Sandra, gadis yang terbangun dari tidur panjangnya selama 2 tahun dan kini terbebas dari pengasingan selama 5 tahun.
Baru saja kemarin ia bertemu dengan teman teman kuliahnya, namun sekarang ia bahkan tidak mengenali tempat yang ia tinggali selama ini. Dunia seakan telah berubah, Alat-alat canggih yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari, anak kecil yang kini sudah memiliki smartphone masing-masing, dan cahaya gemerlap malam dari lampu-lampu yang memenuhi jalan ditengah kota serta Gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya.
Seberapa jauh ia tertinggal selama ini? dari sahabat-sahabat bodohnya, dan dari orang-orang yang selalu ada di keseharian Sandra saat itu. Apakah sandra masih dapat bertemu dengan mereka, apakah mereka masih menerima sandra setelah semua yang sandra lakukan kepada mereka.
Pikirannya berkecamuk memikirkan hal-hal yang telah ia lewati begitu saja.
‘Biarlah semua berlalu, kini ia harus memulai lembaran yang baru, orang-orang baru dan dunia ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adsetian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 - Kerja 3
Dirumah sandra sedang berfikir keras cara unyuk membujuk ayahnya agar ia bisa tinggal sendiri. Berbagai cara ia pikirkan namun masih saja tidak mendapatkan solusi yang tepat hingga suata ketukan pada pintu kamarnya pun membuat lamunan sandra dalam pikirannya terhenti.
Tok tok tok!
“iya, masuk aja. Nggak dikunci kok!” jawab sandra sedikit berteriak
Pintu pun gerbuka dan memperlihatkan hanna, ibu nya masuk ke kamarnya. Melihat hanna masuk, sandra pun duduk ditepian kasurnya.
“kenapa bu?’ tanya sandra
“gimana tadi di sana, lacar?” tanya hanna dengan tersenyum hangat khas ibu-ibu
“iya bu, sandra dapet kerjaan yang bagus banget posisinya. Cuman sandra agak nggak yakin aja soalnya sandra nggak ada pengalaman sebelumnya. Oh iya sandra di posisiin senbagai sekretaris direktur” jawab sandra sedikit curhat kepada hanna
Mendengar keluhan sandra hanna pun menenangkannya dengan sayang
“ya nggak papa dong, itu artinya mereka percaya sama kamu, dan kamu juga harus buktiin bahwa mereka nggak salah udah percaya sama kamu, dan kamu juga hars bisa kasi performa yang lebih bags dari yang mereka duga” jawab hanna
“iya, tapi sandra takut ja gitu” ucap sandra
“sandra… rasa takut itu cuma sementara, sekali kamu coba pasti kamu akan terbiasa kok. Kamu harus percaya diri, ibu yakin kamu bisa” ucap hanna
Dengan perlahan hann pun engelus kepala sandra penuh sayang
“ibu yakin kamu bisa, ini saatnya kamu nunjukin kalau kamu itu nggak lemah. Tinggalkan semua masa lalu kamu yang kelam, sekarang kamu perlu liat kedepan menuju masa depan kamu” ucap hanna
“iya bu, makasih ya” ucap sandra dan memeluk hanna
Tanpa, mereka sadari Doni sedang berdiri diluar kamar sandra. ia denga meraskan dilema, ia bangga dengan pencapaian sndra saat ini, namun ia juga kecewa dengan keadaan saat ini. Rasa takut yang masih melekat dihatinya tak kunjung hilang. Namun ia juga merasa bahwa ia terlalu mengekang sandra yang saat ini memang sudah saatnya ia menata kehidupan barunya. Dengan helaan nafas pelan dodi pun memasuki kamar sandra.
Sandra dan hanna terkejut dengan kehadiran dodi, namun dengan melihat tatapan dodi hanna pun mengerti apa yang akan dilakukan dodi. Sedangkan sandra hanya duduk terdiam dan menundukan kepalanya.
Dengan pelan dodi pun duduk disebelah sandra, kini sandra duduk di antara ayah dan ibunya. Dengan pelan dodi mengelus kepala sandra, ia memperhatikan anak gadis nya yang kini telah dewasa. Banyak sekali perubahan yang erjadi pada sandra, ia merasa baru saja ia menimang sandra yang masih bayi kini bayi yang ia timang telah beranjak dewasa. Taanpa sadar dodi pun menitihkan air mata
“kamu bisa janji sama ayah?” tanya dodi pelan
Sandra tak menjawab apapun, ia hanya menatap wajah ayahnya dengan mata yang sayu
“kamu harus janji untuk jaga diri kamu, kalo terjadi apa-apa kamu harus hubungin ayah langsung. Sekecil apapun seremeh apapun masalah kamu, kamu harus bilang ke ayah” ucap dodi dengan menggenggam kedua tangan sandra.
Sandra hanya menagis dan menganggukan kepalanya pelan, begitu pula dengan dodi yang kini memeluk sandra dengan sayang. Hanna pun terharu dengan ketegaran hati dodi suaminya.
Diluar kamar seno sedang duduk mendengarkan ketiga orang yang ia sayangi sedang menangis. Dengan bibir yang tersenyum ia pun membalas pesan dari dery.
Tanpa sandra ketahui, ternyata hanna, seno, dan dery sudah membujuk ayahnya dengan berbagai macam upaya. Dan syukurlah usaha mereka membuahkan hasil dan dodi pun meluluhkan hatinya. Sedangkan milla ia masih saja tidak perduli dengan sandra, entah dendam apa yang ia pendam kepada sandra yang membuatnya tak sedikitpun memberikan perhatian kepada sandra.
****
Saat ini sandra bersama dengan ayahnya sedang berada di sebuah gedung apartemen yang masih saja sandra tidak mempercayainya saat ini. Entah mimpi apa sandra semalam hingga ia mendapatkan semua hal besar ini. Tempat tinggal yang dimaksud bu endah kemarin bukanlah sebuah mess atau kontrakan biasa, namun sebuah unit apartemen, bukan tipe studio melainkan tipe 2BR, yang tentu saja terasa ustahil untuk seorang karyawan seperti sandra mendapatkan tipe kamar tersebut.
“gile bener…” ucap ayahya takjub
“ini nggak salah san?” ucapnya lagi
“sandra aja heran yah, tapi alamat sama kuncinya juga benerkan” jawab sandra sama-sama sedang mengagumi apartemen sandra
“tapi ini gede loh” ucap ayahnya tak percaya
Sandra tak mebalas ucapan ayahnya. Pada awalnya sandra akan pergi sediri untuk melihat apartemen tempat tinggalnya nanti namun ayahnya terus saja meminta ikut mau tak mau sandra pun menurutinya.
Apartemen itu sendiri terletak cukup dekat dengan perusahaannya, kira-kira sekitar 15 menit jika berjalan kaki. Sandra sangat lah kagum dengan apartemennya, memiliki ruang tamu yang cukup luas beserta televisi yang besar, perabotan rumah yang sudah lengkap, dua kamar tidur dan masing-masing memiliki kamar mandi tersendiri. Di tambah lagi, semua ini gratis tis tis tis.
“san, udh belum?” tanya ayah sandra
“emang kenapa yah?” tanya sandra
“ayah laper nih, ayok pulang” ajak ayahnya
“yee… makanya tadi disuruh makan dulu nggak mau, yaudah ayok” balas sandra dengan memincingkan matanya
“eheheh” tak banyak kata dodi hanya terkekeh kecil
Sandra dan ayahnya pun pulang kerumahnya. Sesampainya dirumah, sandra segera sebagian mengepak barang-barang yang akan dibawanya pindah ke apartemen tersebut. Setelah menyusun semua barang-barang didalam kardus, sandra pun rebahan di kasur nya sambil mempelajari hal-hal yang harus ia lakukan sebagai sekretaris.
"gila banyak bener nih yang di pelajari, tapi sekelas perusahaan gede gini ya wajar aja kali ya, mana karyawan nya dapet tempat tinggal mewah gini lagi, perusahaan makmur karyawan sejahtera, hebat-hebat. jadi penasaran nih yang punya siapa?" gumam sandra sembari mempelajari dokumen-dokumen tentang perusahaan tersebut.
Hari-hari pun berlalu, kini tepat tiga hari sejak pertemuannya dengan bu endah, kini sandra sudah siap bekerja. setelah disibukan dengan berbagai macap hiruk pikuk kepindahannya. Kini sandra akan disibukan dengan hiruk pikuk dunia kerja, dan tentu saja membuat sandra semangat.
dengan setelan ala kantoran yang ia gunakan, dan heels 5 cm yang berwarna hitam yang pas di kakinya. Sandra pergi ke kantor dengan berjalan kaki, yah... anggap saja sekalian berolahraga, pikir sandra.
“awal baru, semangat baru. Semoga hari pertama kerja ini berjalan lancar dan penuh kesan yang baik.ayo sandra kamu udah sampe dititik ini, saatnya lo tunjukin kalo elo itu yang terbaik” ucap sandra kepada dirinya.
Dalam perjalanan tak dapat dipungkiri sandra terus merasa gugup, meskipun begitu ia tetap merasa bersemangat. Sandra yakin bahwa ini adalah waktu untuknya semakin maju dan sukses.