanna benar-benar tidak habis pikir. "Kau benar-benar iblis."

Mike tersenyum kecil, "dan kau benar-benar keras kepala." Pria itu mendekat hingga Lyanna bisa mencium bau maskulin yang selalu melekat di tubuh Mike.

"Aku punya tawaran istimewa bagimu. Aku bisa memberimu segalanya. Uang, pekerjaan, kehidupan yang nyaman." Mike menatap mata Lyanna dalam, "kau hanya perlu jadi teman tidurku."

Lyanna menahan nafas karna begitu emosi. Kata-kata itu begitu menyakitkan, jauh lebih dalam daripada hinaan apapun yang pernah ia terima.

"Aku lebih baik mati daripada menerima tawaran busukmu!" Lyanna menatap Mike dengan penuh kebencian.

"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika keadaanmu jauh lebih buruk."

Lyanna tidak menghiraukan ucapan Mike, ia berjalan cepat berharap bisa meninggalkan Mike secepatnya.

"Berhenti mengikutiku Mike!" Teriak Lyanna sambil mempercepat langkah.

Namun Mike tetap berjalan santai dibelakangnya, sama sekali tidak terganggu dengan makian Lyanna. "Aku hanya kebetulan berjalan ke arah yang sama sayang."

Lyanna ingin muntah mendengar kata-kata terakhir Mike. Sejak pertemuan pertama mereka, Mike selalu memiliki kebiasaan mengganggu Lyanna.