NovelToon NovelToon
Pergi Untuk Kembali

Pergi Untuk Kembali

Status: tamat
Genre:Romansa / Kontras Takdir / Healing / Tamat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

To heal & to grow

Remember,
when you forgive, you heal.
And when you let go,
you grow.
-unknown

Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori, ucap Alena dalam hati.
Aku Alena, ini kisah percintaanku, dimana aku seorang pengecut yang merasa rendah diri, setiap ujian datang menghampiriku maka aku akan memilih untuk pergi, merasa menghindari masalah adalah jawaban yang tepat. Lagipula menjalani cinta dan jatuh cinta adalah 2 hal yang berbeda. Kamu bisa jatuh cinta tanpa perlu memikirkan latar belakang dan konsekuensi yang datang bersamanya. Sedangkan menjalani cinta berarti perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan dan keputusan disetiap ujiannya.

"Al, aku berjanji untuk selamanya bersamamu menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di masa depan, yakinlah, kamu akan selalu menjadi pilihan pertamaku".

Full of love,
Author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dejavu Pertama

Nit... nit... suara pintu apartemen terbuka. Ia memelukku dan mengecup bibirku.

"Kamu masak Al?".

"Ya, aku coba, entah dengan rasanya".

"Aku selalu menyukai masakanmu Al".

Ia berjalan ke arah sofa, meletakkan tasnya di samping sofa lalu berjalan ke meja makan.

"Aku mau makan Al".

Aku mengambilkan piring untuknya, lalu kami makan bersama.

"Bagaimana Jas?".

"Aku kangen masakanmu Al".

Ia menghabiskan makanan di piringnya dengan lahap, aku tersenyum karena masakanku cocok dengan selera Jason.

Setelah selesai makan ia membereskan piringnya dan piringku, lalu hendak mencucinya.

"Kamu mandi aja Jas, biar aku yang beresin", ucapku sambil mengambil alih piring dari tangan Jason.

"Baiklah".

Namun yang terjadi, ia memelukku dari belakang saat aku sedang mencuci piring.

"Kagok Jas, sana mandi", namun Jason tetap memelukku dan tidak menjawabku.

Selesai mencuci piring aku berbalik menghadapnya. Begitu aku berbalik, Jason langsung melumat bibirku. Awalnya aku hanya menerima ciumannya, kemudian aku membuka mulutku dan membalasnya. Merasakan bibir kami yang menyatu sempurna, merasakan lidah kami yang bertautan, untuk sesaat yang terdengar hanyalah suara decakan ciuman kami memenuhi ruangan ini. Setelah berciuman, ia tetap memelukku, keningnya tetap menempel dengan keningku, aku bisa merasakan hembusan nafasnya di wajahku.

"Aku mandi dulu Al", kemudian ia berlalu masuk kamar.

Aku menyentuh bibirku lagi, kali ini aku tersenyum lebar, aku tau aku telah jatuh cinta lagi dengan Jason.

POV Jason.

Aku mengguyur tubuhku dibawah shower, terbayang ciuman kami saat di dapur tadi. Aku sungguh sangat merindukan sentuhannya, terbayang betapa aktifnya kami bermesraan dulu, sebelum pertengkaran itu terjadi dan ia menjauh dariku. Aku berusaha menjelaskan kesalahpahaman itu, namun ia menolak dan menghindariku, sampai kecelakaan itu terjadi.

POV Alena.

Aku menonton drama di Netflix, lalu terdengar suara Jason membuka pintu kamar mandi.

"Nonton apa Al?".

"Drama Korea", jawabku tanpa melihat kearahnya.

Setelah ciuman tadi, aku belum sanggup menatap matanya lagi, apalagi saat ini ia baru selesai mandi, bisa kubayangkan betapa menariknya dia dengan rambutnya yang sedikit basah dan aroma sabun yang bercampur dengan aroma maskulin tubuhnya. Meski saat ini mataku menatap layar TV, tapi sebenarnya pikiranku hanyalah tentang Jason.

Jason bergerak mendekati tempat tidur, dan aku menebak saat ini ia memainkan ponselnya.

Berbagai susunan kata terlintas dikepalaku, aneh rasanya jika aku menghindari tatapannya terus. Apa mau menonton bersama Jas? Lagi lihat apa Jas? Bagaimana kantor hari ini? Ada cerita apa hari ini? Sepertinya pertanyaan itu terlalu klise, terlihat jelas kalau aku berbasa basi.

"Al aku harus ke Jakarta akhir pekan ini, apa kamu mau ikut?".

"Ya tentu saja Jas. Ada apa memangnya?".

"Kondisi papa agak drop, jadi aku harus membantu mengurus beberapa hal, kebetulan sedang ada proyek besar di perusahaan papa yang memiliki klien yang sama denganku".

Ya ampun bagaimana bisa aku tidak terpikir untuk menengok keluarga Jason, setelah aku keluar rumah sakit. Tunggu dulu, apa mereka pernah datang menengokku saat aku di rumah sakit?.

"Maaf aku tidak terpikir untuk menengok papamu setelah keluar rumah sakit Jas".

"Tidak apa-apa Al, aku saja jarang ke Jakarta kok, hubungan kami masih sama seperti dulu, kami hanya saling berkomunikasi jika ada hal yang penting saja".

"Apa keluargamu mengetahui tentang kecelakaanku?".

"Ya, sebenarnya mereka sempat datang 2x saat kamu tidak sadar, namun setelah itu belum berkesempatan datang lagi setelah kamu siuman. Apa mama tidak menceritakan ini?".

"Mama pasti lupa Jas".

"Ah ya", ia kembali menatap layar ponselnya, mengetik sesuatu.

"Al, sepertinya aku harus menginap di Jakarta sampai hari Jumat. Sekalian sedang di Jakarta, setelah urusan dengan kantor papa selesai aku mau menemui beberapa klien besar MBS, Al".

"Ya baiklah, ga masalah Jas, toh aku juga cuma pengangguran saat ini".

"Bukankah lebih baik pak supir mengantarmu pulang kembali ke sini hari Senin Al? Kamu tau kan aku bisa pulang tengah malam jika sedang bersama klien. Mana bisa aku membuatmu menungguku sendirian setiap hari".

"Sungguh...? apa lebih baik aku pulang saja Jas?".

"Atau jika kamu mau berbelanja dan jalan-jalan dulu di Jakarta maka kamu bisa pulang hari Selasa atau Rabu, tapi aku tidak mau kamu sendirian, selama aku tinggal kerja seminggu, bagaimana dengan mama?".

"Apa tidak apa-apa aku pulang hari Senin?".

"Ya Al, aku bisa lebih tenang saat bekerja jika tau kamu berada di tempat yang nyaman untukmu Al".

"Jas, bagiku... weekend nanti adalah pertemuan pertamaku dengan keluargamu, apa mereka benar-benar menerimaku Jas? Aku bukanlah siapa-siapa, dibandingkan dengan mantanmu...".

"Sstt...", Jason meletakkan jari telunjuknya di bibirku seakan melarangku untuk berbicara seperti itu.

"Mereka tau, kamu adalah cinta dalam hidupku, lagipula mereka merasa bersalah dengan... ah sudahlah itu cerita panjang di lain waktu, aku tidak ingin membahasnya saat ini".

Aku menatapnya dengan wajah bingung.

"Ada yang lebih penting saat ini Al".

"Apa Jas?".

"Ini...", ia mencium bibirku, lebih tepatnya ia melumat bibirku perlahan.

Ciuman hangat yang membuaiku, secara refleks aku menyambutnya, merasakan bagaimana ia berekplorasi dengan lidahnya. Semakin lama ciuman itu semakin menuntut, kini tangannya juga mulai bereksplorasi meraba bagian dadaku. Beberapa saat kemudian, ia memberanikan diri memasukkan tangannya ke dalam baju tidurku, bisa kurasakan jantungku berdebar saat tangannya menyentuh kulitku.

"Al... bolehkah?", aku mengerti pertanyaannya dan mengangguk perlahan.

Ia mengangkat bajuku, melepaskannya dan meletakannya di meja samping. Ia mencium leherku, lalu turun ke bagian dadaku.

Tiba-tiba terasa seperti dejavu, aku mengingat aku pernah melakukan ini dengan Jason sebelumnya, namun diruangan yang berbeda, gambaran itu sangat nyata di pikiranku, dengan posisi yang kurang lebih sama. Aku agak kaget, lalu bergerak merubah posisiku secara tiba-tiba.

"Ada apa Al? Apa kamu mau aku menghentikan ini?".

"Mmm... kurasa aku mengingat sesuatu Jas. Aku ingat kita melakukan hal sama dengan posisi yang sama namun diruangan yang berbeda, entah kita berada dimana, saat itu suasananya lebih gelap dibanding sekarang".

"Hmm... apa dalam ingatanmu, kamu menikmatinya Al?".

"Ya sepertinya begitu".

"Bagaimana dengan sekarang?".

Blush... aku bisa merasakan pipiku memerah karena perkataan Jason. Ia menyentuh pipiku dan membelainya, lalu ia mencium bibirku lagi. Aku bisa merasakan bahwa tubuhku menginginkan sentuhannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!