perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Ke perguruan Golok Merah
Serempak, pasukan Perguruan Belati Terbang melancarkan serangan. Ki Rendra menerobos gerbang utama dengan tendangan kuat, menghancurkan pintu kayu yang kokoh. Di belakangnya, puluhan pendekar berpakaian putih menyerbu masuk. Suara pedang beradu, teriakan pertempuran, dan rintihan kesakitan segera memenuhi udara.
Di sisi kanan, Ki Lalang dan Ki Bayu memimpin serangan dengan presisi. Mereka adalah pendekar kawakan, gerakan mereka efisien dan mematikan. Pedang mereka menari-nari dalam kegelapan, menebas dan menusuk dengan akurasi mematikan. Para murid Golok Merah, meskipun jumlahnya banyak, tampak kewalahan menghadapi gempuran dua pendekar ulung ini.
Namun, di sisi kiri, situasi berbeda. Pasukan Luwi bergerak maju, tetapi dengan gerakan yang anehnya kurang agresif. Mereka bertarung, ya, tetapi gerakan mereka terasa lebih lambat, seolah-olah hanya membatasi, bukan menghabisi. Luwi sendiri tampak sibuk dengan beberapa pendekar Golok Merah, namun pertarungan mereka terlihat lebih seperti tarian daripada duel maut. Ia memastikan beberapa jalur pelarian tetap terbuka, menyisakan celah bagi para murid Golok Merah untuk mundur.
"Jangan biarkan mereka kabur!" teriak Ki Lalang dari jauh, menyadari ada yang tidak beres di sisi kiri. Namun, Luwi pura-pura tidak mendengar, terus ‘bertarung’ dengan musuh-musuhnya.
Wuuush
Tiba-tiba, dari dalam markas Perguruan Golok Merah, muncul sosok yang tinggi besar, dengan wajah penuh bekas luka dan mata merah menyala. Dia adalah ayah Luwi Tapak Merah yang ternyata juga, pemimpin Perguruan Golok Merah, yang telah menanti serangan ini.
Setelah di buru karena ia membantai para pendekar di atas jurang kematian , ia bersembunyi sambil mempelajari ilmu terakhir warisan sang guru , yang ternyata ilmu golok , dengan kepandaiannya yang menguasai racun tapak merah ia membentuk sebuah perguruan dengan senjata andalan golok merah beracun
Dan dari sana ia mulai menyuruh anak muridnya menjarah dan menguasai teluk naga .
"ha ha ha
"Selamat datang, tikus-tikus putih!" teriaknya dengan tertawa, "Kalian pikir bisa menghancurkan Perguruan Golok Merah semudah itu?" tanyanya me cemooh.
Wuuush
Blaaar
Aaargh
aaaarg
Ia mengayunkan golok besarnya, menciptakan gelombang energi hitam yang menghantam beberapa pendekar aliran putih, membuat mereka terpental dan terbatuk darah.
" Ta..Tapak Merah!" seru para pendekar kaget, mereka tak menyangka bila Ketua perguruan Golok Merah, adalah Tapak merah.
" Tapak Merah, ternyata kau di balik semua ini!" Teriak Ki Bayu marah,
" ya , itu karena kalian yang mengaku beraliran putih menyerang pulau kediamanku berkali kali, padahal aku tak mendapatkan pusaka itu!" teriak Tapak Merah marah.
" tapi kau membantai semua pendekar yang ada di sana!" Teriak Ki lalang
"ha ha ha, ya itu karena mereka tak memberitahu di mana pusaka itu berada!" kalian juga datang menyerangku dengan alasan membela kebenaran, tetapi sebenarnya kalian ingin merampas pusaka yang kalian kira ada padaku!" teriak Tapak merah, semua amarahnya yang terpendam ia lupakan .
" kalau begitu kami yang akan menghentikan perbuatanmu!" teriak Ki lalang
" awas senjata"
wuut
wuuut
wuuut
Ki lalang melemparkan beberapa pisau terbang nya, pisau itu melesat membelah udara,
" huh" dengus tapak merah memandang enteng serangan itu, ia menggetarkan goloknya
" tring"
"tring "
"tring"
pisau terbang itu jatuh terkena getaran tenaga dalam Tapak merah,
Ki lalang terkejut ,mereka tak menyangka bila tenaga dalam Tapak Merah sudah meningkat cepat dan kini sudah berada di atas mereka .
" whuuush
" whuuush
" whuuush
Tiba tiba ratusan anak panah mengarah pada mereka , anak panah itu dari tebing sebelah kiri, dan itu tempat yang harusnya di lewati oleh Luwi. mereka menghalau hujan anak panah itu, namun tetap saja pendekar yang memiliki ilmu nanggung tak bisa menangkis hujan anak panah itu
aaargh
aaargh
aaargh
lebih dari setengah anak panah itu mengenai para pendekar , mereka menjerit kesakitan, beberapa di antaranya malah seperti landak tubuhnya penuh dengan anak panah.
Saat mereka melihat ke atas, mereka kaget , Luwi memegang Busur besar dan bergabung dengan murid Golok merah, sedangkan para pendekar yang ia pimpin sudah menggeletak , entak masih hidup atau udah mati.
" Luwi apa yang kau lakukan !" bentak Ki Rendra marah,
" maafkan aku guru, tapi kesetiaanku hanya untuk ayahku"! Sahut Luwi.
" Ayah!" para pendekar kaget , ia menatap para murid Golok merah satu persatu mencari siapa ayah Luwi.
" ha ha ha, bagus anakku, tak sia sia aku membesarkan mu"! Tapak merah tertawa melihat pendekar aliran putih yang kaget.
" Ki , Branjang, Luwi anakmu!?" tanya Ki Bayu penasaran , ia memanggil nama asli Tapak Merah
" ha ha ha iya ,kenapa kau kaget Bayu!" ucap nya tertawa.
" ya , aku ingat , kau punya anak lelaki, aku tak menyangka malah menyusup di aliran pendekar putih." ucap Ki Bayu setelah mengingat ingat
" nah, sekarang, saatnya kalian di kirim ke raja Akhirat ,seraaaaang!" teriak Ki Ki Branjang memerintahkan murid muridnya menyerang para pendekar aliran putih
hiaaaat
hiaaaat
Ki Bayu dan Ki lalang serta Ki Rendra bersatu melawan Ki Branjang , kekuatan Ki Branjang atau Tapak merah sangat tinggi, apalagi senjatanya yang berupa golok besar ,seakan mempunyai aura sendiri
" gabungkan kekuatan kita ,kamu suruh mundur pendekar yang lain "ucap Ki Bayu, pada Ki Rendra melihat banyak pendekar aliran putih yang terluka sebagian malah tewas.
" Munduuuuuuur!" teriak Ki Rendra , matanya melihat Luwi muridnya yang berkhianat.
" kalian pergilah aku akan menahan mereka sementara waktu " ucap Ki Rendra, ia ingin menghabisi Pengkhianat itu dengan tangannya sendiri ,
" jangan kita maju bersama kalau mau mundur , kita mundur juga bersama" ucap Ki lalang yang seakan tahu akan niat Ki Rendra.
" tidak, pergilah, aku berdosa pada mereka yang mati di sini, aku ternyata memiliki murid yang durhaka, pergilah, aku akan menebus dosaku, " ucap Ki Rendra.
" hiaaaaat"
ia dengan nekat melancarkan serangan pada Luwi,
wush
traaang
Ki Branjang, menghadang di depan menangkis serangan Ki Rendra,
" he he he, aku lawanmu Rendra" Ki Branjang tertawa pelan. ia berdiri menantang , Ki Rendra tahu bila tak mengorbankan dirinya, pihak aliran putih pasti musnah hari ini,
" pergiii!" teriak Ki Rendra sambil mendorong ki lalang dan Ki Bayu
" balaskan dendamku!!" teriaknya ia merampas dua pisau Ki lalang, dan kini berbalik mengahadapi Ki Branjang,
" hiaaaaat, " tanpa menunggu lama Ki Rendra menyerang, ia menyerang secara brutal dan tak melindungi pertahanan nya, tujuannya hanya satu, membunuh Luwi, ia berniat mendekati Luwi , dan menyerang dengan pisau yang ia ambil dari Ki lalang, namun sangat sulit, Ki Branjang selalu menghalangi ia mendekat ke arah Luwi .
" sepertinya hanya itu caranya," tiba tiba ia memikirkan satu ide,
" traaang, " pedang Ki Rendra bergetar , saat tersampok oleh golok Ki Branjang, tetapi ia bisa mengubah arah nya sedikit ,membuat jarak Ki Branjang dan Luwi menjauh terhalangi olehnya ,
sekarang saatnya, ia meloncat dan mengerahkan ilmu pedangnya secara beruntun ia juga membuka celah saat menyerang,
wuuut
Trang
TRAANG
desh
Aaargh. ,
Ki Rendra menjerit kecil, ia terpental ke arah di mana Luwi berada ,
"mati kau!" teriak Ki Rendra melemparkan dua pisau , tapi bukan pada Ki Branjang melainkan pada Luwi.
Whush
" Luwi awaaaas!" teriak Ki Branjang , ia bergerak menyerang dengan kekuatan penuh, tangannya memerah sampai batas siku.
Luwi menghindar ,tetapi tangan kanannya terpapas oleh kedua pisau yang di lemparkan Ki Rendra
Aaargh
Desh
Aaargh
Luwi menjerit lengan kirinya terpapas dan buntung oleh pisau itu, bersamaan dengan itu pukulan beracun Ki Branjang , menghantam dada Ki Rendra dengan telak, Ki Rendra menjerit sesaat lalu diam dengan tubuh memerah terkena racun.