NovelToon NovelToon
Takdir Cinta CEO Dingin

Takdir Cinta CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Joelisha

Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

  Azzam sedang dalam perjalanan pulang,tapi sejak tadi ada mobil yang terus mengikutinya,Azzam cukup peka ia tahu mobil itu mengikutinya sejak ia keluar dari mall tadi. Sebuah mobil berwarna silver.

Azzam penasaran. Masih dengan memperhatikan jalan, namun sesekali melirik spionnya. Mobil itu bahkan selalu mengikutinya.Ia melajukan kendaraannya, begitu juga mobil itu. Dan saat ia menjalankan mobilnya dengan santai, mobil itu pun melakukan hal yang sama.

 Pria tampan itu menghela nafas dalam-dalam." Gue akan mengeceknya."

Azzam membelokkan mobilnya ke arah kiri. Tempat sepi yang ada hanya perkebunan kosong. Disana tidak ada perumahan,jika mobil itu masih di belakangnya fix Azzam di buntuti.

" Sialan! " geram Azzam karena mobil itu masih membuntutinya. Azzam melajukan kendaraannya dengan menaikan kecepatan.

Hingga sebuah ledakan pistol terdengar nyaring. Ban mobil Azzam pecah.

  "Shit!"

Azzam menginjak rem,namun juga masih menginjak gas. Dalam keadaan genting itu Azzam sempat menelpon Daniel. Untuk meminta bantuan, belum sempat ia menjawab pertanyaan Daniel ledakan kembali terdengar.

   Dor!

Kaca jendela Azzam pecah berhamburan. Pecahannya sampai mengenai leher dan sebagian pipi Azzam. Pria itu kehilangan keseimbangan matanya terpejam dan membanting stir tanpa disengaja.

   "AAA!"

" Hallo, Tuan!. Tuan, hallo?!" teriak Daniel dari dalam telepon.

 Letta baru saja selesai mandi, ia baru mendaratkan bokongnya di kasur ponselnya berdering memecah kesunyian di kamar itu. Keningnya mengkerut saat melihat deretan nomer di layar, menandakan jika ia tidak menyimpan nomer itu.

  "Siapa ya?" Gumamnya penasaran lebih ke gabut, Letta mengangkatnya."Hallo, siapa nih?"

   "Hallo, ini Daniel Nyonya."

   Letta mengerutkan keningnya" Ada apa Daniel? Kenapa telpon malan-malam?!"

   "Maaf, apa Tuan bersama anda? Soalnya tadi... beliau menghubungi saya, tapi panggilan terputus. Saya mendengar suara ledakan, lokasi yang saya periksa tak jauh dari rumah Nyonya"

 Jantung Letta berdetak lebih cepat, ia memegangi dadanya matanya melotot."Azzam?" Seketika kesadarannya kembali ia menggeleng lemah." Azzam tidak bersama saya,dia tadi sudah pamit pulang."

    "Ya sudah, kalau begitu saya mau mencarinya dulu Nyonya."

   "Tunggu.. sherlock lokasi terakhir Azzam saya juga akan kesana mencarinya."

    "Baik, Nyonya!"

Setelah mendapat kiriman lokasi Azzam Letta langsung bergegas keluar kamar, bahkan dia tidak memperdulikan ibunya yang memanggilnya.

Saat tiba di depan pintu ia melihat abangnya yang baru saja pulang." Mau kemana kamu Letta? Ini sudah malam."

   "Bang, tolongin Letta bang. Azzam bang."

Ucap Letta ambigu.

   "Azzam?!"

   "Udah nggak ada waktu, ayo!" Letta menarik tangan abangnya menuju mobil,melihat kepanikan sang adik Gio tidak banyak bertanya ia langsung mengemudikan mobilnya sesuai perintah adiknya.

*

*

*

   "Nah, itu mobilnya Azzam,bang. Lihat!" tunjuk Letta heboh.

Bersamaan dengan itu mobil Daniel pun tiba di lokasi. Mata Daniel mendelik terlebih pada dua orang pria memakai masker di sekitar mobil Azzam.

  Gio menghentikan mobilnya."Kamu diam disini, jangan kemana-mana. Ini sangat berbahaya."

Daniel sudah turun lebih dulu, dia mengejar dua orang bermasker itu perkelahian pun tak terhindarkan, Gio yang melihat Daniel melawan dua orang sekaligus langsung bergerak membantu.

Jantung Letta berdetak lebih cepat, rasa takut menjalar sampai ke kepala sampai menimbulkan rasa pening yang luar biasa.

Ia mengangguk mencoba memberikan sugesty jika tak terjadi apa-apa pada Azzam.

Salah satu orang bermasker itu menodongkan pistol pada Gio, membuat pria itu tak bisa berkutik karena ia tak membawa senjata apapun, hingga salah satu dari mereka berhasil kabur dengan menaiki mobil,tapi Gio sempat melihat plat nomernya dan langsung menghafalnya.

Sedangkan yang satu lagi berhasil melarikan diri menuju perkebunan. Melihat Daniel mengejarnya Gio pun ikut menyusul.

  Letta sendiri?

Gadis itu turun dari mobil,ia memberanikan diri mendekati mobil Azzam yang terlihat ringsek. Di bagian depan Asap mengepul dan mobil itu hampir terbalik.

   "Azzam..." Letta berlari menuju pintu. Tak ada sosok Azzam disana, ia meremas dadanya matanya sudah memerah, rasa takut kembali datang."AZZAM!" teriaknya.

 Letta berusaha menuruni tebing, tak begitu dalam. Namun cukup licin. Letta benar-benar takut kehilangan Azzam.

   "Azzam! Azzam! " teriaknya dengan keras.

Terdengar suara ledakan dari mobil Azzam, Letta tak menghiraukannya. Ia hanya ingin mencari Azzam. Air mata Letta luruh, nafasnya tersengal saat menelusuri perkebunan yang gelap dengan rerumputan yang terlihat cukup tinggi.

   "Azzam!" teriak Letta dengan terisak, matanya mengedar ke segala penjuru. Tangisnya pecah ia menyesal karena tadi tidak menahan Azzam saat ingin pulang.

Letta sampai berlutut putus asa. Tangannya mencengkram rumput ditanah, Letta tidak tahu kenapa dengan dirinya mungkinkah dia sudah mulai menyukai lelaki itu,dia sangat takut kehilangan Azzam rasanya sangat sulit di jelaskan.

   "Azzam... kamu dimana?"lirihnya dengan airmata yang semakin deras.

Tangis Letta mereda saat merasa bahunya ada yang menyentuh. Tubuh gadis itu menegang,tak menunggu lama gadis cantik itu menoleh ke belakang. Matanya membelalak saat melihat sosok yang ia cari.

    Kening Azzam berdarah,dengan leher yang banyak terkena pecahan kaca. Tak hanya itu lengannya juga berdarah. Meski begitu terdapat kelegaan di dalam hati Letta. Gadis itu sontak bangun,reflek langsung memeluk Azzam.

  "Azzam!" Letta menangis di pelukan Azzam,tubuh mungil nya bergetar.

Begitu juga Azzam, ia tak menyangka respon Letta akan seheboh ini. Ia membalas pelukan Letta. Senang, terharu, malu berbaur menjadi satu. Jantungnya berdegub dengan kencang. Selama ini dia tak pernah sedekat ini dengan wanita.

   " Le-letta."

Letta melerai pelukannya. Gadis itu tersadar dengan perbuatannya. Bersamaan dengan hadirnya Daniel dan Gio yang terengah-engah mendekat.

   "Tuan, bajingan itu berhasil meloloskan diri," ucap Daniel dengan mengatur nafas.

Azzam mengangguk,mencoba untuk tidak membahas hal ini terlebih dahulu. Mengingat sudah tengah malam. Apalagi ada Gio abangnya Letta ia merasa tidak enak karena sudah merepotkan.

  "Lebih baik kita pulang dulu."

  "Tunggu."sergah Letta. Ia menyeka air matanya memperhatikan leher Azzam yang begitu banyak serpihan kaca."Aa-ada kotak obat? Atau kerumah sakit saja?"

   Azzam menggeleng."Tidak ada waktu, Letta. Ini sudah tengah malam sebaiknya kamu pulang."

     "Kotak obat ada di mobil, Nyonya." sahut Daniel

   "Daniel.."panggil Letta.

   "Ya Nyonya."

   "Antar kami ke apartemenku." Putus Letta

   "Baik, Nyonya."

Letta menatap abangnya,sebelum berkata." Bang, tolong rahasiakan ini dari mama. Bilang saja aku pulang ke apartemen." Pinta Letta.

   "Oke, kamu hati-hati."Gio menepuk pelan pundak Azzam." Gue titip adek gue,ya."

  Azzam mengangguk,Gio pun pergi meninggalkan Letta bersama Azzam.

   "Kita obati luka mu dulu." Letta menarik tangan Azzam menyeretnya menuju mobil.

  Azzam menahan senyum. Matanya masih menatap tangannya yang di tarik oleh calon istrinya itu. Letta lebih dulu masuk kemudian di susul oleh Azzam dan Daniel.

    "Tuan, anda yakin tidak apa-apa?" tanya Daniel saat pria itu menoleh ke belakang.

   "Tidak apa-apa, jalan saja."

Daniel mengangguk, lalu menjalankan mobilnya yang sedari tadi masih menyala. Letta meraih kotak obat yang Daniel berikan. "Bisa mampir ke mini market sebentar beli minum. Sepertinya Azzam butuh minum."

  Daniel membuka dasbord,stok air mineral di mobil sudah habis, pria itu menganggukan kepala.

Letta mengambil satu persatu pecahan kaca yang menempel pada kulit Azzam,lalu meletakkannya di atas tisu,ia akan membuangnya nanti jika sudah terkumpul semua. Letta mulai membubuhkan antiseptik ke kapas.

    "Akh," desah Azzam merasakan perih saat Letta menempelkan antiseptik ke bagian lehernya yang terluka.

  "Tahan," kata Letta yang kemudian mendekatkan wajahnya. Gadis itu meniup leher Azzam dengan perlahan. Azzam bisa melihat wajah cantik Letta dari dekat. Yang sedang fokus mengobati lukanya, bahkan sedikit meniupinya. Jantungnya berdegup dengan kencang dengan tubuh yang menegang.

   "siapa orang-orang tadi? Apa kamu punya musuh?"

Daniel melirik keduanya dari arah spion tengah, ua juga penasaran siapa yang mencoba mencelakai Tuan nya.

   "Aku tidak tahu. Yang pasti aku banyak pesaing bisnis. Tidak ingin su'uzon, karena aku juga tidak tahu apa sebenarnya motif mereka."

Letta ikut meringis melihat luka-luka Azzam.

  " Kirim Bodyguard kerumah Letta. Suruh mereka berjaga disana, aku takut mereka nekat untuk mencelakai Letta dan keluarganya. " Azzam merasa khawatir jika keselamatan Letta dan keluarganya terancam.

   "Enggak usah nant___"

   "Letta. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Kamu bisa lihat sendiri gimana aku sekarang,kan?"

  Letta hanya bisa menurut, tidak mendebat lagi melihat permasalahannya seperti ini.

*

*

*

Azzam dan Letta sudah tiba di unit apartemen milik Letta,sedangkan Daniel ia langsung pergi setelah mengantar mereka. Letta tidak mengizinkan Azzam pulang ke manssion dia takut Oma akan shock melihat Azzam pulang dalam keadaan seperti itu. Apalagi katanya Oma punya riwayat penyakit jantung.

  "Kamu bisa tidur di kamar itu" Letta menunjuk satu kamar yang berada di sebelah kamarnya" Itu biasa di tempati sama bang Gio kalau dia menginap di sini. Di dalam lemarinya ada pakaian bersih, masih baru belum di pakai sama bang Gio, kamu bisa pakai itu. Kalau butuh sesuatu panggil aku saja."

Ucap Letta kemudian langsung melipir ke kamarnya, dia benar-benar malu saat ini,apalagi mengingat dia begitu dekat tadi dengan Azzam saat di mobil. Azzam terkekeh geli melihat tingkah Letta yang menurunya sangat menggemaskan.

1
LISA
Bahagia selalu y Letta & Azzam
Reni Anjarwani
doubel up thor
LISA
Happy wedding untuk Azzam & Letta..happy selalu ya..rukun & langgeng 😊🙏
LISA
Bagus nih Letta udh mulai menyukai Azzam..moga semuanya aman y sampe hari pernikahan kalian.
LISA
Rukun selalu y Letta & Azzam
LISA
Leo bakal nyusul Azzam jg nih 😊
LISA
Bagus ceritanya Kak..salut sama Letta yg meskipun putri pengusaha kaya tp mau bekerja di perush laen..rukun selalu deh sama Azzam sampe hari H nya 😊
LISA
Ceritanya bagus bgt..sipp klo Letta yg jdi sekretarisnya Azzam..
LISA
😊😊 good job Letta..tunjukkan ke Hana bahwa kmu mendptkan yg lebih baik drpd Bima..pdhl sebnrnya Gio itu kakaknya Letta..😊
LISA
Azzam akan dijodohkan sama Letta nih asyikk kan Azzam emg udh tertarik sama Letta 😊
LISA
Dunia sempit nih ternyt Bella yg dulu kekasihnya Razzan adl sahabatnya Letta
LISA
Aq mampir Kak
Otra Mas Aqui
cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!
🔥ana_omi🦊🍃
Jalan cerita hebat.
Arabelle Arinne
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!