NovelToon NovelToon
Chronos Medica: Legenda Tabib Agung

Chronos Medica: Legenda Tabib Agung

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Dokter Genius / Mengubah sejarah / Dokter Ajaib / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: R. Seftia

Mei Lin, seorang dokter muda dari tahun 2025, sedang dalam perjalanan darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang ketika sebuah kecelakaan tak terduga melemparkannya ke masa lalu. Terhempas ke laut dan terbangun di tengah medan perang, ia menemukan dirinya berada di kamp Pangeran Mahkota Rong Sheng dari Dinasti Xianhua, yang terluka parah dan sekarat.

Dengan insting medisnya, Mei Lin menggunakan alat-alat modern dari ransel besarnya untuk menyelamatkan nyawa sang pangeran, mengira ini hanyalah lokasi syuting drama kolosal. Namun, kesalahpahaman itu sirna saat anak buah Rong Sheng tiba dan justru menangkapnya. Dari situlah, takdir Mei Lin dan Rong Sheng terjalin.

Di tengah intrik istana dan ancaman musuh, Mei Lin harus beradaptasi dengan dunia yang sama sekali asing, sementara pengetahuannya dari masa depan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup dinasti. Bisakah seorang dokter dari masa depan mengubah takdir sebuah kerajaan kuno?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R. Seftia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14: Menghindari Rong Sheng

Untung saja ada Rong Sheng. Jika tidak, Mei Lin mungkin sudah jatuh pada saat itu.

Mei Lin melepaskan tangan Rong Sheng, kemudian dengan suara yang pelan ia berterima kasih kepada Rong Sheng atas bantuan yang telah ia berikan. "Terima kasih sudah membantuku. Aku akan pergi sekarang." Dengan kepala yang menunduk, Mei Lin berjalan melewati Rong Sheng, terlihat jelas jika Mei Lin sedang menghindari Rong Sheng.

"Apa dia baru saja menghindariku?" Rong Sheng menyadari keanehan pada Mei Lin, merasa jika Mei Lin sedang menghindari dirinya. "Dia jelas-jelas menghindariku. Tapi, kenapa dia melakukan itu? Apakah aku telah berbuat salah kepadanya?" Rong Sheng bertanya-tanya tentang apa alasan Mei Lin menghindari dirinya.

***

Di tempat lain, Mei Lin berjalan dengan langkah yang cepat dan kepala tertunduk. Ia berjalan dengan langkah yang sangat cepat sampai akhirnya ia menabrak seseorang lagi, dan kali ini ia menabrak Zhi Ruo!

"Aduh!" Mei Lin memegang kepalanya, dan di sisi lain Zhi Ruo tampak tertawa.

"Apa yang membuatmu terburu-buru seperti itu? Kau baik-baik saja? Kau seperti sedang dikejar hantu saja." Zhi Ruo tertawa.

Mei Lin menghela napas panjang. "Lebih buruk daripada hantu!" Mei Lin duduk di kursi tempat para tabib beristirahat. "Malam tadi aku bermimpi buruk. Mimpi yang benar-benar buruk!"

Zhi Ruo ikut duduk dideket Mei Lin, bersedia mendengarkan cerita Mei Lin tentang mimpi buruknya. "Jadi, mimpi buruk macam apa itu?"

"Itu mimpi terburuk dari yang terburuk. Aku takut jika hal itu menjadi kenyataan. Itu akan sangat menyeramkan." Mei Lin mencengkram erat kedua tangannya.

"Itu tidak akan mungkin terjadi. Mimpi itu hanya bunga tidur. Mimpi hanya mimpi! Mimpi tidak akan mungkin terjadi di dunia nyata. Jadi, lupakan saja tentang mimpi itu." Zhi Ruo berusaha untuk menenangkan Mei Lin. "Apakah kau sudah makan? Mau aku ambilkan makanan? Kebetulan aku juga belum makan. Mau makan bersama?"

Mei Lin menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku juga belum mskan."

"Baiklah. Kalau begitu, tunggu di sini. Aku akan segera kembali. Tidak akan lama." Zhi Ruo bangun, dan kemudian ia mengambil makanan di dapur istana. Sebelumnya, Zhi Ruo sudah memesan dua makanan terlebih dulu. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Mei Lin.

Sudah memesannya lebih dulu, Zhi Ruo tidak harus menunggu lagi. Makanannya sudah siap, dan langsung ia bawa kepada Mei Lin.

"Loh? Tumben cepat." Mei Lin berpikir jika makanannya akan membutuhkan banyak waktu untuk datang, seperti sebelumnya. Tapi, kali ini jauh lebih cepat.

Zhi Ruo tersenyum tipis. "Sebenarnya aku sudah memesan makanan ini sejak tadi. Jadi tidak perlu waktu lama lagi. Aku tinggal ambil, karena makanannya sudah siap. Ayo kita makan."

Mei Lin mengambil sumpit yang ada, kemudian mencoba makanan itu. Terasa sangat enak. "Wah. Ini jauh lebih enak dibandingkan perkiraanku. Kukira rasanya akan tidak enak karena di sini belum banyak bumbu-bumbu penyedap rasa. Tapi, rasa ini... benar-benar terasa alami dan sehat. Rasanya enak." Mei Lin terlihat sangat menikmati sarapan paginya.

"Syukurlah jika kau bisa menikmati makanan di sini." Zhi Ruo tersenyum melihat betapa lahapnya Mei Lin memakan makanannya.

Di tengah-tengah kenikmatan menyantap sarapan pagi, tiba-tiba Zhi Ruo bangun dan kemudian memberi hormat kepada seseorang. Dan ternyata, orang itu Rong Sheng!

"Pangeran...." Zhi Ruo memberi hormat. Sedangkan, Mei Lin? Dia tiba-tiba membeku, dan tanpa aba-aba, Mei Lin membawa nampan makanannya dan kemudian langsung berlari, menghindar dari Rong Sheng. Dia bergerak dengan kecepatan luar biasa.

Rong Sheng dan Zhi Ruo saling menatap, dari tatapan mata mereka, banyak pertanyaan yang tak terjawab.

"Ini perasaanku saja, atau memang benar dia sedang berusaha menghindar dariku?" Rong Sheng bertanya-tanya. "Bagaimana menurutmu?" tanya Rong Sheng kepada Zhi Ruo.

Zhi Ruo memiringkan kepalanya, berusaha berpikir sesaat sebelum akhirnya menjawab. "Jika dilihat-lihat, sepertinya memang begitu. Sepertinya dia memang sedang menghindar."

"Tapi... kenapa?!" Rong Sheng terlihat bingung. Bingung memikirkan kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai Mei Lin menghindar dari dirinya.

***

Mei Lin, masuk jauh ke dalam ruang tabib. Ia melewati banyak tabib istana yang sedang bekerja dengan nampan berisi makanan di tangannya. Setelah merasa jika dirinya sudah cukup jauh berlari dari Rong Sheng, Mei Lin kemudian duduk, mengatur kembali napasnya.

"Benar-benar menyusahkan harus menghindar dari Pangeran Rong Sheng." Mei Lin menyapu keringat di wajahnya. "Ini benar-benar melelahkan. Dan harus sampai berapa lama aku menghindar seperti ini? Aku tidak mungkin terus menghindar. Terlebih lagi kami tinggal di tempat yang sama, dan yang terpenting, aku butuh bantuannya untuk menemukan jalan pulang."

Mei Lin yang sudah menyadari jika menghindar dari Rong Sheng bukanlah hal yang baik, langsung bergerak kembali ke tempat di mana Rong Sheng dan Zhi Ruo masih kebingungan dengan sikap Mei Lin.

"Kau kembali lagi...." Rong Sheng menatap Mei Lin dengan tatapan seribu pertanyaan.

Mei Lin meletakkan nampan makanannya ke atas meja, kemudian berusaha untuk menghadapi Rong Sheng, walaupun sebenarnya ia masih takut, terlebih lagi ketika melihat pedang yang dibawanya.

"Maafkan aku," lirih Mei Lin. "Terkadang, aku memang bisa seperti itu. Bukan hal yang aneh. Jadi, kalian bisa lupakan saja tentang itu. Dan, pangeran... aku rasa kita perlu bicara." Mei Lin berbicara, tetapi ia tak berani menatap langsung kepada Rong Sheng.

***

Dengan mata yang tertuju ke bawah, Mei Lin merasa sangat canggung di hadapan Rong Sheng. Tetapi, saat itu ia tak punya pilihan lain selain menghadapi Rong Sheng.

"Kenapa kau terus melihat ke bawah? Apa ada emas di sana?" tanya Rong Sheng.

Mei Lin menggeleng. "Tidak, tidak. Aku hanya lelah melihat ke atas. Sesekali aku memang harus terus melihat ke bawah." Mei Lin memberikan jawaban yang benar-benar absurd.

"Apa kau menghindariku karena kejadian di hutan kemarin? Kau takut kepadaku?" tanya Rong Sheng.

"Tidak, tidak. Bukan begitu. Aku mengerti kau melakukan itu untuk menyelamatkan nyawa kita berdua. Tapi, sungguh, hal ini tidak ada hubungannya dengan itu. Aku hanya... hanya... ya, aku hanya bermimpi buruk tadi malam," ungkap Mei Lin.

"Mimpi buruk? Mimpi buruk seperti apa?" Rong Sheng tampak penasaran.

Mei Lin menatap Rong Sheng, kemudian menatap pedang Rong Sheng. "Mimpi yang benar-benar buruk. Mimpi yang tidak boleh menjadi kenyataan. Itu benar-benar terburuk dari yang terburuk."

"Benarkah?"

"Iya."

"Kalau begitu, lupakan saja mimpi itu. Lagipula, mimpi tidak akan mungkin menjadi kenyataan. Mimpi hanya mimpi. Jangan terlalu dipikirkan," ujar Rong Sheng.

Mei Lin mengangguk. "Aku harap juga seperti itu. Aku benar-benar harap mimpi itu tidak menjadi nyata. Jika hal itu menjadi nyata... itu benar-benar akan sangat menyeramkan!"

***

Bersambung.

1
nur janah567
suka kali bisa di cintai dengan cara ugal ugalan kaya dracin yg seorang perawat d cintai sama mafia
nur janah567
c iblis rui xi pasti ngamuk
nur janah567
semangat up thor aku tunggu
nur janah567
ini unik ceritanya gk sama sama yg lain kaya real orang masuk jaman kuno yng ngerasa aneh dan takut karna tk sama , sama jaman dia di jaman asalnya .
aku jadi ngebayangin klw aku kayak gitu pasti sama takut nya ataw bahkan lebih dari itu
Marini Dewi
lanjut thor
Lim Kelly
karakter cewenya gak bs adaptasi ma jaman kuno,nangis terus
anggita
lumayan menarik, moga novelmu lancar thor👌.
R. Seftia: Terima kasih sudah mampir 💕
total 1 replies
anggita
like👍 iklan☝, Mei Lin👏.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!