NovelToon NovelToon
Who Are You?

Who Are You?

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:285.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sinho

Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WAY 14

Zaki mendapatkan pesan dari Galang, bahwa Ambar diperintahkan untuk ikut bersamanya, dan alasannya adalah karena Zaki telah menganggu waktunya untuk mempelajari berkas yang harusnya di mengerti.

"Kok jadi aku yang salah, jangan-jangan hanya alasan saja, mungkin dia sudah mulai tertarik dengan Asistennya, dasar!" Zaki jadi ngomel sendiri di pagi hari.

Sementara itu, di dalam mobil terlihat Galang mendengus kesal, pasalnya sang asisten malah memilih duduk didepan menemani pak Mamat ketimbang dirinya, "Apa-apaan" batinnya.

Sementara Ambar seolah tak peduli, masih membacakan beberapa hal penting yang perlu diingat oleh atasannya saat bertemu dan diskusi dengan koleganya nanti.

"Bagaimana pak, sudah jelas?!" Tanya Ambar.

"Hem, hentikan saja, tidak perlu dilanjutkan, daripada suara mu habis untuk berteriak membacakan semuanya, berikan saja padaku, biar aku baca sendiri"

"Maaf pak, soalnya Pak Galang dari tadi suruh mengulang karena tidak mendengar jelas saat saya bacakan dengan nada biasa"

"Ya harusnya kamu duduk disini, bicara pelan pun aku pasti mendengar, bukan malah di depan, memangnya pak Mamat yang akan menjelaskan ke kolega nanti?"

"Waduh, kok jadi saya yang kena pak?" Sahut pak Mamat kaget.

"Diam!" Sahut Galang, langsung menyambar berkas yang dikasihkan dan membacanya sendiri.

Ambar dan pak Mamat saling pandang, lalu keduanya terdiam, tidak berani berkata-kata lagi, bahkan bernafas pun seolah diatur dengan hati-hati.

Akhirnya tiba disebuah hotel mewah, pak Mamat memasuki halaman loby depan dan mempersilahkan Galang dan Ambar untuk turun.

Keduanya kini berjalan, tentu saja tidak berdampingan, karena Ambar memilih berjalan dibelakang dengan jarak aman.

"Pak?!" Panggil Ambar pelan.

"Apa?" Galang menoleh dan menghentikan langkahnya.

"Saya tidak perlu ikut masuk kan?"

"Memangnya kenapa, masih ada yang belum sempat aku baca, mungkin aku tidak paham sepenuhnya, kau ikut masuk!"

"Ha?!, tapi pak_"

"Jangan banyak tanya" Galang lalu melanjutkan langkahnya lagi, dan terpaksa Ambar mengikuti.

Telah duduk tiga orang menunggu kedatangan Galang, sambutan telah di berikan, dengan tatapan yang ingin mengintimidasi, sosok laki-laki yang seusia Galang kini berkata_

"Bagaimana Tuan Galang, semuanya sudah saya kirimkan, tentunya anda mempelajari bentuk kerjasama yang saya inginkan bukan?"

"Tentu saja tuan Axel Louis, tapi ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan" ucap Galang.

"Apa ada yang salah dengan keinginan Louis Star Company untuk bekerjasama dengan perusahaan anda?" Tanya Axel.

"Tidak, hanya ada beberapa yang perlu saya tegaskan kembali, dimana perusahaan anda berada dalam kondisi yang bisa dibilang hampir rugi, bukan begitu?"

"Lancang!, siapa yang bilang?, perusahaan kami baik-baik saja dan maju dengan pesat!" Axel tak terima.

"Ayolah tuan Galang, jangan bercanda, atau anda ingin bicara lebih nyaman dengan saya?, hem?" Salah satu perempuan seksi disamping Axel menyahut dengan kedipan mata.

Ambar tersenyum tipis, mulai mengerti arah permainan lawan.

"Maaf, anda siapa berani bicara tanpa diminta?" Tanya Galang dengan dingin.

"Dia sekretaris ku, dia berhak bicara apapun, itu perintah ku" sahut Axel.

"Kalau begitu biar sekretaris ku yang menjawab nya" sahut Galang tak mau kalah.

Galang menatap Ambar sejenak, ada keraguan sebenarnya, karena Ambar lebih suka menundukkan pandangan, takutnya akan dianggap remeh oleh lawan.

Namun senyuman tipis terlihat, tatapan mata yang berubah di dapat, dan Galang sejenak terkejut, tertegun dengan apa yang dilihat.

Ambar berdiri, menampilkan layar untuk memperlihatkan detail data keuangan Louis Star tiga tahun terakhir, semua di rekap dan di Prosentase berdasarkan data yang dikirim oleh perusahaan itu sendiri.

Tentu saja semua terkejut, nampak sekali penurunan produksi, yang tentunya berpengaruh pada keuangan perusahaan.

"Dari data ini, adakah yang salah?" Hanya itu ucapan Ambar.

"Ini, bagaimana bisa terjadi, kami tidak pernah membuat data seperti ini" ucap Axel nampak terkejut.

"Dan saya bantu membuatnya agar mata anda melihat lebih teliti" ucap Ambar dengan berani.

Seketika tak ada yang bersuara lagi, hanya tatapan tajam dari Axel dan sekretaris nya tertuju pada Ambar saat ini.

"Lalu, apa maumu?" Tanya Axel.

Kia tidak menjawab, menoleh ke arah Galang untuk mendapatkan tanda.

"Hem" Galang mengangguk, dan itu cukup untuk Kia meneruskan langkah selanjutnya.

"Tidak ada yang kami mau dari perusahaan yang hampir bangkrut seperti ini" ucap Kia.

"Kurang ajar, kau tau, perusahaan mu dulu pernah kami bantu!" Ucapnya dengan lantang.

"Jika begitu kita lakukan seperti yang kalian lakukan, kami akan membantu" jawab Kia dengan tenang.

Galang terkejut, bagaimana bisa Asistennya memutuskan secepat itu, memangnya uang perusahaan semudah itu untuk dipinjam-pinjamkan, batin Galang mulai panik.

"Maksud mu?" Tanya Axel tak mengerti.

"Dalam bentuk apa dulu kalian membantu perusahaan Ambarawa Company?, yang aku tau bukan bentuk kerjasama dan bagi hasil, tapi hanya support memperkenalkan perusahaan lain yang mungkin mau bekerjasama dengan kami, dengan kata lain, kalian hanya menunjukan nama, dan orang-orang Ambarawa yang bekerja, bukan begitu?"

"Kau_!"

"Jangan menekan sesuatu yang jelas ada diatas mu tuan Axel, itu akan membuat pecah kepalamu" sahut Kia.

"Cukup!, batalkan kerjasama ini, aku tidak butuh Ambarawa Company!" Teriak Axel yang tak bisa menahan emosi.

"Dengan senang hati, bukan begitu pak Galang?" Tanya Ambar dengan senyuman.

Galang sejenak ragu, namun tatapan mata Ambar menyiratkan sesuatu, dan Galang langsung mengangguk pasti.

Galang berdiri, berniat menyudahi pertemuan ini, begitu juga dengan Ambar, kini keduanya melangkah keluar dari ruangan.

"Apa kau gila?!" Ucap Galang setelah berada didalam mobil bersama Kia dan pak Mamat sopirnya.

"Memangnya saya terlihat tidak waras pak?"

"Jangan bercanda, apa yang kamu lakukan, perusahaan mereka kita butuhkan saat ini, kalau mereka bekerjasama, kita akan mendapat jalan untuk menembus pasar eropa"

"Saya tau pak"

"Lalu?, kenapa kamu malah memutuskan kontrak?, masalah mereka dalam keadaan bangkrut atau tidak itu bukan urusan kita dan kamu tahu pasti itu tidak akan berdampak apapun pada perusahaan kita"

"Saya paham pak"

"Lah terus, apa yang sudah kamu lakukan tadi?"

"Hanya menggertak, coba bapak pikir, kita sudah tahu semua data milik mereka dengan keadaan keuangan yang bisa dibilang memprihatinkan, Apa mungkin mereka akan mengambil resiko mencari perusahaan baru untuk bekerja sama, dan tentu saja saya tidak akan membiarkannya, kita tunggu beberapa menit lagi jika Pak Galang tidak percaya, pasti sebentar lagi akan ada telepon yang masuk ke ponsel Anda"

Dan benar saja, baru saja Kia berucap tiba-tiba saja ponsel atasannya berbunyi.

Galang segera menerima panggilan itu, dan tepat seperti yang dikatakan oleh Ambar, akhirnya perusahaan Louis Star Company tetap menginginkan kerjasama dengan pembagian hasil yang membuat Galang bisa tersenyum dengan lega.

"Ya kan pak?"

"Hem, terima kasih, caramu lumayan cerdik juga, kita tidak perlu bersusah payah merubah kontrak kerjasama seperti yang kita inginkan, mereka sendiri yang merubahnya sesuai dengan keinginan kita"

"Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar seperti yang diinginkan" ucap Ambar sambil tersenyum yang hanya dapat dilihat oleh pak mamat, karena Ambar tetap memilih duduk di depan menemani pak sopir daripada Galang pemilik perusahaan yang menggajinya.

"Tapi saya perlu mengingatkan pak, kita harus lebih berhati-hati dalam menjalankan kerjasama dengan perusahaan louis star Company, terutama dengan sekretarisnya, sepertinya dia wanita yang tidak bisa dianggap remeh"

"Apa maksudmu?, wanita murahan seperti itu banyak berseliweran di dunia bisnis, aku sudah biasa melihatnya"

"Ya kalau modelnya mungkin sama Pak, tapi bisa nya bisa berbeda dan bahkan mungkin lebih mematikan"

"Memangnya dia ular?"

"Pak Galang melihatnya dia apa?"

"Ck, tentu saja dia seorang wanita, bukan ular"

"Nah itu tahu, kenapa tadi masih bertanya?, Pak Galang mau ngetes mata saya?"

"Ambar!"

"Maaf Pak, hanya bercanda, saya lihat Pak Galang dari tadi terlalu tegang, saya sama Pak Mamat sampai susah bernafas, iya kan pak?"

"Hah, iya non, eh tidak, eh anu, kok jadi malah saya yang bingung non?"

Ambar tertawa, Galang yang awalnya kesal, tanpa sadar ikut tersenyum tipis, rasanya memang ada yang beda dengan sosok wanita yang sekarang menjadi asisten pribadinya.

Yuk komennya, jangan lupa like, Vote dan tonton iklannya.

Bersambung.

1
linanda eneste
bukannya td lagi berhalangan ya pas di kereta?
Yuni Tri Hastuti
Alina
Yuni Tri Hastuti
Bikin pinisirin
Yuni Tri Hastuti
Semakin deg degan
Yuni Tri Hastuti
Mantap top markotop
Alfonsa Chichi
iiih gemas,,JD tertawa sendiri,ngebayangin mrka,KY beneran,,BKN d dunia halu🤣🤣
Heryta Herman
ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja bukan pada keluarganya...itu yg bisa di pastikan...dimana" sama dan itu nyata..harta tahta dan kuasa yg di inginkan nya..
Heryta Herman
ternyata selama ini kia menyelidiki kematian sahabatnya dgn cara melamar pekerjaan di ambarawa company untuk mencari bukti..semoga usahamu berhasil kia..walaupun nyawa taruhannya...
Heryta Herman
dari awal memang rencana sella untuk memisahkan galang dan kia,dan sllu tdk berhasil..apalagi kia tau semua rencana sella si medusa..
tapi yg di sayangkan,sikap galang yg langsung berubah terhadap kia hanya krna omongan dan hasutan sella..si ibu tiri kejam..
jngn sampai kebodohanmu membuat kia pergi darimu galang...kau tdk peka dan sangat bodoh...
maaf.masih bnyk lagi kata" buruk bisa di lontarkan untuk galang..tapi...sdhlah...
Heryta Herman
waaah..nyonya sella meremehkan kia nih...hati" kamu nyonya medusa...lawanmu kali ini bukan wanita sembarangan...kia wanita luar biasa,multi talenta...tak tergiur harta apalagi cuma harta warisan atau harta hasil merampas sprti caramu nyonya sella medusa...🤣
Heryta Herman
sdh ada sdkt gambaran bahwa ibu tiri galang masuk dlm keluarga saudara kembarnya hanya untuk merebut segalanya...dan bisa jadi...ibu kandung,ayah dan adek galang meninggal krna ada campur tangan ibu tiri galang...
ParyaTi Cnil
manut ae thor
Heryta Herman
ku rasa si ghea itu sahabatnya kia,dan yg membunuhnya juga masih orang" terdekatnya..
jangan" ini perbuatan mommy tiri galang juga remon...
Heryta Herman
situasi yg menegangkan,ikut ikutan tahan nafas,ngeri,deg deg an juga bacanya thor...
Hanny Bund
next bonchap Thor🥰
Hanny Bund
ahhh... baru kali ini bc novel yg kayak naik roller Coster, love sekebon buatmu Thor 💐💐💐💐💐
Lina aja
makin keren makin tegang cerita nya.....deg degan sendiri wei
Riva Novia
/Heart//Heart//Heart/
Lina aja
mungkin aja dia yg membunuh adik galang
Fielov
semangat Thor nulisnya,,,kangen dg karya² mu yg magic 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!