Petaka Cinta Mertua

"Enak sekali sekarang Julia, mentang mentang tinggal di rumah yang tidak ada aku. dia jadi seenak nya saja pergi!" Warti tetap saja merutuk di dalam mobil.

"Kan kata nya cek ke dokter, biar lah maka nya dia di sini." Maura membuka suara sambil menahan bau kaki mertua nya yang amis itu.

"Itu rumah anak ku, tidak ada hak sama sekali dia di sana!" sentak Warti.

"Tidak bisa ini, rumah itu harus secepat nya pindah atas nama ku lah. Mas Amir tidak boleh lemah, pokok nya dia harus melawan Ibu nya!" batin Maura yang sudah cemas soal rumah dia juga saat ini.

Lagi pula aneh juga si Warti, walau pun Julia tidak mencari uang dan rumah tersebut di bangun oleh kerja keras anak dia, namun Julia kan istri nya Alan sehingga pasti ada hak juga lah di sana. ini semua anak harus tunduk pada dia, menantu tidak ada hak apa apa atas rumah mereka.

Di antara semua menantu yang paling dia sukai adalah Selia, setiap bulan Selia memberikan uang lima juta untuk Warti, sedangkan yang lain cuma dua juta saja. sedangkan Julia sama sekali tidak, cukup Alan yang memberi karena Julia merasa tidak kerja sehingga tidak punya uang sendiri yang mau di berikan.

Maura walau cuma diam di rumah tapi dia sudah punya usaha juga, warisan kebun sawit setiap bulan akan masuk uang nya sekitar tiga puluhan juta. belum lagi pemberian dari Amir, oleh sebab itu dia bisa beli mobil sendiri tanpa ada sedikit pun uang dari Amir karena Maura ingin beli murni pakai uang nya.

"Cepat lah pulang kerumah, kau kenapa bawa mobil pelan sekali." Warti juga memarahi Maura.

"Jalan nya jelek, Bu." jawab Maura yang sebenar nya mau muntah.

"Lebih baik memang aku pergi saja dengan Selia, malas sekali kalau bukan sama dia!" rutuk Warti.

"Dih si anjing, aku juga enggak minat pergi sama dia!" kesal Maura dalam hati nya.

Tapi cuma bisa di tahan saja karena kalau di jawab maka akan jadi masalah besar, cap sebagai menantu durhaka akan muncul di kening nya. namun sayang, karena buru buru malah dia tak sengaja menyenggol mobil warna hitam juga hingga baret dan menimbulkan suara yang berderit.

"Aaaah mobil ku!" pekik Maura karena yakin ini baret.

"Kau ini bagai mana sih, mau membuat ku mati ya?!" bentak Warti.

"Anu, maaf aku tidak sengaja! lebih baik aku kabur lah, itu mobil mahal sehingga biaya nya akan menghabiskan uang ku." panik Maura segera tancap gas.

"Bangsat, siapa yang menyerempet mobil ku?!" teriak wanita yang baru keluar dari toko kue itu.

"Itu mobil warna hitam juga, dia langsung kabur tadi, Mbak Pur!" ujar warga yang melihat.

"Sialan, awas kau ya! mau lari kemana kau, tak akan ku biarkan dia melarikan diri." Purnama segera masuk kedalam mobil dan mengejar mobil tadi.

Maura sendiri sangat panik bukan main karena dia tidak mau kena amuk pemilik mobil, mau ganti rugi pun sayang karena sudah pasti akan habis jutaan. itu mobil mewah, bahkan lebih mahal dari pada mobil Maura saat ini sehingga nyali nya pun langsung ciut tidak karuan.

Braaaaak.

"Aaaah, gila ya orang itu malah main tabrak saja?!" Warti berteriak marah dan kaget.

"Itu mobil yang tadi, dia mengejar kita ternyata!" pekik Maura ketakutan.

"Kau tidak usah takut, sekarang kan sudah di tabrak balik sama dia. malah kau bisa minta ganti rugi!" Warti berkata dengan licik nya.

Maura menelan ludah dengan susah payah dan segera turun untuk melihat siapa kah orang yang bermental baja ini, dia tak segan menabrak mobil nya Maura hingga bagian belakang ringsek parah. tapi yang aneh itu, mobil orang penabrak bagian depan sama sekali tidak ada yang penyok, tidak mungkin bisa baik baik saja sedangkan punya Maura se rusak ini.

"Kenapa kau turun? tadi mau melihat juga kan kalau mobil ku ini menyerempet mobil ku!" Purnama langsung turun.

"Purnama!" Warti kaget sekali melihat siapa orang tersebut.

"Oh kau ternyata! pantas saja kau kabur tanpa pertanggung jawaban, sialan sekali kau memang!" Purnama menggeram karena bertemu lagi dengan orang nyinyir ini.

"Aku hanya serempet sedikit saja, lalu bagai mana dengan mu yang membuat mobil ku ringsek begini!" teriak Maura jadi kesal karena ini mobil kesayangan nya.

"Apa kau ada bukti bahwa aku yang menabrak mobil mu?" seringai Purnama membuat Maura geram sekali.

"Aku punya camera di mobil, kau tunggu saja!" Maura bergegas untuk mengejek nya karena bisa di jadikan bukti.

Purnama hanya tersenyum penuh arti karena dia memang sama sekali tidak menabrak, maka nya dia santai saja. yang paling penting lagi, Purnama bukan lah orang biasa di kampung ini. dia terkenal mau di kampung nya atau pun kampung tetangga, sering kali menolong orang yang punya urusan dengan setan.

"Mau di periksa sampai berapa kali pun tidak akan kau dapat apa apa!" arwah Kakak Purnama tertawa lepas karena dia lah yang membuat mobil Maura ringsek.

"Tidak usah kau menatap ku begitu, saat ini juga kau ganti rugi mobil ku!" sengit Purnama pada Warti.

"Tapi kan kau juga menabrak mobil menantu ku, malah yang ini lebih parah." elak Warti pula.

Mau yang sedang mengejek camera dashcam pun jadi kaget, karena sama sekali tidak ada apa apa di sana, tidak nampak mobil Purnama menabrak bagian belakang mobil dia. lalu bagai mana bisa rusak separah ini, tentu nya malah ketakutan sekarang.

"Kau ganti rugi mobil ku sekarang atau ku aku akan membawa mu ketempat yang dulu!" ancam Purnama.

"Bagai mana ini, Bu?" Maura yang baru datang lagi jadi panik.

"Apa nya yang bagai mana, masa tidak ada di dalam camera!" sengit Warti.

"Tidak ada apa pun, aku tidak mau ganti rugi. Ibu yang harus ganti rugi, karena aku kan mengantar kan Ibu!" seru Maura pula.

"Hei cepat lah, ganti rugi atau ku banting kau satu persatu!" ancam Purnama.

"Hei jalang, jaga mulut mu itu sebelum kau tampar!" bentak Maura kesal sendiri.

"Eh menyala itu, Pur!" Maharani pun semangat jadi nya.

Purnama berjalan mendekati Maura dan tamparan nya sama sekali tidak terlihat, detik itu juga Maura terkapar pingsan dengan sudut bibir berdarah karena di tampar oleh Ratu ular. Warti diam tidak berani berkata apa apa, sebab dia sudah tau bagai mana ganas nya Purnama.

Bab ke empat ya besty, jangan lupa like dan komen nya sayang ku.